Ah tapi jaehwan berbeda dengan mu... Kamu tidak tahu betapa anak itu sangat menyayangi mu, kamu ingin tahu apa saja yang dia lakukan?"
"Jangan pernah menyentuh nya, jangan libatkan dia dalam hal ini"
"Maafkan aku jaehan... Tapi jaehwan lah yang memulai hal ini semua, semua berawal dari nya" Ucap sajangnim kang sembari tersenyum manis kepada jaehan
...
Jaehan hanya bisa terdiam tidak mengerti ucapan dari Sajangnim kang "apa maksud mu?"
"Mungkin ini akan menjadi cerita yang sangat panjang, jadi akan aku singkat agar tidak membuang waktu... Perusahaan yang aku dirikan itu berasal dari uang Jaehwan... Anak itu sudah pintar mencari uang bahkan aku bertanya-tanya dari mana dia mendapat kan uang dengan mudah nya, tapi sekarang aku tahu dia mengelola perusahaan besar milik ibu tiri nya dan bahkan menginvestasikan uang nya untuk perusahaan ku... Kamu tahu kenapa?"
"Itu karena dirimu jaehan... Dia ingin memberikan mu kehidupan yang layak dan membuat mu menjemput nya lagi, seharusnya dari dulu kamu membuang nya jaehan" Jaehan menatap ke arah sajangnim kang dengan pandangan marah nya
"Jaga bicara mu sajangnim kang... Aku tidak pernah membuang jaehwan, aku memberikan nya sebuah keluarga"
"Keluarga?" Ucap sajangnim kang lalu tertawa terbahak-bahak
"Apa jaehwan pernah meminta hal itu pada mu?" Tanya sajangnim kang namun jaehan tidak bisa menjawab hal itu dan teringat perkataan jaehwan saat mereka berdua bertengkar
"Seperti nya tidak... Jaehwan sangat lah berbeda dengan mu, aku akan membuat jaehwan berada di pihak ku" Jaehan menatap ke arah sajangnim kang marah nya
"Jangan pernah menyentuh nya... " Sajangnim kang terdiam dan menatap ke arah jaehan dengan pandangan dingin nya
Sajangnim kang bangun dari duduk nya dan berjalan ke arah jaehan "wajah ini... Aku sungguh membenci nya" Ucap sajangnim kang menyentuh dagu jaehan dan menariknya dengan kasar
Tangan sajangnim terangkat dan menampar wajah jaehan berulang-ulang kali sampai jaehan merasakan pening pada Kepala nya, saat tamparan terakhir tubuh jaehan limbung ke samping dan jatuh
Sajangnim kang berteriak histeris dan menendang-nendang barang-barang disana, jaehan merasakan perih pada pipi kanan nya "mau sampai kapan pun kamu akan tetap kalah... " Sajangnim kang terdiam mendengar ucapan dari jaehan
"Mau sampai kapan pun, kamu tidak akan pernah mendapat apapun... Dan akhirnya kamu akan tetap kalah" Sajangnim kang teringat ucapan lee harin saat sekarat
Sajangnim kang menatap ke arah jaejan dengan suatu wajah sangat marah, jaehan merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi pada dirinya hanya bisa terdiam "mati... "
"Mati"
"Mati"
"MATI" teriak sajangnim kang mencekik leher jaehan dengan keras nya
"Kamu harus mati seperti ibu mu... Kalian harus mati... MATI... "
"JAEHAN HYUNG... " teriak jaehwan masuk dan langsung menendang tubuh sajangnim kang
Jaehan langsung bernafas sembari terbatuk-batuk "hyung... " Panggil jaehwan saat melihat wajah jaehan yang penuh luka, hampir sebagian wajah nya tertutupi darah dan pipi kanan nya lebam
Jaehan hanya bisa diam dan terus mengambil oksigen dengan rakusnya
Jaehwan mengalihkan pandangan nya ke arah Sajangnim kang "beraninya kamu melukai nya" Ucap jaehwan marah