Setelah drama susah jalan dan berakhir beristirahat hampir sepanjang hari kemarin, pagi tadi—sekitar jam sepuluh mereka berangkat untuk sailing trip. Perjalanan dua hari satu malam dengan kapal yang mengunjungi pulau-pulau yang ada di Labuan Bajo.
Pulau pertama yang mereka kunjungi ialah Pulau Kelor, di pulau pertama mereka mendatangi semacam pasar tradisional yang menjual banyak souvenir disana. Berlanjut harus tracking melewati jalanan yang cukup curam untuk sampai di atas bukit pulau Kelor.
"Foto-fotonya bagus deh," ujar Kaila tersenyum manis menatapi hasil jepretan guide mereka di atas bukit tadi.
Ala berada di sebelahnya, memperhatikan Kaila sambil menyeruput air kelapa muda dari buahnya langsung, sekarang mereka ada di pinggir pantai, sedang diberi waktu bermain-main disana. Disaat beberapa rekan seperjalanan mereka di trip ini bermain di bibir pantai, pasangan suami istri ini hanya duduk-duduk menikmati kelapa muda yang mereka beli.
"Emang kamunya cantik, mau difotoin gimana pun tetep cantik," sahut Ala gombal, mendapat decakan geli Kaila, kontan sang wanita mendelik padanya.
Ala terkekeh pelan, "Loh gak percaya?" Ia lantas mengeluarkan ponselnya, membuka galeri, menunjukkan foto-foto Kaila yang ia ambil diam-diam, "Liat, kamu gak ngeliat kamera juga tetep cantik, Kayi."
Kaila mengerjapkan mata, "Kamu foto aku diem-diem???" Di layar ponsel Ala sudah terdapat foto Kaila sewaktu di pasar tradisional dan di atas bukit tadi, "Gawat, aku punya paparazi sekarang."
"Orang cantik gini harus sering-sering difoto sih."
"Ala, stop gak?" Perut Kaila tergelitik mendengarnya.
"Iya, cantik."
Kunjungan pulau berikutnya yakni Pulau Manjarite. Kalau kemarin rencana snorkeling mereka gagal karena Kaila yang kondisinya kurang fit, mungkin Ala harus bersyukur sebab kebetulan sekali trip mereka di Pulau Manjarite ini merupakan destinasi snorkeling.
Ala duduk manis saat tangan Kaila telaten mengoleskan sunblock di wajahnya, jam sudah mengarah menuju tiga namun cuaca masih sangat panas, antisipasi supaya kulit tak gosong menghadapi sengatan matahari.
Kaila menahan diri untuk tidak berdecak pada Ala, apa tatapan pemuda itu pada dirinya tak bisa biasa saja? Ala menatapnya lamat, tatapan teduh yang penuh raga kagum bisa Kaila rasakan, membuat jantungnya berdegup tak normal.
"Lain kali kalo ngeliatin tuh biasa aja," komentar Kaila menutup kembali botol sunblock di tangannya.
"Kenapa? Salting diliatin—aw! Sakit, sayang." Ala meringis, lengannya dipukul Kaila menggunakan botol sunblock tadi.
"Udah deh, diem." Kaila mendengus sebal, sebenarnya ia tak masalah, kebalikannya malah suka. Tapi yang membuatnya kesal sendiri adalah reaksinya yang seperti remaja jatuh cinta kalau digoda, wajah dan pipinya dengan mudah sekali memerah oleh tingkah Ala.
Mereka masih duduk disana, seraya menunggu sunblock menyerap sempurna—keduanya diam menatap hamparan air laut di depan mereka.
"Seru banget ya, jauh lebih seru dari pantai Singapore yang pernah aku datengin dulu," kata Ala membuka percakapan.
Kaila menoleh, "I told you." Wanita cantik itu mengulas senyum tipis, "Waktu kamu kasih pilihan tempat kemarin, aku dengerin semua plus-minus tempat yang kamu sebutin sambil mikirin Labuan Bajo, karena yaaa—menurut aku tempat ini cantik banget, indah, surga dunia yang ada di Indonesia." Kaila terkekeh pelan, "Kamu tau gak? Labuan Bajo salah satu wishlist aku dari jaman kuliah, duitnya sih ada mau kesini, tapi waktu sama partner-nya yang gak ada. Kalo pun ada waktu, masa aku liburan solo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
After Met You
Romance[end] Akibat terlalu sibuk menitih karir, Kaila berhasil membuahkan perasaan khawatir keluarga karena gadis itu enggak kunjung menemukan hilal jodoh di usia-nya yang sudah melewati garis 25. Lelah terus dicecer pertanyaan semacam itu, Kaila akhirnya...