Happy Reading.
.
Setelah berhasil melarikan diri, Rebecca masih sangat bersemangat, dia dengan cepat menekan sebuah nomor di gelangnya.
"Halo ma!! Caca berhasil! Setelah ini Samuel dipastikan akan mati! Rencana kita berhasil ma!!Aku akan menjadi bungsu Gregorius kembali! Caca sangat senang ma, sangat senang."
"...."
Rebecca menunggu lama namun tidak ada tanggapan dari pihak lain.
Saat ingin melanjutkan perkataannya lagi, Rebecca tiba-tiba disela oleh teriakan penuh amarah dari mamanya yang menyuruhnya membuka siaran langsung akademi, dan melihat apa yang telah terjadi.
Sedangkan disisi lain.
Seluruh murid yang berada didalam pesawat kini menatap kosong ke pemandangan didepan mereka.
Berbagai macam pesawat maupun jet tempur yang berasal dari berbagai lembaga kini melaju menuju ke satu arah.
Planet S-192 pun telah dipasangkan pelindung tingkat tinggi.
Pemandangan di sana pun kini sangat berbeda dengan pemandangan ketika mereka tiba.
Sejauh mata memandang dihiasi oleh pepohonan yang hanya bisa dimiliki didunia virtual.
Berbagai macam bunga, baik yang telah mereka lihat ataupun tidak kini tumbuh ditempat yang seharusnya.
Angin bertiup membawa udara segar dengan wangi bunga.
Harus mereka akui, berada di sana membuat mereka lebih nyaman.
"Apa kita akan menyaksikan kelahiran era baru?" Seorang siswi tidak bisa menahan diri untuk tidak menggumamkan kalimat tersebut.
Namun di tempat yang sangat sunyi bahkan suara jarum jatuh pun bisa terdengar, suara gadis itu bisa didengar oleh mereka semua.
"Mungkin saja." Seorang profesor tua berkata sambil menatap layar didepan dengan binar penuh harap.
.
Dan disisi yang menjadi fokus warga Interstellar.
Para prajurit bersenjata lengkap mengelilingi seekor ular raksasa dari jarak yang lumayan jauh.
Karena mereka takut membuat ular itu waspada dan menganggap mereka sebagai penyerang.
Jet tempur dan prajurit mecha sudah berada diposisi masing-masing.
Mereka juga menjaga jarak aman supaya tidak menjadi sasaran dari ekor ular yang diatasnya terdapat duri tajam dan tidak bisa diam.
Namun, tidak ada satupun dari mereka yang mengangkat senjata.
Hanya berdiri diam dalam posisi waspada.
Pesawat luar angkasa dengan lambang dari berbagai institut Penelitian juga sudah terparkir rapi.
Dan dibarisan depan, sekelompok peneliti berpangkat tinggi berdiri dengan alat khusus menutupi tubuh mereka.
Bagaimana tidak,semakin mereka mendekati lokasi Samuel, angka kerusuhan mental mereka semakin meningkat.
Tapi bukannya takut, mereka malah semakin bersemangat.
Terutama mereka menebak efek dari energi yang Samuel keluarkan.
Marsekal Darius sendiri menjadi bukti nyata kejadian ini.
Disana, sosok Darius sudah lama menghilang, digantikan oleh seekor ular hitam.
Ular yang tak kalah besar dengan wujud rubah Samuel.
Sedangkan Samuel?
Dengan bujukan Darius, dia merubah wujudnya menjadi sebesar kucing pada umumnya, dan meringkuk nyaman diatas kepala ular yang lebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Samuel
FantasySamuel, seorang kutivator iblis, lebih tepatnya iblis rubah yang akan menghadapi petir surgawi untuk menerobos ke tahapan selanjutnya. Namun sungguh disayangkan, Samuel harus tewas akibat kecerobohannya. Tetapi ini adalah awal dari kehidupan barun...