**
"Halo Nona Jian."
Sapaan ramah dan badan membungkuk sopan dari beberapa orang Jian dapati ketika dia berjalan di lorong dengan pintu-pintu kaca berperedam. Itu adalah ruang latihan tari. Jian menghitung pintu dari ujung lorong yang dilewatinya dan berhenti pada pintu kelima.
Bersamaan dengan itu pintu terbuka dari dalam, manajer Kim muncul dengan seorang wanita yang Jian ketahui adalah manajer baru. Wanita itu membungkuk sopan kepada Jian lalu pamit pergi.
"Apa kau mencariku Nona Jian?" tanya manajer Kim.
"Tidak manajer Kim. Apa ini ruang latihan Seward?"
Manajer Kim mengangguk, dia bergeser ke samping agar Jian bisa melihat situasi di dalam ruangan. "Dia ada di dalam bersama yang lain. Kau ingin masuk?"
"Tentu."
Jian melihat seorang pelatih tari pria berada di tengah-tengah memperhatikan gerakan tari para anggota termasuk Seward yang berada di barisan paling depan. Ada seorang wanita juga di sana membelakangi Jian. Manajer Kim mendekatinya, wanita itu berbalik dan sepertinya mereka sedang membicarakan Jian.
Tujuan Jian ke sini bukan bertemu para member ataupun Seward, melainkan untuk memperhatikan langit-langit di sudut ruangan dekat meja speaker musik. Jian melangkah ke sana sambil memperhatikan langit-langit. Jerry menyuruhnya untuk mengamati langit-langit di sudut ruang latihan yang berada tepat di bawah ruangan Jian. Apakah ada kabel yang tersambung pada langit-langit itu atau tidak. Tapi langit-langit itu bersih dan lampu berjaka cukup jauh dari sudut.
Saat asik memperhatikan langit-langit, musik tiba-tiba berhenti. Wanita yang bicara dengan manajer Kim yang sudah mematikan musik. Ternyata wanita itu adalah wanita yang sama di lokasi syuting video musik tempo hari. Dia masih mengenal Jian.
"Halo Nona Jian, masih ingat dengan saya?"
Jian tersenyum ramah dan mengangguk. "Tentu saja Nona Lee."
"Apa kau ke sini ingin melihat para member latihan." Nona Lee melirik ke arah para member yang ternyata menatap ke arah Jian.
Jian jadi gugup ditatap sebegitu rupa oleh ke-13 member yang sudah lama tidak bertemu dengannya. Terakhir kali Jian bertemu dengan mereka semua adalah pada hari syuting video musik.
"Ah, tidak. Aku hanya ingin memastikan sesuatu."
Nona Lee memiringkan kepala. "Sesuatu?"
Jian baru saja hendak menjelaskan tujuannya dengan lugas ketika pintu ruangan tiba-tiba terbuka dan Jeremy muncul di sana. Kontan saja semua orang membungkuk hormat padanya. Kendati dia ikut membungkuk dan menyapa dengan ramah, Jeremy hanya melengos dan melangkah ke arah Jian.
Nona Lee langsung menyingkir agak jauh saat merasakan atmosfir tak nyaman yang menguar dari pria itu yang membuat semua orang gentar. Tapi, tidak untuk Jian.
"Kau kenapa bisa seenaknya bermain-main Na Jian?"
"Aku hanya berjalan-jalan. Toh semua pekerjaanku sudah selesai," jawab Jian sambil melipat tangan di dada.
Hal itu memicu amarah Jeremy yang memang gampang naik. Dia langsung mencengkram dagu Jian yang mengundang suara napas tersentak oleh beberapa orang.
"Kau mulai kurang ajar jalang kecil. Kali ini aku maafkan. Tapi, lain kali jangan pernah biarkan ruanganmu kosong ketika aku datang."
Jian dengan berani menepis tangan Jeremy sampai pria itu melepas cengkramannya yang memang tak sekuat biasanya.
"Jaga sikapmu paman. Di sini banyak orang."
Setelahnya Jeremy berbalik dan melangkah pergi. Meninggalkan Jian yang buru-buru merogoh sakunya mengambil tisu basah dan mengelap bekas cengkraman Jeremy di dagunya.
"Jeremy brengsek," gumam Jian yang pasti bisa didengar oleh semua orang yang ada di ruangan itu.
"Apa kau tak apa-apa Nona Jian?" Manajer Kim yang lebih dulu bersuara. Jian tahu semua orang di sana pasti penasaran tapi terlalu bingung harus memulai pertanyaan seperti apa.
Jian tersenyum tipis. "Tak apa. Itu bukan masalah besar. Aku sudah pernah mengalami hal yang lebih buruk daripada itu, mohon kalian rahasiakan apa yang baru saja kalian lihat, karena kami di sini juga tidak akan lama. Manajer Kim, apa kau bisa mengunci pintu itu?"
"Bisa tentu saja."
"Terima kasih."
"Selain apa yang kalian lihat tadi dan kalian dengar dari mulutku, aku harap kalian juga menjaga rahasia untuk yang satu ini." Jian menunjuk pada langit-langit ruangan disudut yang bergetar hebat bersamaan dengan itu Jian menekan tombol play pada speaker musik.
**
Date : 27 Agustus 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Bill, Sir (✔)
Fanfiction[Completed] [Fanfic SCOUPS Seventeen] Pertengkaran malam itu, membawa Jian terbang ke Korea Selatan seorang diri. Hatinya hancur melihat ayahnya akan menikah dengan wanita lain padahal tanah makam ibunya masih basah. Seolah belum cukup menderita, Ji...