Chapter 14

2.4K 174 4
                                    

Ayura baru saja meletakkan piring ketika suara langkah kaki mendekat. Belum sempat Ayura membalikkan badan sebuah tangan melingkari pinggang Ayura.

Setelah itu sebuah ciuman tersemat di pipi kirinya yang membuat wajah Ayura seketika memerah.

Tanpa menolehkan kepalanya jelas Ayura tau siapa yang baru saja menciumnya. Tentu saja tak lain dan tak bukan adalah Devan.

Pria itu baru saja sampai di sini setelah Ayura dan Claudia selesai memasak makan malam. Dan setelah itu pria itu memberikan pertunjukan gratis kepada orang tuanya.

Suara dengusan terdengar dari belakang mereka.

"Sok romantis" Devan yang mendengar sindiran ibunya itu hanya terkekeh pelan dan kedua pipi Ayura semakin memerah.

"Sini sayang. Aku juga mau dicium" rengek Claudia ketika ayah Devan baru saja masuk ke ruang makan.

Ayah Devan hanya menggelengkan kepalanya tetapi tetap menghampiri istri tercintanya itu. Kali ini giliran Devan yang memutar matanya melihat kedua orang tuanya saling berciuman.

"Kau ingin model seperti itu ?" Ucap Devan dengan menatap Ayura dengan tatapan menggodanya.

Ayura menggelengkan kepalanya dan melepaskan tubuhnya dari Devan. Pria itu senang sekali menggodanya dan Ayura harus berusaha mengontrol wajahnya yang sering bersemu merah.

Sialan memang.

"Sudah-sudah ayo makan. Bukan waktu unjuk keromantisan" ucap Claudia yang membuat Devan mendengus tetapi tetap menuruti ibunya.

Mereka semua duduk di tempatnya masing-masing dan mulai makan dengan perlahan. Suasana terasa cair ketika Claudia membuka obrolan.

Perempuan itu selalu membuat Ayura kaget dengan semangatnya. Padahal mereka baru saja berkeliling mall dan berbelanja dan dilanjutkan dengan acara memasak.

Tetapi ibu Devan itu tidak terlihat lelah sama sekali. Melainkan perempuan itu terlihat semakin semangat.

"Bagaimana dengan persiapan pernikahanmu ?" Suara Ayah Devan terdengar dan membuat Ayura langsung tersedak.

Tak menyangka jika pertanyaan itu yang akan meluncur dari Ayah Devan. Sebelah tangan Devan menyodorkan minuman pada Ayura yang langsung diterimanya.

"Sudah hampir 80%, Dad. Dua Minggu lagi kami akan menikah"

Ayura melototkan matanya mendengar jawaban lugas Devan.

Apa-apaan ini ? Dua minggu lagi ? Yang benar saja! Ayura sendiri saja bahkan tak mengetahui kapan pernikahan.

Devan tidak pernah mengatakan hal itu sebelumnya. Ayura menatap Devan tak menyangka sedangkan pria itu menatapnya dengan senyuman kecil.

"Aku tidak tau tentang itu" seloroh Ayura langsung yang membuat semua orang menatapnya.

Tangan Devan mengusap tangan Ayura pelan dan menarik turun gelas yang masih di pegang Ayura.

"Semua sudah di urus. Kau hanya perlu fokus dengan pekerjaanmu dan bayi kita"

Ayura yang mendengar hal itu memilih diam dan tak mengatakan apapun. Hanya sebuah anggukan yang mampu diberikannya sebagai jawaban.

Ayura tak mungkin mengatakan jika dirinya sakit hati bukan ?

Semua sudah di urus. Kau hanya perlu fokus dengan pekerjaanmu dan bayi kita

Ayolah Ayura. Kau tak seharusnya merasa sedih hanya karena pertanyaan itu.

Apa kau lupa jika pernikahan kalian tidak lebih dari sebuah tanggung jawab. Lalu apa lagi yang kau harapkan ?

Apa kau berharap akan mempersiapkan pernikahanmu seperti pasangan normal pada umumnya ?

Trapped By Mr. GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang