Dalam satu bulan penuh ini keluarga Ala dan Kaila sama-sama sibuk mempersiapkan pernikahan putra putri mereka. Mencari wedding organizer terbaik, merancang undangan dan souvenir, survey lokasi resepsi sampai pakaian pengantin juga diurus tuntas.
Sementara dua orang yang akan menjadi pengantinnya semakin hari semakin disibukkan oleh pekerjaan mereka, terhitung sudah hampir dua minggu keduanya tak bertemu. Kaila yang sibuk mengurusi urusan kampus menjelang uas, lalu Ala yang sibuk dengan peresmian cabang barunya.
Mereka berdua sama-sama seperti kejar target agar saat hari-hari mendekati pernikahan tiba, mereka bisa lebih santai nantinya.
Hubungan Ala dan Kaila tak mengalami perubahan berarti, semuanya masih sama, bertukar kabar lewat chat seadanya, itu pun isinya lebih banyak Kaila yang tantrum karena ulah usil Ala yang sengaja membuatnya naik darah.
Ala baru pulang ke rumah setelah perjalanan bisnis selama seminggu dari Jogja ke Bandung, pulang-pulang ke rumah—ia sedikit kaget mendapati rumahnya kedatangan beberapa tamu, dari pegawai yang mengantarkan undangan dan souvenir atau seorang perancang busana terkenal yang kelihatan sedang berdiskusi dengan Ibunya.
Seharusnya Ala tak perlu merasa heran lagi, Ibunya dulu adalah artis terkenal, jelas kenalan sesama orang-orang terpandang di layar kaca itu banyak. Salah satunya Tante Nona ini, seorang designer Indonesia yang memiliki dua belas juta pengikut di instagram-nya.
"Kebetulan banget anaknya dateng," tukas Nona senang hati melihat Ala masuk menggeret koper, Ala pun langsung bertandang menyalimi tangannya sopan.
Mila mengulum senyumnya, "La, udah kenal sama Tante Nona kan? Ini dia yang mau buatin baju pernikahan kamu sama Kaila."
"Oh iya, thanks ya, Tan," ucap Ala mengangguk-angguk, "Kaila udah dihubungi? Perlu aku jemput atau anter Tante Nona ke rumahnya?"
"Udah, udah, minggu kemarin Tante udah ketemu Kaila buat nentuin size gaun-nya," ujar Nona terkekeh pelan menatap Ala, "Cantik ya calon istrimu, lekuk badannya bagus banget Tante sampe iri, ketauan rajin dirawat, pinter kamu cari istri."
Dipuji sedemikian rupa membuat Ala tersenyum kikuk, bingung mau respon apa. Mila jadi ikut tertawa melihat reaksi anaknya, "Pinter dong, tau dia mana yang cantik dan berwawasan tinggi, langsung digaet gak dilepas lagi."
Nona tersenyum geli, "Tinggal kamu nih belum fitting, Nihala bisanya kapan?"
"Besok juga bisa, Tan." Ala menjawab langsung, dahinya mengerut bingung, "Bukannya fitting nanti barengan sama Kaila ya?"
"Seharusnya memang begitu, tapi nih Bunda kamu bilang katanya gak usah bareng, biar kamu sama Kaila sama-sama kaget nanti pas hari h liat tampilan masing-masing."
Ala menoleh ke Ibunya, "Ada aja ulah Bunda," dumelnya.
Mila tergelak, "Oh iya dong!" Wanita paruh baya itu mengedipkan satu matanya, "Biar kalian berdua sama-sama pangling nanti, biar seru."
Ala mendengus pelan, "Ya, terserah." Ia lalu berpamitan, "Aku pamit ke kamar dulu ya, Tan."
"Oh iya, nak. Silahkan."
Laki-laki itu menggeret kopernya kembali, mengangkat benda besar itu menaiki tangga menuju kamarnya. Sampai di depan kamar, Ala tak langsung masuk, memilih merogoh ponsel di saku celananya menghubungi kontak perempuan yang ada di bagian pinned paling atas.
"Kenapa?" Ala mengulum senyum mendengar suaranya, tangannya mulai memutar knop pintu.
"Gapapa, mau ngabarin gua udah di rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Met You
Romance[end] Akibat terlalu sibuk menitih karir, Kaila berhasil membuahkan perasaan khawatir keluarga karena gadis itu enggak kunjung menemukan hilal jodoh di usia-nya yang sudah melewati garis 25. Lelah terus dicecer pertanyaan semacam itu, Kaila akhirnya...