·˚ ༘₊· ͟͟͞͞꒰➳ We're In Eighth.

1.6K 217 3
                                    

╔═══════ ೋღ NOIR ღೋ ═══════╗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

╔═══════ ೋღ NOIR ღೋ ═══════╗

"Saya harap, apa yang dulu pernah kalian minta kepada saya dapat kalian lakukan hal itu dengan sungguh-sungguh. Saya mempercayakan kepada cucu saya kepada kalian semua, jangan sampai saudara-saudara brengseknya mencoba mendekatinya lagi." Ujar seorang pria paruh baya dari sebuah panggilan video dari layar besar di ruang tengah sebuah mansion yang bertempat di dekat pesisir pantai tol kiri.

Rion, Caine, Gin, Souta, Jaki dan Garin mengangguk kala mendengarnya selagi mereka masih duduk bersama, menatap layar televisi lebar yang mereka gunakan untuk menghubungkan panggilan video dengan pria bersurai hitam. "Kami pasti akan menjaga [Name], tuan. Anda tidak perlu khawatir mengenai itu, kami akan berusaha sebaik mungkin agar peristiwa 2 tahun lalu tidak terjadi lagi." Sahut Rion dengan sopan namun tegas, mewakili anggota yang lain.

Pria paruh baya yang terpampang jelas di layar itu menunggingkan senyum bangga, "Baguslah, aku masih bisa mengandalkan kalian dalam hal ini. Sampai jumpa." Panggilan kemudian terputus dari pihak seberang, meninggalkan Rion dan kawan-kawan yang kini menghela napas panjang sambil memandangi satu sama lain.

"Dah, ah. Aku mau ke bazar, mau nyari makan sama ketemu [Name]. Ayok, Jak.. Sou." Ajak Garin sambil meninggalkan ruang tengah, langkah kaki menuju ke depan mansion membuat Souta dan Jaki kemudian mengikuti Garin.

"Yon, lo mau ikut?"

Rion menoleh ke arah si surai coklat, "Gak dulu, Gin. Lo sama Caine ikut aja bareng Jaki, Garin sama Souta. Sekalian lo pada kumpul sama yang lain, gua mau istirahat sama nanti gua mau ke kantor." Jawabnya seraya menghela napas dalam-dalam sambil memijat pangkal hidungnya. Ia lelah dan pusing mengenai pekerjaannya di kantor, ia harap dirinya dapat refreshing walau hanya sebentar. Rion pun beranjak dari duduk dan pergi menuju kamarnya.

Flashback.

Several years ago..

Di sebuah bangunan yang menjadi basecamp sebuah organisasi gelap, lebih tepatnya di ruang kumpul, sekitar empat orang tengah menikmati waktu hening di antara mereka, tiga di antaranya adalah perempuan dan satu laki-laki.

"Papi, gak ikut sama si rubah?"

The father atau yang lebih akrab di panggil papi dengan memakai topeng monyet berwarna coklat menoleh, menatap gadis remaja berusia 16 tahun yang tengah menyisir surai ungu pendek milik si anomali ungu dengan topeng hantu yang duduk di karpet. Si pria pun menyahut, "Enggak, papi gak ikut. Lagian si rubah udah sama si Pincenjo sama abangnya si titan. Aman aja soal itu."

Si gadis ber-oh panjang, sementara si anomali ungu yang sedari tadi mendengarkan mulai tantrum karena bosan. "Au, ah! Aku bosen banget, mending gangguin si gagak, ah.. harus banget ngajak si naga putih, nih.. mwehehehe..." Gumam si anomali ungu dengan jahil, dengan sigap ia berdiri dan segera pergi dari ruang kumpul, kemungkinan besar ia menuju ruangan sebelah yang biasanya digunakan untuk tempat bersantai dan bermain.

ᴛʜᴇ ɴᴏɪʀ ꜰᴀᴍɪʟɪᴀ : "ᴏᴜʀ ꜱᴀᴛᴜʀɴ." [ʜᴀʀᴇᴍ × ꜰᴇᴍ!ʀᴇᴀᴅᴇʀ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang