Resepsi pernikahan Ala dan Kaila diadakan di ballroom hotel bintang lima di kawasan Ibukota. Kedua mempelai pengantin yang bukan berasal dari keluarga 'biasa-biasa' saja pastinya membuat pesta pernikahan itu menjadi megah dan berkesan.
Ala yang merupakan anak dari seorang artis terkenal di masanya dan Kaila yang notabene adalah cucu dari seorang rektor sekaligus pemilik universitas swasta terkenal di Ibukota. Tak mengherankan ada beberapa media televisi juga ikut datang meliput acara untuk dijadikan headline news di saluran mereka.
Pemberkatan dilaksanakan dengan lancar beberapa saat lalu. Kini Kaila dan Ala harus dipisahkan kembali untuk mengganti pakaian mereka ke acara resepsi yang diadakan berkelanjutan dari acara pemberkatan.
Kaila berdiri di dalam ruangan itu, hanya diam membisu membiarkan penata busana dan penata rias-nya melakukan tugas. Gaun pernikahan berwarna putih gading dengan model ballgown itu sudah melekat sempurna di tubuh Kaila. Rambutnya disanggul rapih, dibalut veil putih yang panjangnya sampai pinggang gadis itu, tak lupa sebuah mahkota cantik juga tersemat di atas kepalanya.
Hari ini Kaila sempurna, orang yang melihatnya pasti akan langsung setuju kalau ia adalah perempuan tercantik di dunia ini.
"Nyaman nggak, Kak?" tanya penata busana tersebut memastikan kenyamanan Kaila, takut si pengantin merasa ada sesuatu yang mengganjal.
"Nyaman kok," jawab Kaila jujur.
"Oke deh, aku sama Ara tinggal dulu ya, nanti Buk Rena masuk kesini."
Kaila mengangguk paham, lalu ia benar-benar ditinggalkan sendiri di dalam ruangan itu. Keadaan yang sunyi membuat pikiran Kaila yang sebelumnya sudah berkelana jauh, semakin dalam ke arah lain. Langkahnya tiba-tiba tergerak ke pinggir jendela, menatapi city view dari sana.
Helaan nafas pelan keluar dari mulutnya, Kaila menatap cincin yang tersemat di jari manisnya. Cincin yang menjadi simbol perubahan statusnya hari ini, sesuatu yang menampar Kaila dari dalam zona mimpi, menyadarkan kalau ia telah resmi menjadi istri dari seseorang.
Sudah terlambat untuk mundur, sejak awal ia menerima perjodohan ini, di detik itu juga sudah tak ada jalan kembali.
Menyesal? Entahlah, Kaila hanya merasa daripada mengecewakan keluarganya, ia harus terus maju menjalani kelanjutannya.
Di tengah lamunan tanpa arah itu, pintu ruangan diketuk lalu terbuka dari luar. Kaila spontan berbalik badan, menatap sosok Ibu dan Stella yang masuk ke dalam ruangan ini. Kedua wanita itu tampak kagum melihat penampilan cantik Kaila.
"Anak Mama cantik banget...."
"Kai, gila lo cantik banget!"
Kaila tersenyum tipis, Stella kemudian mendekat, menghambur langsung ke pelukannya.
"Selamat ya, sayangku," ucapnya teramat sumringah.
Rena tertawa pelan, ia juga mendekat lantas mengusap punggung Kaila pelan, "Udah siap belum? Ala udah nungguin kamu di depan."
Ekspresi wajah yang dipasang Kaila terbilang datar, tetapi anggukan pelan menjawab pertanyaan Ibunya. Rena tersenyum lebar, lebih dulu berjalan menjauh untuk mempersiapkan langkah Kaila yang akan keluar ruangan.
Stella masih betah berdiri di sebelah gadis itu, matanya menatap lamat raut muka Kaila, "Lo gapapa, Kai?"
"Gapapa? Emangnya gue kenapa?" Kaila bertanya balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Met You
Romance[end] Akibat terlalu sibuk menitih karir, Kaila berhasil membuahkan perasaan khawatir keluarga karena gadis itu enggak kunjung menemukan hilal jodoh di usia-nya yang sudah melewati garis 25. Lelah terus dicecer pertanyaan semacam itu, Kaila akhirnya...