6

1.6K 172 1
                                    

Happy Reading.

𓍯
𓍯

Dalam perjalanan pulang, Samuel menatap bingung Arsenio, pasalnya abangnya itu membawa pria yang ingin mencelakainya.

Samuel yang duduk ditengah keduanya dan menatap bolak-balik mereka, tapi sepertinya abangnya tidak berniat memperkenalkan dia dengan pria ini.

Sehingga pria tersebut menghela nafas tak berdaya dan merobek stiker bulat di lehernya.

"Eh?! Papa?!"

Samuel berseru kaget saat melihat wajah pria itu yang berubah menjadi wajah papanya.

Tapi... Bagaimana bisa!

"Paman bukan papa." Samuel berkata dan menatap pria disampingnya dengan penuh keyakinan.

Dia memang merasakan kalau aura pria ini dan papanya 98% sama.

Tapi dia yakin ini bukan papanya!

Mendengar perkataannya, Arsenio dan pria tersebut tertegun sebentar.

Pria itu menatap Samuel lekat hingga terpesona dengan mata biru yang memandangnya dengan binaran percaya diri dan penuh keyakinan.

Dia tidak bisa menahan senyum dan dengan lembut mengelus surai mahkluk menggemaskan didepannya.

"Binggo! Siniin gelangnya biar dikasih hadiah, dan jangan panggil paman tapi daddy, nama daddy Albert Gregorius, kembaran papanya baby." Albert berkata lembut sambil mendudukkan Samuel di pangkuannya.

Mengabaikan senyum munafik dan tatapan peringatan dari keponakannya yang lain, Albert berpura-pura tidak tau dan dengan gemas mengecupi seluruh wajah Samuel yang masih mencerna perkataannya, dan dia benar-benar kagum dengan Samuel yang bisa membedakannya dengan kembarannya dalam pertemuan pertama.

Selain itu, dia juga tau insiden yang menimpa keluarga kembarannya, dia ikut prihatin, tapi kejadian ini menjadi pelajaran untuk mereka semua, begitupun dengan dia yang perilakunya sebelas duabelas dengan kembarannya.

"Oke daddy, dan berhenti mencium El!" Ujar Samuel dengan nada sedikit tidak sabar, dan kedua tangannya menahan wajah Albert yang masih ingin mencium wajah tampannya.

Bagaimana jika wajahnya menjadi jerawatan akibat ciumannya?

Baru setelah dia yakin Albert tidak akan bergerak lagi, Samuel mengulurkan tangan kirinya ke Albert sesuai permintaannya, dan segera Albert mentransfer sebagian kecil uang miliknya.

Tidak besar, kira-kira bisa menghidupi satu keluarga selama tujuh keturunan.

"Tsk, pengganggu." Arsenio bergumam pelan sambil merotasikan bola matanya, saat Samuel tidak memperhatikan, dia dengan kejam menendang betis Albert tapi masih mengontrol kekuatan.

Sungguh sial, padahal ini hari terakhir dia bisa bebas tanpa tugas tapi malah bertemu dengan pak tua ini.

Walaupun dia menjabat sebagai atasan, dia tidak boleh bermalas-malasan.

"Berhenti dikawasan Sill." Perintah Arsenio yang mendapat balasan Persetujuan dari sistem yang mengoperasikan mobil.

Arsenio memang sengaja tidak mengemudi sendiri dan tidak membawa supir.

mobil juga bisa beroperasi sendiri setelah diberikan koordinat oleh pemilik, jika pemilik ingin mengemudi mobil bisa diatur kembali ke mode manual.

Jadi tidak usah heran jika melihat mobil berjalan sendiri tanpa pengemudi.

𓍯
𓍯

"Sungguh tidak sopan menelantarkan orang tua disini."

"Daddy salah paham, aku hanya melakukan tugas, membawa bunny pulang sebelum malam."

SamuelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang