LAST HUG

142 12 6
                                    

"Dialah pemilik hatinya dr. Jeon, Kim Namjoon adalah pemilik hatinya Seokjin bukan aku"...

*******

Dengan raut muka sedih Taehyung menceritakan isi hatinya.

"Seberapa keras aku berusaha masuk, tetap dialah pemilik hatinya, haruskah aku melakukan apa yang kau lakukan dr. Jeon" Taehyung menunduk sedih melihat kearah kimbab yang masih tersisa 2 potong di piringnya itu.

"Bersabarlah dr. Taehyung dia pasti akan menjadi milikmu, percayalah" Jungkook berusaha menghibur Taehyung, walau ia sadar dengan sakit hatinya sendiri.

"Terimakasih dr. Jeon sudah menghiburku... Tapi semua terasa berat sekali, terlebih dia sekarang berada di Korea" Jungkook hanya menganggukan kepalanya saja.

"Dr. Kim kalau memang dia jodoh mu tanpa dirimu berjuang keras pun dia akan tetap menjadi milik mu, begitu pun sebaliknya, yang harus kamu lakukan Sekarang adalah berada disisinya saat dia mebutuhkan mu" Taehyung mendengarkan dengan seksama, entah kenapa berbicara dengan dia membuat Taehyung merasa tenang dan nyaman.

"Baiklah aku harus pulang sekarang, jam kerjaku sudah selesai, kamu tidak apa-apa kalau aku tinggal dr. Taehyung?"

Jungkook berdiri dari bangkunya dan bersiap untuk Kembali ke ruangannya dan bersiap untuk pulang, dan Taehyung ikut berdiri.

"Aku juga harus pulang sekarang, terimakasih atas semua nasehatmu dan waktumu menemani dan mendengarkan dokter yang sedang galau ini" Taehyung tertawa dengan lelucon nya sendiri, begitupun dengan Jungkook.

Mereka berjalan bersama menuju ruangan masing-masing, setelah saling berpamitan mereka pun berpisah.

Sementara malam harinya dirumah Seokjin, Seokjin dan mama Kim sedang asik makan malam.

"Bagaimana hubungan mu dengan Namjoon nak?" Seokjin terkejut ketika tiba-tiba mamanya bertanya masalah Namjoon.

"Kenapa eomma tiba-tiba bertanya seperti itu?" Seokjin balik bertanya kepada mamanya.

"Ya semenjak Appa Kim sakit kan Namjoon pulang dari Inggris, dan kalian kan sudah bertemu lagi, bagaimana perasaanmu bertemu dia lagi" Seokjin membetulkan duduknya, merasa kurang nyaman ditanya hal itu oleh mamanya sendiri.

"Eomma tau kamu masih mencintainya Seokjin, dan eomma tidak mempermasalahkan siapa yang nantinya akan kamu pilih, yang eomma tidak mau kamu kembali murung seperti tiga tahun lalu sayang" Seokjin mengerti kekhawatiran mamanya itu.

"Dan eomma juga tidak mau kamu terus membohongi perasaanmu sendiri nak, eomma ingin kamu bahagia dan menikah dengan orang yang benar-benar kamu cintai, dan eomma kasihan dengan nak Taehyung, sepertinya anak itu sangat mencintai mu Seokjin, eomma minta tolong jangan kamu jadikan anak itu pelarian mu nak, maaf jika eomma bicara seperti ini, tapi anak itu juga berhak dicintai dengan tulus seokjin" Seokjin mendengarkan dengan serius walau tatapan matanya ia tuju ke makanan yang ada dihadapan nya.

"Iya eomma, aku mengerti".. Benar Seokjin sangat mengerti apa yang mama Kim maksud, walaupun Taehyung menjadi kekasihnya selama satu tahun ini, tetapi tetap Namjoon lah yang ia cintai.

Malam itu setelah selesai makan malam dan membantu eomma membersihkan piring kotor, Seokjin masuk kekamar untuk beristirahat.

Walaupun badannya lelah, tapi otaknya tidak mengijinkannya untuk tidur, Seokjin lalu bangun dan membuka laci night stand didekat kasurnya dan mengeluarkan sebuah bingkai photo, yang selama satu tahun ini ia simpan.

