ʚɞ16

2 0 0
                                    

Sekarang hari Sabtu, hari ini Lania tak sekolah karena sekolah lania full day jadinya di setiap hari Sabtu sekolah nya diliburkan.

Walaupun Lania tak sekolah, hari ini ia harus latihan basketball. Lania sudah mendaftar jadi ia juga harus hadir dalam latihannya nanti sore.

"ayah, ibu kemana" tanya Lania saat menuju dapur.

"tadi sih pamitnya mau ke pusat perbelanjaan nya katanya mau beli bahan' masak untuk nanti siang" jawab nya.

"ohh"

"oh iya, tadi ibu nitip pesan ke ayah katanya suruh Nia untuk bersihin halaman rumah" ujarnya.

"siram tanaman di luar juga sapu halaman yang penuh dengan berserakannya daun-daunan di depan" lanjutnya.

"iyaa nanti aja" ujar Lania malas, sebenarnya Lania bukan tak mau hanya saja ia baru bangun dan masih lemas.

"jangan di tunda tunda Nia, kalau di titipin tanggung jawab kamu harus bisa menanggung itu" ujar Wandijaya.

"iya yahh, ini setelah Nia mengisi perut Nia dengan roti ini Nia bakal ngelakuin perintah ibu tadi" ujar Nia sambil mengoleskan selai strawberry di rotinya.

"ya sudah"

Setelah selesai mengisi perutnya Lania segera keluar rumah untuk melakukan pesan sang ibu nya tadi.

Lania teringat sesuatu setelah sampai di depan rumah.

"oh iya, kan rumah ku deket banget sama mereka ya mana lagi rumah ku berhadapan sama rumahnya Ka Yoga lagi arghh" ujar Lania malu.

"aku gamau ada yang ngeliat aku disini, aku harus cepet cepet bersihin ini semua" ujar Lania.

Lania tak berani membuka gerbang rumahnya, ia terlalu malu untuk membukanya. Lania terburu buru menyapu halaman nya dan menyiram semua tanaman yang ada di sana.

Tak butuh waktu terlalu lama, Lania pun menyelesaikan tugas nya dengan senang. Lania mengambil tumpukan sampah yang ia kumpulkan tadi di dalam serokan dan berniat untuk membuangnya di luar rumahnya itu.

"aduh, kalau aku buka gerbangnya ada orang ga yah" gerutu Lania.

"aku gamau ketemu sama mereka, malu banget kalo bertemu sumpah" gerutunya.

"oke aku harus cepet cepet"

Lania segera membuka gerbang rumahnya, dan berniat untuk langsung membuang nya di tong sampah yang ada di samping rumahnya.

Tetapi kejadian sial terjadi, setelah Lania berlari dan hendak membuang sampahnya yang ada di dalam serokan tadi tiba tiba ia tersandung yang mengakibatkan sampah nya tadi berserakan di depan gerbang rumahnya. Terpaksa Lania harus membersihkan ulang.

"astagaa, kenapa pake kesandung segala sih Niaaa" ujar Lania panik.

"duh pr bangett, harus buru buru beresinnya nih"

Disaat Lania tengah terburu buru membersihkan sampah daun yang berserakan karena ulah kecerobohannya itu, tiba tiba ia dikagetkan dengan omelan seseorang yang tiba di depannya.

"astaga Niaa kenapa bisa berserakan gini, cepet beresin yang bersih" ujar ibu Lania yang baru pulang dari pusat pembelanjaan.

"eh ibu, iya tadi Nia ga sengaja tersandung jadi gini deh"

"gimana sih, yaudah cepet beresin sampai bersih"

Lania pun segera membersekannya dan segera membuangnya di tong sampah itu dengan muka kesalnya.

Lalu Lania berniat menoleh ke arah sang ibu untuk menyalimi tangan sang ibunya itu. Setelah berbalik untuk menatap ke arah sang ibu, tak sengaja Lania melihat cowo yang ada di samping ibunya itu.

Kaget itu yang Lania rasakan, lalu rasa malu menyusul didalam dirinya. Lania tak mau berlama akhirnya ia segera menyalimi tangan Maria lalu segera meninggalkan mereka, tetapi tangan Lania di tahan oleh Maria.

"eh kenapa bu" tanya nya gugup.

"ini kenalin tetangga kita baik orangnya, tadi dia mengantarkan ibu pulang pas gak ada taksi yang lewat" ujar Maria.

"o-oh iya"

"kamu kenal tidak? dia ternyata satu sekolah dengan kamu"

Lania hanya diam, ia hanya berusaha menahan rasa malu yang ada pada dirinya.

"yasudah tante, saya pamit pulang kerumah dulu" ujar cowo itu sopan. Paham dengan situasi ia pun berencana untuk pulang kerumahnya .

"oh iya nak Yoga terimakasih ya tadi untuk tumpangannya, kapan kapan mampir kesini ya" jawab Maria.

Ya dia Prayoga, cowo yang mau ia hindari hari ini. Lania berharap tak mau berpas pasan dengannya tetapi takdir berkata lain.

Lania cukup kaget melihat Yoga sangat berbeda saat dia sedang di sekolah. Tiba-tiba saja dia tak cuek, dan terlihat hangat hari ini.

"baik tante, saya usahakan" jawab Prayoga tersenyum ramah lalu ia melihat ke arah Lania.

"jangan lupa nanti latihan Lan" ujar Yoga kepada Lania yang disaksikan oleh Maria

Lania melotot kaget, bisa-bisanya ia berkata seperti itu di depan sang ibunya  Lania hanya membalas dengan senyuman terpaksa dan mengangguk pelan.

Lania dan Maria pun segera memasuki rumah mereka.

"kamu kenal sama nak Yoga?" tanya Maria

"hem, dia senior ku di sekolah, terus juga senior ku di tim basket sekolah" jawab Lania.

"kamu mengikuti basketball?"

"iya, dan cowo tadi kapten dari tim basket cowo di sekolah ku" jawab nya.

"ohh kok ga cerita ke ibu dan ayah"

"terlalu cape kemarin bu jadi ga sempat"

"ya sudah kalau gitu. gimana kalau kamu berangkat bareng dia aja, toh kita tetanggaan" ujar Maria.

Lania kaget, Lania tak setuju dengan ide konyol Maria.

"gausah bu, lagian Nia sekarang sudah naik motor sendiri" tolak nya.

"lebih aman kalau sama dia" jawab Maria.

"pliss bu, Nia gamau ngerepotin orang yang belum Nia kenal"

"yasudah kalau gitu"

Mereka sudah sampai di dapur dan Lania segera membantu sang ibu meletakkan belanjaan nya.


Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang