Lily Of The Valley; thirteen

249 33 12
                                    

Current time: Cosmos Valley, 1932

"Oh Lord..."Ten bungkam rasanya. Kaget, marah, semuanya bercampur aduk. Memorinya kembali bermain— pantas.. Pantas saja kelakuan Taeyong berbeda sekali setelah pulang ke Marigold untuk menjemputnya.

Taeyong dengan potongan rambut yang lebih pendek, Taeyong yang tiba-tiba mempunyai bekas luka di mata kanannya, Taeyong yang lebih memilih memakai kaos berlengan panjang dan celana yang panjang, Taeyong yang menjadi pendiam, Taeyong yang tidak lagi ingin dipanggil Trinity, Taeyong yang lebih mengandalkan sosok pria pujaan hatinya....

Semuanya menjadi masuk akal.

"Jadi... His Lord Joaquinn yang telah menyelamatkanmu selama ini?"Ten berujar pelan. Rasa bersalah mulai menyelusup masuk ke dalam dirinya. Ah.. Dia telah bersikap kurang ajar pada sosok itu.

Selama ini, Ten berpikir bahwa Johnny menyukai sang sahabat. Maka, Ten tidak berpikir panjang dan memutuskan kontaknya bersama pria itu. Ten tidak tahu bahwa hubungan Taeyong dan Johnny sangat rumit.

"Jika tidak ada Johnny yang menyelamatkanku dan anakku, aku tidak mungkin bisa bernafas seperti ini.."Taeyong berbisik lirih. Matanya terpejam erat, membiarkan Ten merengkuhnya ke dalam dekapan.

Ten dan Johnny, mereka adalah penyelamat hidupnya. Jika bukan karena bantuan mereka, Taeyong mungkin sudah lama menyerah dengan kehidupannya.

"Oh Dewa..."Ten masih tidak mencerna secara sepenuhnya. Perjuangan Taeyong selama ini membuat hatinya merasa hancur. Ten tidak tahu... Jika dia mengetahuinya sedari awal, Ten tidak mungkin memisahkan Taeyong dan Johnny.

"Yongie.. Kau telah berjuang selama ini. Aku berterima kasih karena kau masih tidak menyerah pada kehidupanmu."Ten berujar lembut seiring air matanya yang menetes. Dia merengkuh erat tubuh sang sahabat, membiarkan Taeyong mengeluarkan segala rasa dukanya.

"Ten.. Pria itu... Aku bisa mencium aromanya melalui kaosmu. Dia disini, ya?"Taeyong bertanya serak. Pelukannya mengerat. Memori masa lalunya masih menghantam pikirannya. Ten meneguk liurnya.

"I wont let him hurt you anymore, Yongie. Apa kau ingin aku membawa His Lord ke sini? Dia pasti senang bertemu denganmu lagi."Ten dengan lembut mengusap surai Taeyong. Pria cantik itu menggigit bibir bawahnya, terlihat berpikir.

"Bolehkah? Johnny juga ada disini?"Taeyong mendongakkan kepalanya. Matanya yang sembab membuat hati Ten merasa terpukul. Pria mungil itu mengangguk, mengecup lembut pipi Taeyong.

"Tentu, tentu saja. Aku akan mencari pria tinggi itu dan memintanya ke rumah ini supaya kau tidak perlu keluar dan bertemu dengannya."Ten memberikan janjinya. Taeyong mengusap air matanya, menatap Ten dengan penuh rasa bersyukur.

"Thank you for not judging me, Ten."

"Its not even your fault, Yongie. Dont blame yourself anymore."Ten mengusap lembut pundak rapuh itu. Pria mungil itu beranjak bangun, mengambil kotak scones yang diinginkan oleh Taeyong.

"Ini, Yongie. Aku membelinya di toko yang terkenal itu. Sebentar ya. Aku akan mengambil selai stroberi kita."Ten menyerahkan kotak itu pada sang sahabat. Tanpa menunggu jawaban Taeyong, pria mungil itu melenggang pergi.

 Tanpa menunggu jawaban Taeyong, pria mungil itu melenggang pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lily Of The ValleyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang