**
Satu minggu berlalu tanpa terasa. Tidak ada kejadian khusus, tapi Jian bisa melihat banyak orang-orang berbadan besar yang keluar masuk gedung. Awalnya Jian kira mereka adalah calon bodyguard untuk para artis. Tapi, ketika melihat Seward dan anggota grupnya keluar gedung tanpa pengamanan pria berbadan besar dan hanya bersama manajer Kim, Jian mulai merasa janggal.
Sejak acara jalan-jalannya di dalam gedung dan diketahui oleh Jeremy. Jian dengan patuh berdiam diri di dalam ruangannya. Dia hanya mendengar kabar dari luar oleh bibinya yang datang setiap pagi untuk membersihkan ruangan.
"Mereka bukan bodyguard untuk para artis, tapi mereka kaki tangannya Jeremy," kata Na Hyeri.
"Ada berapa orang mereka Bibi?"
"Berempat. Aku dengar dari Jerry dia mengenal mereka semua."
Kalau Jerry mengenal mereka, itu artinya Jian juga mengenal mereka. Diselubungi rasa penasaran, Jian keluar dari ruangannya setelah memastikan kalau siang ini Jeremy sedang rapat di luar kota. Dia membawa dua pria berbadan besar bersamanya. Itu berarti dua lainnya berada di dalam gedung ini.
Pertama-tama, Jian mencari mereka di kantin. Lalu ke studio rekaman yang biasa dipakai para artis perempuan. Tapi dia tidak menemukan tanda-tanda mereka ke sana meski Jian sudah menanyakan ke beberapa manajer yang berlalu lalang.
"Jangan-jangan mereka ada di sana." Mengingat kecenderungan seks pamannya yang menyimpang, Jian langsung berlari ke tempat itu. Benar saja dugaan Jian, dua pria berbadan besar baru saja masuk ke salah satu ruang latihan tari artis pria. Dan itu adalah ruang latihan kelompok grup Seward.
Jian panik. Dia langsung membuka pintu dan mendapati kalau pria berbadan besar itu belum sepenuhnya masuk ke dalam ruang latihan. Suara tawa Dino terdengar menggelegar di dalam sana, Jian akan menyalahkan diri sendiri jika tawa itu tak pernah terdengar lagi nantinya. Dua pria berbadan besar itu tertahan di dekat pintu oleh pelatih tari dan manajer Kim. Jian tidak bisa melihat mereka karena terhalang punggung kedua pria itu yang meminta masuk untuk melihat sesi latihan tari, tapi manajer kim dan pelatih tari mengatakan kalau proses latihan tidak bisa dilihat sembarang oleh orang asing. Jelas sekali manajer Kim tidak suka dengan kehadiran mereka. Tapi, kedua pria berbadan besar itu terlalu bodoh untuk mengerti. Jian lalu menyela pembicaraan.
"Ada apa ini? Kenapa kalian menghalangi pintu?"
Kedua pria berbadan besar itu kompak menoleh pada Jian secara bersamaan yang membuat dahi mereka beradu, mereka mengaduh dengan konyol dan saling menggerutu. Salah satunya lalu mengalah dan keluar lebih dulu, diikuti pria satunya. Jian lalu memberi kode pada manajer Kim yang akhirnya bisa dia lihat untuk mengunci pintu. Jian lalu mundur beberapa langkah untuk memberi ruang jarak yang cukup dengan mereka.
Saat menatap dua pria itu, Jian terpana. Dia seketika terkesiap.
"Loh Vander? Vender? Kalian kenapa bisa ada di sini?"
Dua pria itu adalah saudara kembar, teman akrab Jeremy sejak kecil.
"Hai gadis kecil." Sapa Vander.
"Jessie!" seru Vender yang lebih riang.
Jian melipat tangan di dada. Dia melirik pintu ruang latihan yang tertutup dan kedua saudara kembar itu bergantian. "Apa yang Jeremy suruh sehingga kalian mau meninggalkan Colorado?"
Kedua pria itu saling pandang.
"Tidak. Tidak ada," jawab Vender cepat.
"Jangan bohong!" seru Jian galak.
"Benar, tidak ada," balas Vander tenang.
Tentu saja kedua kaki tangan Jeremy tidak akan begitu mudah membuka rencana busuk Jeremy. Melihat mereka bisa berkeliaran bebas di area ruang latihan tari para idol saja sudah menimbulkan kecurigaan. Jian tak ingin apa yang dia duga akan terjadi.
"Oke, kalau kalian tetap tutup mulut. Tapi, jangan harap kalian bisa bebas melenggang masuk ke area ini. Mereka di bawah kuasaku. Jadi, jangan mengganggu!"
**
Date : 1 September 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Bill, Sir (✔)
Fanfiction[Completed] [Fanfic SCOUPS Seventeen] Pertengkaran malam itu, membawa Jian terbang ke Korea Selatan seorang diri. Hatinya hancur melihat ayahnya akan menikah dengan wanita lain padahal tanah makam ibunya masih basah. Seolah belum cukup menderita, Ji...