**
Ini benar-benar diluar dugaan. Jian tak pernah membayangkan bisa bertemu dengan bibinya seperti ini. Di hadapan Seward dan Woozi pula. Apa yang akan dikatakan bibinya jika tahu dia adalah gadis simpanan Seward?
Tentu bibinya akan murka dan meminta Jian untuk berhenti berhubungan dengan Seward. Karena memikirkan hal itu Jian jadi terlambat bereaksi beberapa menit sebelum akhirnya rasa lega teramat membuat air matanya berjatuhan.
Di sisi lain, Seward sudah tidak tahu bagaimana caranya mengelak dari perdebatan dengan Jian. Lima hari tidak bertemu gadis itu membuatnya rindu. Tapi, dia tidak tahu harus berkata apa kepada Jian atas sikap kasarnya tempo hari. Apa meminta maaf akan membuat semuanya kembali seperti semula? Sungguh, Seward tidak yakin.
Saat benaknya buntu tidak bisa mencari alasan lain untuk menghentikan perdebatan dengan Jian, seseorang tiba-tiba datang. Ternyata dia adalah bibinya Jian yang selama ini sedang dicari-cari gadis itu.
Jian menangis terisak. Dia memeluk bibinya erat-erat. Saat gadis itu sudah mulai tenang, barulah bibinya menginterogasi keberadaan Jian di studio rekaman tersebut.
"Tapi, kenapa kau bisa ada di studio ini Jessie?"
Jian gelagapan. Dia belum mepersiapkan jawaban sama sekali untuk situasi seperti sekarang ini. untungnya Seward lebih dulu bicara dan memperkenalkan Jian sebagai pacarnya. itu adalah pilihan yang aman.
"Dia pacarku bibi," jawab Seward.
Jian mengangguk lalu mengamit lengan Seward seolah apa yang mereka perdebatkan tadi tidak pernah terjadi. Tapi, itu bukan hal yang penting untuk saat ini. Bibinya Jian menarik Jian mendekat lalu memegang bahu gadis itu erat-erat. "Kau seharusnya tidak berada di sini Jessie!"
"Kenapa Bibi?"
"Ayo ikut aku!"
Bibinya membawa Jian keluar studio dengan terburu-buru. Jian bahkan tidak sempat berpamitan pada Seward dan Woozi. Jian dituntun masuk ke dalam lift yang membawa mereka ke lantai dasar.
"Apa yang sebenarnya terjadi Bi? Kenapa kau tidak bisa dihubungi di Miami? Orang kantormu bilang kau sudah berhenti bekerja lima bulan yang lalu? Kau ada di mana?"
"Aku selalu berada di dekatmu sayang. Aku mencari waktu yang tepat untuk membawamu pergi ke Korea. Tapi, aku kalah cepat dan kau sudah pergi duluan ke sini."
Jian meradang. Dia kesal disalahkan seperti itu. bukan maunya juga harus pergi sendiri ke Korea. "Bagaimana bisa aku berada di rumah yang tak menginginkanku lagi Bibi. Itu bukan rumahku lagi."
"Justru itu. Kau harus menjaga ayahmu dari wanita ular itu."
"Menjaga bagaimana? Mereka ingin menikah dan Daddy mencintainya."
"Bodoh. Itu hanya omong kosong Jessie. Hanya akting supaya tampak meyakinkan."
"Omong kosong bagaimana? Akting apanya?"
Jian sudah hampir mengamuk tapi urung ketika sebuah mobil sedan putih berhenti di depan mereka. Seseorang keluar dari balik pintu kemudi yang membuat Jian tercengang.
"Jerry!"
Pria berambut cepak dengan tubuh tegap berotot langsung berlari ke arah Jian dan menarik gadis itu ke dalam pelukannya.
"Oh my girl Jessie. I miss you so much."
Jian balas memeluknya tak kalah erat. Kalau dihitung-hitung sudah sekitar sepuluh tahun mereka tidak bertemu. Bahkan Jerry hanya diberi waktu sebentar untuk hadir di pemakaman ibu mereka. Yah, Jerry adalah kakak kandung Jian. Dia bekerja sebagai anggota militer Amerika Serikat sejak lulus SMA.
**
Date : 12 Agustus 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Bill, Sir (✔)
Fanfiction[Completed] [Fanfic SCOUPS Seventeen] Pertengkaran malam itu, membawa Jian terbang ke Korea Selatan seorang diri. Hatinya hancur melihat ayahnya akan menikah dengan wanita lain padahal tanah makam ibunya masih basah. Seolah belum cukup menderita, Ji...