WHY YOU NEVER UNDERTAND MY FEELING

137 14 9
                                    

Keesokan harinya mama kim dan Seokjin sudah sampai kerumah sakit menjenguk Appa kim, Seokjin mengantar eomma ke kamar appa Nam Il.

"Permisi... " Eomma mengetuk pintu, kemudian terdengar suara dari dalam mempersilahkan eomma masuk.

"Yoora aku datang".. Mama Kim langsung menghampiri sahabatnya itu.

"Aera sayang kamu datang?", dua sahabat yang saling mengenal dari mereka kecil itu saling berpelukan.

"Yaakk Nam Il, kenapa sampai begini, kamu tidak kasihan dengan temanku, ayo cepat sembuh dan cepat pulang, tidur dirumah lebih nyaman dari pada tidur dirumah sakit".

Mama Kim menghampiri suami temannya itu, dan dibalas hanya dengan tertawa dari Appa Kim.

"Apa kabar mu Kim Aera?, jangan tanya padaku kenapa aku masih disini, tanya anakmu yang masih menahanku dirumah sakit, aku sih pengennya cepat pulang hahaha" Appa Kim membalas candaan mama Kim, dan mereka bertiga melihat kearah Seokjin yang berdiri terkejut ketika mendapat tatapan dari ketiga orang tuanya itu.

Seokjin kemudian hanya tersenyum "Kenapa kalian melihat ku, semua tergantung hasil kesehatan Appa" Seokjin tersenyum sambil berjalan menghampiri Appa kim, dan memeriksa denyut nadi Appa kim, dan mencatat hasil denyut tadi di buku catatannya.

"Baiklah aku kembali ke ruangan ku dulu eomma, nanti kalo eomma mau pulang hubungi aku ya" Seokjin pamit karena masih ada beberapa hal yang harus dia selesaikan.

Sesampainya didalam ruangannya Seokjin mempelajari laporan kesehatan Appa kim, raut mukanya berubah menjadi sedih, "semoga buka seperti yang aku fikirkan" Seokjin menutup laporan kesehatan Appa Kim.

Tak lama terdengar suara ketukan pintu "ya.. Masuklah" Seokjin mempersilahkan masuk, alangkah terkejutnya Seokjin saat ia tau siapa yang mengetuk pintunya.

"Pagi dr. Seokjin" NamJoon menyapa secara formal, Seokjin berdiri melihat kearah Namjoon.

"Silahkan duduk Tn. Kim" Seokjin membalasnya dengan bahasa yang formal juga.

"Aahh... Terimakasih" Namjoon pun duduk, begitu juga Seokjin mereka duduk saling berhadapan, dan Seokjin mengambil catatan kesehatan Appa Kim.

"Langsung saja, aku kesini ingin bertanya tentang kesehatan ayahku dr. Seokjin" Seokjin membuka kembali catatan kesehatan Appa Kim.

"Baiklah tn. Kim, secara keseluruhan ayah anda sudah sehat" Namjoon bernafas lega, terlihat dari sikap duduknya yang lebih santai.

"Bahkan penyumbatan dikepalanya sudah berangsur membaik, hal itu terlihat dari hasil MRI yang kami ambil kemarin, tetapi kami masih pantau terus perkembangannya" Namjoon mendengarkan dengan serius.

"Tetapi Tn. Kim.... Dari hasil MRI pertama kali ada satu bagian dibadan ayah anda yang menjadi perhatian kami"

"Maksud anda Dr. Seokjin?" Namjoon penasaran dengan ucapan Seokjin.

"Begini Tn. Kim, kami telah menemukan adanya masa di sekitar otak belakang ayah anda, walaupun masih berukuran kurang dari satu cm, tapi kami harus menanganinya dengan serius, dan memastikan dengan tepat apa itu sebenarnya sebelum kami mengambil tindakan" Namjoon menganggukan kepala.

"Kalo menurut anda Dr. Seokjin apa itu sebenarnya yang ada di kepala ayah saya?" Seokjin diam sejenak menutup catatan kesehatan Appa Kim.

"Saya tidak berani berspekulasi, sampai hasil lab keluar" Seokjin meletakan pulpen yang ia pengang di meja dan menyenderkan dirinya di sandaran bangku.

"Kapan hasil lab akan keluar"...

"Besok sudah keluar hasilnya, dan semoga hasilnya bagus" Terlihat sedikit kekhawatiran diwajah Namjoon.

"Baiklah, besok saya akan kesini lagi" Seokjin memperhatikan raut wajah Namjoon yang berubah, terlihat lebih dewasa, ingin rasanya memeluknya, rasa kangen tiba-tiba datang menyelimuti Seokjin.

Begitu pun Namjoon, ia merasa sangat rindu dengan pria dihadapannya, tanpa mereka sadari mereka saling tatap, sampai Namjoon tersadar.

"Bagaimana hubuinganmu dengan Taehyung?" Seokjin secara otomatis melihat ke arah Namjoon, "apa kalian sudah berpacaran?" Seokjin merasa tidak nyaman ditanya seperti itu, terlebih yang bertanya adalah Namjoon.

"Maaf Tn. Kim Namjoon, kapasitas saya disini sebagai dokter ayah anda, urusan pribadi saya bukan lah untuk konsumsi anda" Jawab Seokjin tegas.

Namjoon tersenyum, Namjoon pun bangun dari bangku hendak keluar dari ruangan Seokjin, dan saat itu Taehyung datang.

"Sayaaaaanggg..... Ayo kita kencaaannn..... Oohhh" Taehyung menghentikan langkahnya.

"Hallo dokter Taehyung, maaf kalau saya menghambat kencan kalian" Namjoon mengulurkan tangannya mengajak Taehyung salaman, dan disambut oleh Taehyung.

"Baiklah saya permisi dulu, selamat menikmati kencan kalian" Namjoon berkata sambil berjalan menuju pintu, wajah Seokjin sudah memerah, buka karena tersipu malu, tapi karena amarah.

"Oohh iya Seokjin.... Dr. Taehyung semoga hubungan kalian langgeng" Namjoon menatap tajam kearah Seokjin sebelum keluar dari rungannya.

Seokjin yang sudah terbakar amarah, menutup kasar berkas yang ada dimeja nya.

"Selalu saja seperti ini, orang itu tidak pernah berubah, menyebalkan.... " Seokjin terus saja merancu, dan membereskan mejanya dengan kasar.

"AAARRRGGGGG!!!!!....... aku kesal... Aku benci dia" Seokjin menggebrak mejanya.

Taehyung menghampiri Seokjin dengan pelan, "sayang.... Sudahlah... " Taehyung mencoba menenangkan Seokjin.

"Kamu tidak tau Taehyung, dari dulu dia suka seenaknya, tidak mau mendengarkan orang lain" Taehyung mencoba memeluk Seokjin yang sudah mulai mengeluarkan air mata.

"Sayang... Cukup" Seokjin mencoba berontak saat Taehyung memeluknya dengan erat.

"Kenapa dia tidak pernah mengerti perasaanku!!!!... Taehyung mematung, saat mendengar perkataan Seokjin, Seokjin menagis didada Taehyung.

Tbc.....





# Hi Army.... Terimakasih ya buat support kalian semua untuk FF yang aku buat, aku tau FF ku masih jauh dari kata bagus, karena itu aku masih terus belajar.

Tapi dengan kalian membaca FF ku saja aku sudah sangat senang apa lagi kalian mau vote tambah semangat aku buat ceritanya.

Makasih ya Army-Army nya Bangtan yang cantik...

Sehat selalu..

LOVE STAYEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang