Happy Reading.
.
"Bang... Bang Arsen, kondisi kak Caitlyn memburuk lagi." Gisella mendorong pintu laboratorium Arsenio dan berkata dengan gugup sekaligus cemas.
Arsenio menghentikan gerakannya, dan botol eksperimen ditangannya langsung hancur berkeping-keping, membuat cairan didalannya mengalir membasahi telapak tangan yang ditutupi sarung tangan khusus itu.
Arsenio melepaskan sarung tangannya dan membuangnya ke tempat sampah, dan tanpa sepatah katapun, Arsenio langsung keluar dan menuju tempat Caitlyn berada.
Ruang Caitlyn kini sudah hancur lebur bak kapal pecah, sekelompok peneliti dengan pakaian khusus terus mencatat dan memasukkan berbagai macam obat cair kedalam kabin isolasi.
Itulah yang Arsenio saksikan saat memasuki ruang tempat Caitlyn berada.
"Langsung berikan obat penenang dosis tertinggi." Ucap dingin Arsenio, wajah yang biasanya menyebarkan senyuman menawan kini tergantikan dengan wajah dingin yang membuat orang takut melihatnya.
"Tapi profesor....."
"Lakukan!" setelah menyelesaikan perkataannya, Arsenio berbalik dan berjalan keluar.
"Aku akan kembali, kabari aku jika terjadi sesuatu." Lanjutnya sambil berjalan lalu menutup pintu dengan kencang, memblokir kata penolakan yang ingin Gisella ucapkan.
Dua jam kemudian, pesawat milik Arsenio sudah terparkir rapi di halaman mansion.
Sedangkan empunya kini berhadapan dengan wajah penuh air mata Xena.
Yang lain juga menampilkan ekspresi terkejut dan tidak percaya saat mendengar berita yang Arsenio katakan.
"Kenapa kau mengatakannya sekarang!"
Tangan Xena terangkat dan hendak mengenai pipi Arsenio tapi berhenti tiba-tiba.
Arsenio tersenyum pahit, dan memeluk mamanya.
Bisa Xena rasakan pundaknya menjadi basah, membuat air matanya mengalir semakin deras.
"Maaf ma, maafkan Arsen... Arsen belum berhasil menciptakan obat untuk Caitlyn, Arsen gagal ma, gagal...."
Albert mendekati keduanya dan menepuk lembut pundak Arsenio.
Dia juga melirik kembarannya yang masih terpaku, menghela nafas berat dan memberi arahan kepada sekelompok orang yang pikirannya kosong tiba-tiba.
"Kalian putuskan siapa saja yang menjenguk Caitlyn, dan sisanya menunggu kepulangan Samuel, kontrol emosi kalian, jangan sampai Samuel mengetahuinya."
Memang sudah satu minggu sejak Samuel pergi ke akademi, dan hari ini mereka berniat untuk untuk merayakan kepulangan baby mereka, tapi hal seperti ini malah terjadi.
Tidak mungkin mereka bersenang-senang setelah mengetahui keadaan Caitlyn kan?
Yang lain mengangguk patuh.
Xena, Albert, Arsenio, dan Charlie segera menyiapkan beberapa barang yang diperlukan dan bergegas ke institut penelitian.
Sedangkan Aaron, Charles, Danzel, Azalea dan Gilbert menunggu kepulangan Samuel.
.
Di Arcadia academy.
Samuel berada di ruang kelas, dia sedang merakit mecha kecil, kini sudah 90% jadi, rangkanya sudah membentuk rubah, Samuel meletakkannya ditelapak tangannya dan memasukkan bahan terakhir hingga mecha itu menyala.
Samuel mengendalikan mecha rubahnya dengan energi spiritual miliknya, mecha itu bergetar sedikit, kemudian melompat, berjalan dan berlari disepanjang lengan Samuel lalu kembali ke telapak tangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Samuel
FantasíaSamuel, seorang kutivator iblis, lebih tepatnya iblis rubah yang akan menghadapi petir surgawi untuk menerobos ke tahapan selanjutnya. Namun sungguh disayangkan, Samuel harus tewas akibat kecerobohannya. Tetapi ini adalah awal dari kehidupan barun...