33. Usai Huru Hara di Rooftop

23 3 0
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

"Apa kau akan menonton seharian lagi?"

Jian refleks menekan tombol pause di remote kemudian menoleh pada Jerry yang sedang berdiri di ambang pintu kamarnya. Pria itu tersenyum, lalu mengeluarkan satu bungkus mie instant dari kantung belanja yang dibawanya.

Jian terkekeh pelan. "Kau tau aku akan melakukannya, kenapa harus bertanya?" balas Jian seraya merebut mie instant tersebut dan berlalu ke dapur.

Jerry mengedikkan bahu lalu mengekori Jian. "Yah, itu hanya sekedar basa-basi untuk memulai percakapan dengan adik kecilku."

Jian tersenyum tipis. Menyadari ada kecanggungan di dalam suara Jerry, Jian berusaha menyibukkan diri dengan memasak mie instant meski dia sudah memakannya satu jam yang lalu. Ini lebih baik daripada memikirkan kemungkinan berlebihan seperti saran dari psikiaternya.

"Apa Dad sudah pergi?" tanya Jian.

Jerry berdeham. "Ya, sore tadi," jawab Jerry singkat. Padahal dia ingin mengucapkan beberapa kata lagi, tapi lidahnya mendadak kelu.

Usai kejadian di rooftop tempo hari, semuanya benar-benar berubah. Kebenaran akan apa yang Jian alami di masa lalu menampar Jerry begitu keras. Dengan gamblang Jian menceritakan semuanya di depan kuasa hukum. 

Karin secara suka rela menjadi saksi dalam beberapa kejadian yang diceritakan Jian. Meski status Jian hanya korban atas kelakuan Jeremy, tapi gadis itu perlu hadir secara langsung di persidangan yang akan diadakan di Colorado.

Jerry masih berdiri canggung di balik meja dapur. Sesekali dia mengusap tepi meja sembari menyusun kalimat untuk diucapkannya. "Apa kau tidak penasaran dengan yang aku lakukan seharian ini?"

Jian dengan khidmat mengaduk mie instant di dalam panci, lalu menjawab. "Sedikit, tapi ku rasa kau tidak akan menceritakan tentang Seward meski aku minta."

Ekspresi Jerry berubah datar saat nama Seward disebut. "Apa tidak ada selain Seward yang kau pikirkan Jian?"

Jian menuangkan mienya ke dalam mangkuk sebelum menjawab. "Untuk sekarang hanya dia. Bisakah aku bertemu dengannya sekali saja?"

"Lalu setelah bertemu dengannya kau ingin apa?"

"Aku akan kembali ke Colorado."

Jerry menghela napas panjang. Meski dia harus profesional sebab kini jabatannya sudah setara dengan CEO agensi yang menaungi boy group Seward, tapi dia tetap tidak bisa menoleransi apa yang sudah Seward lakukan terhadap Jian. Kepada adik perempuan yang disayanginya. Apa-apaan itu gadis sewaan? Seward sialan!

"Kau akan berjanji?"

"Tentu, aku tidak akan kabur. Lagi pula sesi konselingku tinggal pertemuan terakhir. Aku ingin pamit pada Seward karena dia sudah begitu baik kepadaku."

Jerry tidak bisa mengontrol ekspresinya yang mengeras. Saat ini juga dia ingin menghajar Seward sampai babak belur, kalau bisa.

"Apa kau masih belum bisa melupakan kalau aku gadis sewaannya?"

"Bagaimana aku bisa melupakan hal itu setelah semua yang terjadi padamu Jian?"

"Bisa tidak ambil sisi positifnya saja? Toh, Seward tidak pernah menyakitiku. Dia ...." Jian langsung menutup mulutnya saat menyadari mata Jerry yang hampir keluar.

"Diam atau aku tidak akan membolehkan kau bertemu dengannya!"

"Oh, baiklah Kakakku yang tampan."

Esoknya, seperti yang Jerry janjikan. Jian dibolehkan bertemu dengan Seward di ruang latihan tari gedung agensi.

"Boleh kau lepaskan tanganku sekarang." Jian melirik tangannya yang sejak turun dari mobil, digandeng Jerry sampai ke depan pintu ruang latihan tari.

Jerry cemberut tapi dia menurut dan melepaskan tangan Jian. "Ingat, sehabis bertemu dengannya kau harus menemuiku!" Pria itu berbalik dan melangkah menjauh.

"Iya, aku janji," balas Jian acuh yang sudah sibuk menahan debar jantungnya. Dia amat bersemangat akan bertemu dengan Seward hari ini. 

Tiba-tiba saja, pintu dibuka dari dalam. Jeonghan melongo kaget melihat Jian. Begitu juga dengan Jian. Dalam beberapa detik, pria itu hanya berdiri diam hingga Jian melambaikan tangan di depan wajahnya dan membuat Jeonghan tersadar.

"Hai!" sapa Jian lebih dulu.

"Ah eh, Jian! Sudah lama ya. Eh, emh." Pria itu menggaruk belakang kepalanya kikuk. "Kau mencari Scoups?"

"Ya, boleh panggilkan dia untukku?"

"Tentu saja." Jeonghan lalu berbalik. "Hei Choi Seungcheol! Ada yang mencarimu, sini!"

Jian mengigit bibirnya gugup, jantungnya berdebar begitu cepat. Tak lama kemudian, Seward  muncul dan langsung menarik Jian dalam dekapannya.

"Jian, aku merindukanmu."

**

Date : 11 September 2024

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Date : 11 September 2024

Your Bill, Sir (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang