10

1.4K 128 8
                                    

Happy Reading.
.

Tanpa terasa tujuh hari berlalu dengan tenang.

Didalam sebuah ruangan yang didominasi warna biru.

Samuel memandangi dirinya yang sangat tampan di cermin full body, tubuhnya kini menjadi lebih tinggi, sekitar 161 cm, karena seiring penyerapan energi, kondisi tubuhnya akan semakin membaik, tapi Samuel masih tergolong pendek bagi orang berusia 15 tahun.

Terutama di Interstellar.

Tinggi rata-rata penduduknya 230 cm untuk laki-laki, dan 200 cm untuk perempuan, dan tak ayal bahkan ada yang menembus 250 cm ke atas.

Samuel memiliki tubuh ramping, wajahnya masih imut tapi mulai menunjukkan ketampanan seorang pria, walaupun terdapat sedikit kecantikan alami padanya, terutama mata persik birunya yang menawan, tapi tidak ada aura feminin sedikitpun padanya.

Samuel memakai setelan akademi berwarna hitam. Kerah, kancing serta ujung lengannya berwarna emas, ikat pinggang putih-emas membuat pinggang ramping Samuel semakin jelas.

Didada kirinya juga terdapat lambang akademi, yaitu serigala hitam, terdapat satu bulan sabit dan beberapa bintang.

(Gambar diambil dari pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Gambar diambil dari pinterest.)

kelopak mata Samuel dihiasi bulu mata putih panjang dan melengkung indah, dilengkapi dengan hidung mancung dan bibir mungil serta pipi yang sedikit berisi.

Samuel membelakangi cermin, menoleh kebelakang dan mengamati penampilannya yang dibaluti seragam, Samuel juga berputar beberapa kali, membenarkan kerah lehernya lalu tersenyum puas.

Bagi seekor rubah sepertinya, penampilan adalah hal paling utama bahkan melebihi obsesinya terhadap uang.

Tok... Tok... Tok....

"Rubah kecil apa kau sudah siap?"

Pemilik suara, sepupu Samuel yang tak lain Danzel langsung masuk tanpa menunggu izin dari pemilik ruangan.

Menurut Danzel, ketukan pintu hanya sebagai formalitas saja, apalagi saat memasuki kamar sepupu kecilnya.

"Selamat pagi abang, El sudah siap."

Samuel berjinjit dan memeluk leher Danzel yang menunduk sehingga Samuel bisa menjangkaunya, bibir Samuel melengkung membentuk senyum indah dan mencium kedua pipi Danzel.

Danzel melingkari satu tangannya dipinggang Samuel, mengecup singkat bibir mungil sikecil kemudian mendudukkan Samuel di lengannya yang lain.

Bagi Danzel yang tingginya melebihi 190 cm, menggendong Samuel sangatlah mudah.

"Pagi rubah kecil."

bibir Danzel sedikit melengkung dan Danzel keluar dari kamar dengan Samuel di gendongannya.

"Abang El bukan rubah kecil ya, bentuk rubah El sangat besarrrr.

Danzel berjalan memasuki ruang makan, dia mengangguk untuk menanggapi perkataan Samuel dan memberi 'hm' samar yang membuat Samuel tidak yakin apakah sepupunya ini mempercayai perkataannya.

SamuelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang