Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
╔═══════ ೋღ NOIR ღೋ ═══════╗
Mia dan Riji bergabung bersama dengan Mako dan Selia, Elya dan Echi pergi ke sisi lain dengan Jaki dan Garin. Sementara Rion, Caine dan Gin mengambil tempat yang ada di lantai dua, tetapi tidak termasuk tempat yang dibooking oleh [Name] dan kawan-kawan. Well, bisa dikatakan mereka memantau gadis yang biasa Krow sebut dengan si boncel. Untuk apa? Who knows, right?
"Oh my God, what the hell? She's so damn cute, bruh." Garin berujar kagum sambil melihat pesan Mako yang mengirimkan foto [Name] lewat grup obrolan. "She's so cute as me, UwU." Echi Cerres atau the purple anomaly bersuara dengan bangga, dihadiahi ekspresi mual dari Jaki dan Garin. Elya sendiri kini sibuk berbalas pesan dengan Key, membahas mengenai bagaimana perubahan paras [Name] setelah dua tahun mereka tidak melihatnya.
"Lah, kocak."
Kembali ke tempat di mana [Name] bersama teman-teman kini menikmati makanan yang mereka pesan sambil berkumpul dan mengobrol, saling melepas rindu dengan canda tawa satu sama lain. "Kiel, lo seriusan ngambil jurusan psikologi? Padahal lo udah bela-belain belajar matematika tingkat lanjut, lho. Heran, gua." Lanjut Briella, memandang heran ke arah Azkiel, pemuda tinggi berkacamata itu hanya tertawa pelan.
"Mau gimana lagi, Ella? Masa depan gak ada yang tau, kan? Gua aja heran, kenapa bisa gua malah diterimanya di fakultas psikologi.. tapi, ya.. gua syukurin aja. Lagian gua dari dulu yang nampung segala keluh kesah kalian, bareng [Name] pula." Kiel menyeruput kopi yang ia pesan, di sampingnya―Ian yang merupakan sahabat baiknya hanya diam mendengarkan.
Zilva tertawa, "Haha, iya. Pas kita lagi curhat, kalian dengerin tapi kalian yang nangis. Kocak banget, sumpah."
"Jangan salahin gua, my kokoro is not that strong.. aih, shibal sekyah." [Name] memasang wajah sakit yang dibuat-buat, mendramatisir keadaan selagi ia meletakkan tangannya di dada. "Si kocak, emang." Ian berceletuk, seketika mereka kembali tertawa mendengarnya.
Acara reuni kecil-kecilan itu dilanjutkan, sementara ketiga pria berbeda surai yang tengah duduk di lantai yang sama memperhatikan bagaimana interaksi para pemuda pemudi itu. Pandangan mereka seketika kembali terfokuskan kepada [Name] yang tampak berjalan hendak meninggalkan lantai dua, terdengar jika gadis itu hendak turun ke lantai satu untuk mengambil beberapa camilan lagi untuk ia dan teman-temannya.
Gadis itu melewati tempat di mana tiga pria itu duduk bersama menikmati minuman yang mereka pesan, saat menuruni tangga, tetap saja pandangan ketiganya tidak teralihkan sedikit pun. Gin bergumam pelan, "Seingat gua rambutnya dulu pendek banget, ternyata sekarang udah panjang gitu." Si surai coklat terkekeh kecil sambil menyesap minumannya.
"Gua mau ke toilet bentar," Rion beranjak dari duduknya, diletakkannya kacamata yang biasa ia pakai di meja. Ia juga melepaskan jaketnya dan meletakkan itu di kursi, barulah kemudian ia beranjak dari sana dan menuruni tangga menuju lantai satu. "I hope it will work or an opportunity like this won't happen again." Batinnya selagi ia berjalan.
[Name] yang baru saja selesai mengambil beberapa camilan pun hendak kembali ke teman-temannya, karena suasana di lantai satu yang cukup ramai, ia sedikit kesulitan berjalan melewati meja-meja pengunjung. Sampai lengannya tidak sengaja sedikit bertabrakan dengan lengan seorang pria bersurai ungu yang nampak berjalan ke arah toilet, tetapi gadis itu tidak mempedulikannya.
"Eh?" Hendaklah [Name] menaiki tangga, namun langkahnya terhenti ketika kakinya merasakan menginjak sesuatu yang pipih dan kecil. Sontak ia menunduk dan memeriksa benda apa yang ia injak tadi, "A necklace? Seriously?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dengan hati-hati, [Name] mengambil kalung itu dari lantai. Ia sempat memperhatikan kalung itu dan merasakan tekstur kasar dari balik bandul berbentuk planet Saturnus itu. Saat ia melihat belakang dari bandul itu, sebuah nama tertera kecil namun masih dapat dibaca dengan jelas olehnya.
‘[Name] Zvarga.’
"How can there be my name on this necklace, anying?" Pikirannya seketika langsung tertuju pada namanya yang tertera jelas di bandul kalung itu. "Wait, jangan bilang ada anak-anak Noir di sini? Aelah, buset. Ribet amat punya kakek protektif banget sama cucunya, apa gak kasian sama Grandpa Istmo sama Pak Sui? Shimeh." Ia membawa kalung itu pergi bersamanya sembari ia masih membawa beberapa camilan ditangannya.
Rion yang baru saja keluar dari toilet sempat melihat [Name] yang baru saja berdiri dari jongkoknya, menyadari jika gadis itu baru mengambil sesuatu dari tempat di mana ia dengan sengaja menjatuhkan sebuah benda. Rion pun berjalan meninggalkan daerah toilet untuk kembali ke tempat ia berkumpul bersama Caine dan Gin, sempat ia melirik ke arah meja Mako juga Echi, mereka hanya memperhatikan Rion dan mengangguk tipis.
"Good choice to take the necklace, queen."
╚═══════ ೋღ FAMILIA ღೋ ═══════╝
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mohon Perhatian!
Kedepannya saya akan menambahkan banyak(?) nama lain yang tidak terikat dalam GTA V Roleplay ya! Contohnya seperti Zilva, Briella, Azkiel dan Ian seperti tadi. Jadi bagi nama-nama yang asing, maka itu adalah salah satu dari nama-nama yang saya pakai untuk menambahkan bumbu-bumbu cerita ini.
Terima kasih sudah datang, membaca, memberikan dukungan ataupun berkomentar!