Chapter 2

5.8K 326 9
                                    

"Bolehkah aku bergabung ?"

Di tengah kesadarannya yang hampir menipis. Ayura menolehkan kepalanya ketika suara itu masuk ke gendang telinganya dan menimbulkan perasaan asing tak nyaman.

Sosok pria dengan kemeja putih lusuhnya terlihat duduk di sampingnya dengan senyuman menawannya.

Oh sial! Bahkan kata menawan tidak cukup untuk menggambarkan sosok pria di sampingnya ini.

Seksi ?

Panas ?

Ayura bahkan yakin jika tubuhnya saat ini meremang hanya karena melihat pria itu.

Hampir lima tahun Ayura tidak pernah tidur bersama pria lagi semenjak pengalaman pertamanya dulu.

Tapi tubuhnya tidak pernah seperti ini sebelumnya ketika menatap pria. Namun kali ini tubuhnya seolah meneriakkan kata-kata mesum di dalamnya.

Ia harus memiliki pria itu malam ini!

"Tentu" jawab Ayura pendek sebelum ia mengangkat gelas miliknya dan meneguknya cepat.

Sial kau Ayura! Seharusnya kau mengusir pria itu karena jika kau menerimanya. Itu sama saja menambah daftar masalah di hidupmu.

Ayura menuangkan minuman ke dalam gelas kosongnya. Berharap jika hal itu bisa membungkam kata hatinya yang sejak tadi terus meronta.

Dengan cepat Ayura meneguknya kembali dan membuat suara kekehan pelan terdengar dari sebelahnya.

"Calm down, bukankah malam ini masih panjang ?"

Pria itu menarik gelas miliknya turun dan mengisikan gelas kosongnya dengan minuman yang di bawa pria itu.

Ayura melirik gelasnya yang telah terisi sebelum kembali menatap pria itu.

"Hanya Vodka. Bukan sesuatu yang berbahaya, girl. Hanya seteguk kenikmatan" ucap pria itu dengan suara menggodanya.

Entah karena terlalu mabuk ataupun memang bodoh. Ayura malah tertawa mendengar godaan itu dan menganggukkan kepalanya, menyambut pria itu dengan tangan terbuka.

"Aku Devan, dan kau ?"

Pria bernama Devan itu mengulurkan tangannya dan membuat Ayura menatapnya sejenak. Sebelum benar-benar menggenggam tangan pria itu dan mengantarkannya ke dalam kenangan satu malam yang tak akan terlupakannya.

Dengan di awali dengan sebuah kebohongan kecil.

"Namaku Flora"

*-*-*

Tubuh Ayura terasa panas dingin di ruangan yang ber-AC ini. Ayura bahkan yakin jika pendingin di ruangan ini berfungsi dengan baik.

Namun bukan itu yang membuat tubuhnya panas dingin seperti ini. Melainkan sosok pria yang berdiri di depannya ini adalah alasannya.

Saat ini Ayura tengah duduk kursi yang menghadap langsung pada kursi kekuasaan Mr. De Lana.

Kursi kekuasaan pemilik perusahaan tempatnya bekerja sekaligus pria yang sedang mengintrogasinya.

Jelas terlihat pria itu tidak akan melepaskannya dengan mudah dari sini.

"Kau berbohong tentang namamu" suara bariton itu adalah suara pertama yang memecahkan keheningan di ruangan ini.

Ayura berusaha menetralkan debar jantungnya dan berharap jika suaranya tidak terdengar terbata-bata.

"Aku... Saya tak harus mengatakan kebenaran pada pria yang saya temui hanya semalam bukan ?" Ucap Ayura langsung yang membuat sebuah senyuman muncul di wajah Devan.

Trapped By Mr. GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang