**
Setelah Seward pergi. Jian membongkar kopernya lagi. Dia membuka kantung bagian dalam kopernya dan mengeluarkan amplop coklat kabinet yang tebal. Jian mengeluarkan satu per satu lembar dokumen dari dalam dan membacanya dengan seksama.
Amplop coklat kabinet itu menyimpan semua rahasia ibunya. Dokumen tentang masa lalu ibunya ada di sana. Termasuk beberapa alamat di Korea Selatan. Ibunya yatim piatu, dia diadopsi oleh pasangan Amerika yang tidak bisa punya anak.
Sedangkan adik ibunya diadopsi dua tahun setelahnya oleh seorang ibu tunggal berkebangsaan Kanada. Mereka terpisah cukup lama tapi selalu saling mengirim surat. Hingga adik ibunya atau bibinya Jian memutuskan untuk hidup mengembara usai ibu asuhnya meninggal dunia. Jian hanya pernah sekali bertemu dengan bibinya di salah satu peternakan di kota Aspen, Colorado. Saat itu Jian mendengar percakapan antara dua kakak adik tersebut tentang rencana pindah ke Korea Selatan. Mereka juga sudah mempersiapkan nama Korea untuk Jian.
"Na Jian akan menjadi namanya, aku akan mengurus surat-surat identitasnya jadi ketika waktunya tiba dia akan bisa hidup lebih baik di Korea."
Kalimat yang diucapkan bibinya itu menjadi dorongan semangat untuk Jian hingga dia bisa sampai di Korea sekarang. Oleh karena itu, dia perlu menemukan keberadaan bibinya.
Jian menelusuri alamat-alamat yang tertera di kertas kusam yang ditulis sendiri oleh ibunya. Waktu itu, Jian melihat sendiri ibunya menulis alamat-alamat tersebut saat terbaring di ruang rawat rumah sakit.
Ibunya berkata. "Jian, kau tidak akan tersasar jika kau tiba di Korea nanti. Bibimu punya banyak kenalan di sana, mereka orang baik dan kau bisa meminta bantuan mereka jika perlu."
Jian tak mengerti maksud ibunya waktu itu. Sebab, mereka berjanji akan pergi bersama tapi kenapa ibunya bicara seolah-olah hanya Jian yang akan pergi.
"Bukankah kita akan pergi bersama? Aku akan selalu menempel pada Mama. Aku tidak akan tersesat jika bersama Mama."
Ibunya tersenyum dan menggeleng. "Tidak sayang. Dengarkan Mama, kau harus simpan kertas ini baik-baik, kalau perlu kau hapalkan yang sudah Mama tulis di sini."
Jian menyesal tidak menghapal alamat-alamat itu di luar kepala. Dia mana tahu jika kopernya akan dicuri setibanya di Seoul.
Satu per satu alamat di kertas itu Jian coret. Melalui internet beberapa alamat itu tidak ditemukan atau sudah berganti nama. Hingga tersisa tiga alamat saja yang bisa Jian telusuri di maps.
Alamat pertama berlokasi di sebuah toko buku yang menjual buku-buku lama. Aroma apak dan debu tercium saat Jian masuk ke dalam toko itu. Jian menanyakan tentang bibinya pada pasangan paruh baya pemilik toko.
Mereka adalah pasangan kakek nenek yang harmonis. Si Kakek sudah pikun, jadi Jian hanya memperlihatkan foto bibinya pada si Nenek.
"Oh ini Na Hyeri? Benar Na Hyeri ya. Apa kau tau dia ada di mana? Kami sungguh merindukannya."
Alamat kedua berlokasi di restoran sup pengar legendaris yang sudah berdiri sejak abad ke-18. Beruntung bagi Jian dia bisa bertemu pemilik restoran dari generasi kedua. Dia seorang nenek yang masih kelihatan segar di umur senjanya. Jian lalu memperlihatkan foto bibinya yang langsung dikenali oleh nenek itu.
"Apa kau bilang? Kau keponakan Hyeri-ssi? Astaga astaga! Kemana gadis itu? Sudah lama sekali dia tidak ke sini."
Nenek itu meremas-remas lengan Jian dan tersenyum lebar. Dia memperhatikan Jian lamat-lamat lalu memberi perintah pada para pegawai restorannya. "Apa kau lapar? Kau kurus sekali. Cepat bawakan dia makanan. Dia keponakan Hyeri, itu berarti dia juga cucuku. Cepat-cepat!"
Usai makan sampai kenyang dan berjanji akan membawa bibinya ke restoran sup pengar legendaris itu, Jian melanjutkan perjalanan menuju alamat terakhir yang berlokasi di Seocho tepatnya di penyewaan yacht pribadi.
Jian diminta menunggu oleh salah satu pegawai di sana selagi mereka memanggil manajer pengelola penyewaan yacht tersebut. Nama yang tertera di kertas alamat itu adalah nama manajer di sini. Sembari menunggu Jian menatap takjub deretan yacht pribadi yang parkir di tepi dermaga sungai Han.
Seorang pria tinggi, berotot dan tampan mendekat bersama salah satu pegawai yang meminta Jian untuk menunggu. Dia adalah orang yang Jian cari.
Jian membungkuk penuh hormat dan memperkenalkan dirinya sebagai keponakan Na Hyeri.
Respon pria itu di luar prediksi Jian. Matanya langsung memerah dan dia pun tersedu.
"Di mana bibimu itu? Dia berjanji akan kembali lima bulan lagi membawa keponakannya, tapi yang datang hanya keponakannya saja."
**
Date : 31 Juli 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Bill, Sir (✔)
Fanfiction[Completed] [Fanfic SCOUPS Seventeen] Pertengkaran malam itu, membawa Jian terbang ke Korea Selatan seorang diri. Hatinya hancur melihat ayahnya akan menikah dengan wanita lain padahal tanah makam ibunya masih basah. Seolah belum cukup menderita, Ji...