16

1K 110 4
                                    

Happy Reading.
.

"Mama belum pulang juga pa?"

Samuel yang memakai pakaian akademi mau tidak mau bertanya lagi saat ingin pergi kesekolah.

Mendengar pertanyaannya, Aaron, Danzel dan Charlie membuang muka dan berpura-pura sibuk.

Sedangkan Gilbert hanya bisa menatap mereka tajam sebentar lalu memusatkan perhatiannya kepada sikecil.

"Papa melihat ramalan cuaca dan tempat mama berada sedang hujan lebat sejak siang kemarin, mungkin mama sedang menginap ditempat lain dulu." Gilbert menjelaskan dengan lembut, dia mengusap pelan surai sikecil dan menunduk untuk mengecup singkat kening babynya.

"Begitukah?... Baiklah, kalau begitu El pergi ke sekolah dulu, kalau mama pulang tolong katakan pada mama untuk menjaga kesehatannya." Ucap Samuel sambil mengecupi kedua pipi Gilbert.

Setelah melihat anggukan dari sang papa Samuel mencium satu persatu keluarganya.

"El pergi dulu."

"Hati-hati dijalan sayang."

Setelah kepergian Samuel, mereka saling memandang, dengan pemahaman diam-diam, mereka segera menyiapkan beberapa barang dan menggunakan pesawat untuk pergi ke lembaga penelitian.

.

"Darius aku ingin coklat lagi."

Begitu turun dari mobil, Samuel mengulurkan tangannya kepada Darius dengan postur meminta.

Sebelum itu, dia tidak lupa mengusap cepat sudut mulutnya dengan tangannya yang lain untuk menghapus noda coklat yang tersisa.

"Tidak." Darius menolak dengan datar, dia meraih tangan Samuel, menggenggamnya dan membawanya ke kelas Samuel.

"Satu saja oke? Hanya satu." Samuel mengikuti langkah pelan Darius yang menurutnya masih cepat karena kaki suami besarnya yang panjang.

Samuel menatap Darius dengan mata memelas, dan mengayun-ayunkan tangannya yang dipegang Darius.

"Tidak, kamu sudah menghabiskan satu kotak penuh, ditambah dengan 'tambah satu lagi' menjadi satu kotak setengah." Kata Darius datar yang membuat Samuel terbatuk pelan dengan telinga yang memerah.

"Ekhm.... Ya, em... Apa aku makan sebanyak itu? Aku tidak mengingatnya." Gumam Samuel pelan tapi masih bisa di dengar oleh Darius.

Darius melirik Samuel dari ujung matanya, melihat dia tidak menunjukkan ekspresi memelasnya lagi Darius menghela nafas lega.

Kalau tidak dia terpaksa mengeluarkan coklat lagi.

Tetapi dia harus tegas mengontrol asupan makanan istri kecilnya, apalagi tidak baik memakan coklat berlebihan.

"Jangan diteruskan, aku tidak akan memberikannya." Ucap Darius saat melihat Samuel yang ingin meluluhkan hatinya.

Samuel mengerucut bibirnya dan menoleh kearah lain.

"Hmpt, pelit."

Darius mengangkat sudut mulutnya, dan suasana hatinya meningkat pesat.

Setelah tiba didepan kelas Samuel, Darius mencubit pipi Samuel pelan.

"Belajar yang benar, jangan nakal." Ucapnya yang membuat Samuel langsung melototinya.

Kapan dia menjadi anak nakal?

Seakan tau isi pikiran Samuel, Darius terkekeh, dia mengangkat lembut dagu Samuel dengan jari telunjuk dan ibu jarinya, sehingga Samuel mendongak dan menatapnya bingung, tanpa menjelaskan, Darius menunduk dan langsung mengecup singkat bibir mungil istri kecilnya.

SamuelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang