1

4K 325 24
                                    

Happy Reading.
.
.

Di sebuah ruangan kosong dengan pencahayaan remang-remang.

Seorang anak yang berumur sekitar 10 tahun tergeletak tidak berdaya dilantai dingin yang dipenuhi darah kering, dan lantai tersebut tak kalah dingin dengan tubuhnya yang sangat dingin juga penuh bekas luka.

Nafasnya juga sudah tidak ada.

Namun, mayat tersebut tiba-tiba saja duduk tegak!

Matanya terbuka lebar.

Sepertinya sangat terkejut, tapi apa yang membuatnya seperti itu?

"Aku... Masih hidup?" Gumamnya pelan dan nadanya penuh kebahagiaan.

Dia menundukkan kepalanya, tangan kecilnya mengepal erat dan terletak di jantung yang mulai bekerja seperti semula.

Kemudian, kepingan-kepingan ingatan yang bukan miliknya mulai bermunculan di benaknya.

Dia meringis pelan, dan mulai mengatur ingatannya dan ingatan asing yang menyerangnya.

Tak butuh waktu lama baginya untuk memahami apa sedang terjadi.

Dia sebenarnya Samuel dari zaman kuno, dia sosok paling dijaga oleh klannya, salah-satu alasannya karena orang tua yang sudah tiada, dia tidak menuruti nasehat klannya dan memilih turun gunung untuk berkelana, hingga saat menerobos tingkatan kultivasi yang entah keberapa, dia disambar petir surgawi yang melebihi jatahnya.

Namun dia tidak mati, tapi bertransmigrasi ke sebuah tubuh yang baru saja ditinggal pemiliknya, yang memiliki nama yang sama dengannya namun berbeda marga, yaitu Samuel Delwyn Gregorius, putra bungsu dari keluarga Gregorius.

Pemilik asli tubuh ini sebenarnya berusia 15 tahun, namun karena malnutrisi dia tampak seperti anak berusia 10 tahun.

Udah kurus.

Pendek lagi.

Dan beberapa hari yang lalu, pamannya berkunjung ke keluarga mereka.

Inilah awal masalahnya.

Dimana anak perempuan kesayangan pamannya menuduh "Samuel" mendorongnya hingga lututnya terluka.

Sang paman yang marah pun menghukum "Samuel" dengan menguncinya diruang kosong, tidak hanya itu, dia juga menyakitinya.

Tetapi tidak ada yang menyadarinya, karena semua keluarga "Samuel" sibuk dengan perkerjaannya.

Dari sinilah Sang paman mendapatkan keberaniannya.

Apalagi "Samuel" memang tidak pernah diperhatikan, namun bukan Samuel saja, saudaranya yang lain juga pernah mengalami masa-masa sepertinya, bahkan sampai sekarang.

walaupun keluarga Samuel mengurus semua keperluan atau bisa dibilang hidupnya tidak berkekurangan, tetapi mereka tidak pernah memberikan kasih sayang mereka kepada anak-anaknya, mereka hanya sibuk memikirkan pekerjaan.

Hingga sifat mereka ini diwarisi oleh anak-anak mereka.

Namun, satu hal yang mereka lupakan, anak bungsunya terlahir lemah, apalagi babysitter yang mengurusnya sering melakukan kekerasan, berbeda dengan babysitter yang mengurus saudara-saudaranya.

Hingga puncaknya hari ini, karena tidak sanggup menanggung berbagai luka dan banyak kehilangan darah belum lagi kelaparan.

Akhirnya "Samuel" mati.

Tewas.

Dan dia mengantikannya.

Inilah yang disebut kemalangan yang disertai dengan keberuntungan.

SamuelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang