#warning 21+++++++ :)
"Tenanglah ada apa dengan mu" Namjoon membelai punggung Seokjin untuk menenangkannya.
Seokjin masih membenamkan wajahnya didada Namjoon yang baru dia sadari tidak mengenakan baju.
"Sayang ayo masuk dulu" Namjoon membawa Seokjin yang masih memeluknya masuk dan duduk di sofa ruang tamu.
Seokjin melepaskan pelukannya saat hendak duduk, dengan pipi penuh air mata Seokjin nenunduk tidak berani menatap Namjoon.
"Sayang kenapa,.... Sudah makan malam, ayo makan malam denganku" Namjoon meletakkan kedua telapak tangannya di kedua pipi Seokjin sambil menghapus air matanya.
"Aku tidak lapar" Air mata masih mengalir dipipi, tiba-tiba Namjoon mencium pipi Seokjin dengan lembut.
Seokjin terkejut saat merasakan lembutnya ciuman di pipinya.
"Dengar sayang aku mau tidak mau harus pergi ke Inggris pertama karena ijin cutiku sudah habis dan yang kedua untuk mengurus surat resign ku"
Namjoon tersenyum saat ia mengatakan ia ingin resign dari kantornya di Inggris.
"Benarkah itu kau akan resign?" Seokjin bertanya takut kalau ia salah dengar, Namjoon tersenyum dan menganggukan kepalanya.
"Kamu senang sayang?" Namjoon memeluk Seokjin dengan erat, "senang....senang sekali" Seokjin membalas pelukan Namjoon.
"Kenapa kamu tidak pakai baju?" Seokjin bertanya dengan pipi yang merona.
"Hahaha... Karena aku baru selesai mandi, kenapa sayang kamu suka?" Namjoon menggoda Seokjin, dengan mengusap-usap dadanya dengan tangannya sendiri.
"Iiihhhh.... GR... " Seokjin mencubit perut Namjoon sambil membuang mukanya, mencoba mengalihkan pandangannya dari badan sexy milik Namjoon, dada Seokjin berdetak kencang saat ia merasakan tatapan intens Namjoon pada dirinya.
Tiba-tiba Namjoon menggendong Seokjin bridle style membuat Seokjin menjerit kecil karena terkejut dan membawa Seokjin ke kamarnya.
Sepanjang jalan menuju kamar Namjoon mencium nakal leher Seokjin, membuat Seokjin mengerang kecil, Namjoon tersenyum mendengar suara sexy Seokjin, sudah sangat lama ia ingin mendengar suara sexy itu lagi.
"Sayang.... " Namjoon berbisik ditelinga Seokjin membangunkan gairah dalam diri Seokjin.
"I want you.... Can we...?" Walaupun Namjoon tidak menyelesaikan kalimatnya tapi dengan nada suara yang berat Seokjin mengerti apa yang diinginkan Namjoon.
"Yes" Seokjin menanggung, Seperti mendapat lampu hijau, Namjoon ia mulai mencium Seokjin dengan penuh nafsu selama berjalan menuju kamarnya, setibanya dikamar Namjoon meletakan Seokjin diatas kasurnya.
Dengan cepat Namjoon langsung mengungkung tubuh Seokjin, dan menghujani Seokjin dengan ciuman.
Namjoon menciun area sensitif dibelakang telinga Seokjin, suara parau Seokjin terdengar menikmati hisapan dan gigitan Namjoon didaerah itu.
Namjoon terlihat puas dengan hasil karya nya sendiri tanda merah yang menunjukan pada dunia kalau malam ini Seokjin hanya miliknya.
Namnoon beralih mencium bibir sexy yang mendesahkan namanya, Namjoon mengigit bibir Seokjin untuk membuka akses lidahnya untuk bertemu dengan lidah Seokjin.
Lidah saling bertauatan menghantarkan rasa saling membutuhkan satu sama lain, Seokjin yang kewalahan menghadapi serangan Namjoon meminta Namjoon untuk melepaskan ciumannya karena ia membutuhkan udara.
Namjoon mengangkat kepalanya melihat intens ke mata Seokjin jarinya memainkan bibir yang sudah bengkak diakibatkan lumatannya.
"Sayang.... " Namjoon mencium dan mengigit pelan leher Seokjin kembali meninggalkan tanda merah dileher dibalas dengan desahan nikmat oleh Seokjin.
"Aaahhh... S-sayang... " Seokjin meremas rambut Namjoon dengan erat saat Namjoon menggigit earlobe milik Seokjin.
Namjoon membuka kancing baju Seokjin satu persatu setiap satu kancing yang berhasil ia lepas akan ia hadiahi tubuh Seokjin dengan kecupan di badan Seokjin yang terexpose.
Setelah berhasil membuka semua kancing baju, pandangan Namjoon tertuju ke arah 2 gundukan berwarna pink yang semangat menggoda dirinya.
"Aaahh....N-namu... " Seokjin membusungkan dada saat Namjoon menghisap putingnya dengan kuat dan menjilatnya.
"Aaaggghh... Jaa... Ngan gigit... Sa-sakit" Seokjin menjerit pelan saat Namjoon mengigit putingnya yang sudah menegang.
"Enak sayang" Namjoon tersenyum melihat Seokjin mendesah.
"Sayang ayolah, cukup mainya" Dengan nafas terengah Seokjin meminta Namjoon langsung ke intinya saja.
Namjoon membuka celana panjang Seokjin dan melemparkannya sembarang, Seokjin mengerang saat Namjoon menyentuh miliknya yang sudah membesar di balik celana dalamnya.
"Sayang... " Namjoon menyerang bibir Manis itu kembali sambil menggesekan pahanya ke gundukan milik Seokjin.
Tidak puas Namjoon melepaskan celana dalam milik Seokjin, begitu pun handuk yang ia kenakan entah kapan Namjoon tidak ingat telah lepas dari pinggangnya.
"Mmmmm... Aaahhhh... " Desahan kembali terdengar saat Namjoon menjilat ujung kepala kenikmatan Seokjin dan menghisapnya pelan.
Seokjin meremas rambut Namjoon, dan mengangkat sedikit pinggulnya, nikmat tiasa tara yang selama ini ia rindukan, bergumul kembali bersama pria yang paling ia kasihi.
"Sa.. yang.... Aaahhh, C-cukup... Aaahhh" Gairah Namjoon semakin menggebu saat Seokjin menengadahkan kepalanya, benar benar nikmat.
"Sabar sayang... Aku belum puas mencicipi mu... " Namjoon menaju mundurkan kepalanya lebih cepat sampai ia merasa Seokjin akan sampai pada pelepasannya.
Saat itu Namjoon melepaskan batan kenikmatan Seokjin membuat Seokjin frustasi karena gagal melakukan pelepasan.
"Sayaaaanggg.... Aaahhh kenapa berhenti" Protes Seokjin.
Namjoon berdiri dan membuka laci night standnya, disana ia mengambil pelumas untuk mempermudah dirinya memasuki Seokjin.
Saat membuka laci ia melihat kotak cincin yang ia beli 3 tahun lalu, Namjoon berfikir sejenak.
"Sayang liat apa?* Seokjin memanggil membuat Namjoon kembali fokus kepadanya.
"Tidak ada sayang" Namjoon kembali mencium bibir Seokjin kali ini pelan dan lembut, membuat Seokjin terbuai kedalam ciuman mesra itu.
Namjoon meraih kotak cincin itu dan mengeluarkan cincinnya.
"Sayang... Sebelum kita melanjutkan ada yang ingin aku tanyakan padamu" Seokjin memandang penuh tanda tanya.
"Tanya saja sayang"..
" Aku tau ini bukan saat yang tepat untuk bertanya padamu, tapi maukah kamu menikah denganku?" Namjoon menunjukan cincin kepada Seokjin.
Seokjin terkejut dan haru, hal yang selama ini ia inginkan, akhirnya datang padanya.
Walaupun Seokjin mengutuk Namjoon karena bertanya disaat yang sangat tidak tepat, tapi dengan penuh haru ia mwnganggukan kepalanya tanda setuju.
"Yes... I will marry you" Namjoon menyematkan cincin itu ke jari manis Seokjin, tanpa terasa air mata Seokjin pun terjatuh.
"Sayang.... " Seokjin memeluk erat tubuh Namjoon, seakan tidak mau kehilangan lagi untuk selamanya.
"Bisa kita lanjutkan sayang... " Namjoon mencubit pipi gembil Seokjin, Seokjin tersipu malu dan mengangguk.
"Kembali menyerang bibir Seokjin, kali ini penuh dengan nafsu yang sudah tak terbendung lagi.
Namjoon membuka lebar kaki Seokjin untuk memberi dirinya akses memasukan jarinya yang sudah ia lumuri dengan pelumas masuk kedalam lubang kenikmatan Seokjin.
" Hmmm... Aaakkhh... Seokjin menjerit kesakitan, mereka memang pernah melakukan nya tapi itu sudah lama sekali, dan malam ini Seokjin merasakan rasa sakit yang sama seperti pertama sekali mereka melakukan nya dulu.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE STAYED
FanficNamjoon kembali setelah 5 tahun berada di Inggris, ia kembali karena appa kim sakit, dan harus dirawat dirumah sakit, dimana Seokjin bekerja, bagai manakah perasaan mereka berdua saat bertemu kembali?.. ini cerita season kedua dari "STUPID FIGHT"...