Happy Reading.
.
"Darius kita akan pergi kemana?"
Samuel memeluk leher Darius yang sedang menggendongnya, kepalanya mendongak dan bersitatap dengan netra abu-abu yang sedaritadi menatapnya.
"Menemui kakak mu." Balas Darius dengan tenang, tapi dia diam diam mengangkat kepalanya untuk menatap tajam orang-orang yang memandangi istri kecilnya.
"Kakak? Kak Caitlyn atau kak Gisella?" Tanya lagi Samuel, dia ingin menyebarkan kekuatan spiritualnya untuk mengetahui kakaknya yang mana yang sedang berada di institut.
Tapi Darius terlebih dahulu menghentikannya.
"Caitlyn."
"Kak Caitlyn? Bukankah kak Caitlyn sedang melakukan tugas di sebuah bintang?"
"Seharusnya begitu, tetapi terjadi kecelakaan di tengahnya, keberangkatan kami dibocorkan ke pihak lawan dan kami mengalami masalah besar karenanya, sebagian kecil prajurit di kedua legiun meninggal ditempat karena kerusuhan mental, sebagian lainnya dirawat dirumah sakit dan institut untuk menangani kerusuhan mental, termasuk kakak mu, Marsekal Caitlyn." Darius menjelaskan panjang lebar, manik abu-abu miliknya memancarkan kilatan tajam, walaupun Darius berkata dengan nada setenang mungkin, tapi aura dingin yang menguar sekilas dari tubuhnya tadi menjelaskan betapa marahnya dia.
Samuel tidak menyangka hal seperti itu akan terjadi kepada mereka, dia pernah berpikir dengan ketelitian kakaknya pasti hal buruk tidak akan terjadi.
Tapi siapa sangka.....
"Ka-kapan kejadian itu terjadi? Bagaimana dengan kondisi kakak? Apa dia baik-baik saja?" Samuel sangat mengkhawatirkan kakaknya saat ini, dia bahkan hampir tidak bisa berbicara dengan benar, suaranya bergetar.
"Semuanya pasti baik-baik saja, jadi tenanglah baby." Darius menepuk-nepuk lembut punggung Samuel untuk menenangkan, kaki panjangnya melangkah semakin cepat, hingga berhenti di sebuah ruangan khusus, yang di pintunya terdapat sebuah tulisan 'dilarang masuk, kecuali Profesor lembaga penelitian'.
Klik.
Bunyi pintu terbuka menyela Samuel yang ingin bertanya.
Mereka berdua secara serempak memusatkan perhatian mereka ke orang yang membuka pintu.
Seorang gadis yang memakai kacamata bulat dengan lingkaran hitam pekat dibawah matanya.
"Kak gisella." Samuel menatap lekat Gisella, dengan melihat tampilannya saja Samuel mengetahui betapa lelahnya dia.
Mendengar suara manis dari makhluk yang telah lama tidak ditemuinya, sudut mulut Gisella membentuk lengkungan indah, dia mendekat, mengabaikan tatapan peringatan dari Darius dan mengusap lembut surai sepupunya.
"Halo sayang, bagaimana kondisi baby sekarang?"
"El sudah sembuh, tapi.... Apa kak Caitlyn baik-baik saja?" Samuel menatap Gisella dengan sepasang manik yang memancarkan kecemasan.
Mendengar pertanyaannya, pupil Gisella sedikit mengecil, dia melirik Darius sekilas dan menghela nafas diam-diam dalam hati.
Haishh... Padahal mereka tidak ingin membuat baby khawatir, tapi orang gila didepannya malah membocorkannya.
"Ayo masuk." Gisella membuka pintu lebar dan menyuruh keduanya masuk.
Dia benar-benar tidak bisa menjelaskan kondisi Caitlyn saat ini.
Dibilang baik juga tidak dan dibilang buruk pun tidak.
Melihat kedatangan dua tamu yang tidak terduga, para peneliti yang bertugas mengawasi dan mengamati sedikit terkejut, namun mereka menekan rasa kaget mereka dan melanjutkan kembali pekerjaannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Samuel
FantasySamuel, seorang kutivator iblis, lebih tepatnya iblis rubah yang akan menghadapi petir surgawi untuk menerobos ke tahapan selanjutnya. Namun sungguh disayangkan, Samuel harus tewas akibat kecerobohannya. Tetapi ini adalah awal dari kehidupan barun...