Ia melihat photo pemuda yang memiliki dimple yang sudah memporak porandakan hatinya selama ini.

"Sayang aku rindu" Seokjin memeluk photo itu dan tak terasa air matanya mengalir.

Seokjin merebahkan tubuhnya kembali dikasur sambil terus memeluk photo itu.

Tiba-tiba ada bunyi lemparan batu pada jendela kamarnya, awalnya ia fikir itu hanya angin yang membuat suara, tapi suara itu terus saja berbunyi.

Ia menghapus air matanya, dan berniat mengecek jendela kamarnya, tamunya ada orang jahat yang berniat merampok dirumahnya.

Begitu ia membuka jendela ia terkejut melihat siapa yang berada di bawah jendela kamarnya.

"Hi, Seokjin... " Pemuda itu melambaikan tangannya, "Namjoon-ah... Apa yang kamu...?" Belum selesai Seokjin bicara, ia melihat Namjoon berusaha manjat, karena dulu waktu ia kecil ia biasa manjat dari jendela jika ingin menginap dirumah Seokjin tapi Eomma Kim tidak mengijinkannya.

"Aaahhh.... Ternyata aku masih bisa... Hehehe.." Namjoon tertawa dengan kelakuannya sendiri, sedangkan Seokjin masih terkejut dengan  Namjoon yang memanjat ke balkon kamarnya.

"Namjoon apa kamu sudah gila... Kalo jatuh gimana?" Seokjin memarahi Namjoon karena bisa saja pijakan yang dulu pernah Namjoon pakai untuk manjat sudah lapuk.

"Kamu belum tidur?" Namjoon bertanya karena sekarang jam sudah menunjukan jam 11 malam.

"Belum, aku tidak bisa tidur" Seokjin berjalan masuk ke kamarnya karena merasa dingin di luar.

Namjoon mengikuti Seokjin masuk kekamarnya, memori terakhir kali ia dan Seokjin memadu kasih kembali bermain di benaknya, dan itu membuat pipinya merona.

Untung Seokjin tidak melihat pipi Namjoon yang merona, karena ia sendiri mau menyembunyikan matanya yang merah akibat menangis tadi.

Tapi Seokjin lupa dengan bingkai photo yang ia tadi keluarkan, masih bergeletak di kasurnya, dan Namjoon dengan mudah dapat melihat pboto dirinya dalam bingkai tersebut.

"Kamu masih menyimpan photo ku?".. Seokjin terkejut dan langsung mengambil photo itu dan mengembalikannya ke dalam laci tadi.

"Mau apa kamu kesini Namjoon?".. Untuk mengalihkan rasa malunya Seokjin langsung bertanya.

"Aku cuma mau bilang, kalau minggu depan aku akan kembali ke Inggris, karena ijin cutiku sudah habis, tapi sebelum aku kembali aku mau minta maaf padamu, kalau selama ini aku sudah berbuat semauku, dan keegoisan ku, sudah mengacaukan segalanya", sekali lagi Seokjin dibuat kaget dengan pernyataan yang tiba-tiba dari Namjoon, dan juga sedih karena Namjoon akan pergi ke Inggris lagi.

"Aku berharap hasil lab Appa akan bagus, sehingga aku bisa bekerja dengan tenang di Inggris" Hati Seokjin sangat sedih, ia sangat berharap Namjoon tidak akan pergi lagi ke inggris, tapi apa yang bisa ia lakukan, bahkan Appa Kim yang sakit saja tidak bisa membuatnya menetap di Korea, apa lagi dirinya.

Namjoon berjalan mendekati Seokjin dan memeluknya, mungkin ini adalah pelukan terakhirnya dengan Seokjin.

"Aku tau kamu sekarang milik Dr. Taehyung, tapi aku mohon sebentar saja biarkan aku memelukmu" Namjoon mengeratkan pelukannya dan menghirup wangi tubuh Seokjin yang sudah lama ia rindukan.

"Aku merindukan mu Seokjin, sangat sangat rindu, Selama ini aku fikir aku sudah bisa melupakan mu, tapi aku salah, aku tetap menyayangimu" Seokjin hanya bisa terpaku mendengar curahan hati Namjoon.

TBC....

LOVE STAYEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang