·˚ ༘₊· ͟͟͞͞꒰➳ Sixth, Right?

1.1K 163 2
                                    

╔═══════ ೋღ NOIR ღೋ ═══════╗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

╔═══════ ೋღ NOIR ღೋ ═══════╗

"Eh, ada yang lihat Krow pergi ke mana?" Tanya Caine dengan heran saat ia baru saja selesai membereskan dapur dan meja makan bersamaan dengan duo dispenser, apalagi pakaian Krow yang santai namun rapi cukup menyita perhatiannya kala ia melihatnya ketika mereka sarapan bersama.

Riji yang tengah bersantai sambil merokok di sofa bersama Mako dan Gin pun menyahuti si surai merah, "Lagi kencan, katanya." Seketika, Rion yang baru saja keluar dari dapur sambil meminum kopi pun dengan reflek hampir menyemburkan kopinya ke arah Echi yang kebetulan duduk di sofa yang ada di sampingnya.

"Hah?! Serius, cok?! Kencan sama siape dia?" Heran Rion dengan memasang wajah tidak percaya, apalagi dengan Caine, Key dan Elya yang juga mendengarnya.

Kini Mako yang menyahut, "Sama [Name], kalo gak salah."

"HAH?!"

Sementara itu, di tempat bazar yang ternyata tidak hanya menyediakan makanan saja, tampaklah si gadis bersurai hitam tengah menghela napas panjang. Ia sendirian? Benar, tapi pergi ke mana si surai abu?

"Hadeuh, anying. Black cardku gak kebawa, hiksrot." Batin [Name] seraya kembali memeriksa tasnya dan hanya menemukan dompet kecilnya yang berisi dua lembar uang berwarna merah, "Haiyaya, kalo ini bazar makanan doang aku sih ikhlas cuma bawa 200 rebu, lah ini ada bazar buku sama aksesoris.. halah, taik."

Apakah seorang yang memiliki marga Zvarga adalah orang kaya?

Iya, kaya monyet―kampret.

[Name] masih duduk di salah satu kursi yang tersedia bersama meja dan payung di dekat air mancur, menghela napas pasrah selagi ia menunggu Krow yang masih belum kembali dari toilet sejak beberapa menit lalu, maka sekarang [Name] tengah berpikir keras dengan budget 200 ribu rupiah di dompetnya, memikirkan dengan matang apakah ia akan memenuhi kebutuhan tersier atau perutnya.

"Sorry, gua agak lama. Ngantri banget tadi." [Name] menoleh, mendapati Krow yang akhirnya datang dengan membawa sebuah cup kertas berisi es krim rasa biskuit. "Nih, buat lo." Krow menyodorkan cup tersebut ke arah [Name], gadis itu mengangkat satu alisnya namun tidak sama sekali menaruh rasa curiga atau semacamnya ke arah Krow. Apalagi dengan fakta the crow itu sering sekali membelikan [Name] es krim dengan rasa kesukaannya, dulu.

Tentu saja yang banyak mengetahui hal-hal sepele namun bermakna bagi gadis itu hanyalah orang-orang terdekatnya, yang kebanyakan dari mereka adalah orang-orang dari organisasi bernama Tokyo Noir Familia atau yang lebih sering disebut dengan Noir. Melihat cup es krim di depannya, membuat perhatian [Name] sempat tertuju kepada makanan itu. "Maaf, kak. Tapi aku belum boleh makan es krim, apalagi kalo ada pemanis buatannya." Balasnya yang membuat Krow mengangkat sebelah alisnya.

ᴛʜᴇ ɴᴏɪʀ ꜰᴀᴍɪʟɪᴀ : "ᴏᴜʀ ꜱᴀᴛᴜʀɴ." [ʜᴀʀᴇᴍ × ꜰᴇᴍ!ʀᴇᴀᴅᴇʀ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang