ʚɞ17

3 0 0
                                    

Setelah membantu sang ibu merapikan belanjaannya Lania segera keatas menuju kamarnya.

"ahh kenapa harus ketemu sih padahal kan aku gamau kak Yoga ataupun geng nya tau kalau aku tetangga mereka" ujar Lania sesal.

"lagian kenapa sih kebetulan banget kita sekomplek" ujarnya lagi sambil merebahkan tubuhnya dan membuka layar handphone nya.

Lania mengecek room chat yang berusi grup kelas dan grup eskul nya saja tak ada yang spesial di kontak WhatsApp nya. Lania hanya membaca informasi masuk yang ada di grup kelas dan grup eskul nya lalu ia tak sengaja mendapatkan notif pesan dari nomor yang tak dikenal.

"emm siapa" gumamnya.

[besok latihan bareng gw]

"hah" ujar Lania terkejut.

                                                          [siapa ya?]

[Prayoga]
                                  [eh, ga usah kak gapapa 
                                   aku bawa motor sendiri]

[ga nerima penolakan]

"hah kenapa sih"

"ga ga ga, ga peduli" ujar Lania.

                                   [maaf kak tapi aku udah
                                     janjian sama temen ku]

[ga peduli]

"bodo amat ga peduli, batu banget sih jadi manusia" ujar Lania kesal.

"emang dia siapa sih maksa gajelas"

Setelah Lania ingin beristirahat sebentar tiba-tiba muncul satu notif pesan di handphone nya reflek Lania langsung membukanya.

[save nomor gw]

Melihat itu Lania langsung menyimpan nomor nya tanpa membalas chat dari Prayoga.

                            "kk yoga🤨"

Itulah nama yang diberikan oleh Lania untuk menyimpan kontak Prayoga. Lania merasa aneh mengapa Yoga tiba-tiba menjadi sering memperhatikan nya sampai Lania hampir saja ke ge'er an dengan sikap yang di berikan oleh Prayoga.

Esoknya Lania bersiap-siap untuk berangkat menuju ke sekolah nya untuk latihan eskul basket. Lania lupa bahwa ia kemarin di chat oleh Yoga untuk memintanya berangkat bersama.

Sesampainya di depan Lania membuka pagar nya dan berniat untuk mengeluarkan kendaraan miliknya, Lania di kagetkan oleh kehadiran sosok laki-laki yang tengah menunggu di depan rumah nya dengan memainkan handphone seakan-akan tengah mengirim pesan pada seseorang.

"baru aja mau gw chat" ujar laki-laki itu yang reflek melihat ke arah Lania karena mendengar suara gerbang rumah Lania terbuka.

"ngapain kak Yoga disini" tanya Lania.

"lupa?" tanyanya.

Lania baru saja teringat pesan yang dikirim Prayoga kemarin di apk WhatsApp nya.

"oh iya, tapi kan aku sudah bilang kalau aku sudah janji berangkat bersama temen ku" ujar Lania.

"Lann ayo kita berang---kat" teriakan Ziza jadi pelan karena melihat Prayoga yang sedang berada di depan rumah Lania.

"tuh temen aku udah dateng, aku duluan ya kak" Lania hendak berjalan mengambil kendaraannya namun tertahan oleh Prayoga yang tengah menarih tangannya.

"eh" ujar Lania kaget.

"bareng aku Nia" ujar Prayoga mendadak lembut.

Lania melotot tak percaya dengan ucapan Prayoga dan nadanya yang lembut. Mengapa ia menjadi lembut seperti ini? Aku-Kamu? Mana Prayoga yang cuek itu?

"t-tapi kak--"

"gapapa Lan lo bareng dia aja, kasian kayanya udah nunggu lo dari tadi" ujar Ziza.

"gw duluan ya, bye Lan" pamitnya sambil mengedipkan mata sebelah kiri.

Lania tak percaya dengan teman satunya ini, bukan nya malah mendukung Lania tapi malah meninggal kan Lania pada keadaan yang canggung ini huh sungguh tak peka.

"see? buru naik" ujar Prayoga.

Pasrah, itulah yang saat ini Lania rasakan. Lania segera menutup gerbang rumahnya dan segera naik motor Prayoga.

Diperjalanan mereka tak ada keluar obrolan satu pun. Canggung, itulah yang mereka rasakan. Lania pun juga masih terngiang-ngiang perkataan lembut yang tiba-tiba saja keluar dari mulut Prayoga tadi aneh pikirnya tapi lucu.

Bukannya Lania tak senang berangkat bersama Prayoga, malahan ia seneng banget karena ia bisa berangkat dengan cinta pandangan pertama nya itu. Tetapi Lania hanya malu dan tak mau menunjukkan muka merah karena kesaltingan nya itu. Entah mengapa diperjalanan Lania tiba-tiba tersenyum sendiri dan tindakan itupun di sadari oleh Prayoga lewat spion nya.

"orang gila" gumam Prayoga yang sedikit terdengar oleh Lania.

"apa?" tanya Lania sedikit berteriak tetapi tak ada satu sautan pun dari depan, Lania mendengus kesal.

Sesampainya di sekolah Lania berjalan terlebih dahulu meninggalkan Prayoga yang tengah memarkirkan motornya, Lania tak mau ada gosip aneh yang menyerang dirinya. Lalu Lania melanjutkan langkahnya sampai ke lapangan basket belakang.

Setelah sadar dirinya ditinggal oleh cewe itu Prayoga segera berlari menghampiri Lania. Sebelum sampai di lapangan basket belakang Prayoga dengan cepat menemukan keberadaan Lania, Prayoga dengan nafas memburu ia segera menahan tangan Lania agar cewe itu berhenti.

"eh" ujar Lania yang kaget tangannya ditarik oleh seseorang dari belakang dan otomatis ia menoleh ke belakang.

"huh huh tunggu" uhar Yoga dengan nafas yang terengah-engah.

"ish kak Yoga, aku mau menghindari rumor tau gak"

"maksudnya"

"ya.. kan kak Yoga pasti punya banyak fans ya di liat liat jadi takut aja kalau nanti diserang para fans kak Yoga"

"gausah dipeduliin lo cukup di samping gw aja, ayo" ajak Prayoga yang masih menarik tangan Lania.

"t-tapi kak--" Prayoga hanya menatapnya.

"itu..." ujar Lania sambil menatap tangan mereka yang kini saling menggenggam.

"khem" Prayoga hanya berdehem dan segera melepaskan tangannya lalu berjalan di samping Lania.

"BISA GA SIH JANGAN GINI KAN JANTUNG AKU GA AMANN" ujar Lania dalam hati.

"bener bener cowok ga bisa di tebak" gumamnya.






Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang