Ayura berusaha melepaskan tangan Devan yang menggenggamnya erat. Bahkan begitu erat dan membuat Ayura harus mengerahkan tenaganya untuk lepas.
Namun sayangnya semua sia-sia karena Devan tidak melepaskannya begitu saja. Semua orang yang ada di Cafetaria menatap mereka bertiga dengan tatapan penasaran.
Kedua pria di depannya ini terlihat menatap tajam satu sama lain. Sedangkan Ayura ingin sekali mengubur dirinya sendiri.
"Dev... Mr. De Lana, tolong lepaskan tangan saya" bisik Ayura pelan berusaha tidak menarik perhatian semua orang.
Devan terlihat menatap Ayura dengan tatapan tajamnya yang membuat Ayura meneguk ludahnya susah payah.
Pria itu terlihat menyeramkan.
"Kita memiliki kesepakatan Ayura, tidak ada panggilan Mr. De Lana" sungut pria itu dan Ayura menganggukkan kepalanya cepat.
Melihat Ayura paham dengan apa yang dikatakannya. Devan kembali menatap Nicholas yang terlihat biasa saja dengan reaksi Devan.
"Kau... Jauhkan tanganmu dari calon istriku, Nic" ucap Devan tajam.
Ayura yang mendengarkan hal itu memejamkan matanya. Kali ini Devan benar-benar mengatakannya dengan lantang.
Ayura bahkan yakin semua orang di seluruh cafetaria mendengarnya karena suasana cafetaria benar-benar hening.
Pupuslah kehidupan tenang Ayura.
Devan menarik tangannya dan memeluk pinggang Ayura dengan posesif. Seolah menunjukkan jika Ayura benar-benar miliknya.
Sedangkan Ayura tidak memiliki keberanian untuk memberikan reaksi apapun. Devan terlihat menyeramkan, sungguh.
Lagipula cepat atau lambat semua orang akan tau. Tapi sialannya Ayura tak mengira jika terungkapnya akan melalui drama seperti ini.
Nicholas terlihat melirik Ayura yang membuat Devan langsung bergerak menutupi tubuh Ayura dari pandangan Nicholas.
Hal itu semakin membuat Nicholas tertawa geli.
"Sialan kau, Dev. Kau seperti perjaka tanggung baru jatuh cinta" celetukan Nicholas membuat Devan menggeram dan itu bukanlah pertanda yang baik.
"Kau ... Urus barang-barangmu dan ke terbang Dubai. Ini perintah" ucapan Devan itu sukses membuat wajah Nicholas berubah pucat.
Sebelum Devan menariknya untuk pergi dari cafetaria. Berusaha mengabaikan semua tatapan penasaran semua orang pada mereka berdua.
"Hey Dev! Sial kau tau tugas Dubai sulit diatasi! Hey! Kau sensitif sekali, tidak ramah bintang satu"
Teriakan Nicholas mengiringi Ayura dan Devan keluar dari Cafetaria. Sebelum suara pria itu benar-benar hilang dari pendengarannya.
*-*-*
Ayura menatap Devan yang terlihat duduk di kursi kebesarannya dengan berusaha mengatur emosi dirinya. Pria itu terlihat berusaha mengatur emosinya.
Hal itu benar-benar menarik perhatian Ayura. Jelas Ayura cukup yakin jika Devan bukanlah orang yang mood swing. Tetapi pria itu benar-benar terlihat berbeda akhir-akhir ini.
Mood pria ini memang benar-benar sensitif.
Pria itu terlihat memejamkan matanya dan menyadarkan tubuhnya di kursi kerjanya itu.
Setelah meninggalkan cafetaria. Devan menariknya menuju ruangan kerja pria itu. Tanpa mengatakan apapun untuk memberikan penjelasan pada Ayura.
Lalu sekarang Ayura di tinggalkan begitu saja dan pria itu sibuk dengan pikirannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped By Mr. Gay
Romance"Kau menyelidiki diriku ?" Bisikan itu terdengar begitu pelan dan membuat sosok pria di depannya tersenyum kecil. Senyuman yang membuat jantung Ayura berdebar kencang. Devan terlihat berdiri dari tempatnya dan bergerak mendekatinya. Posisi Ayura yan...