Guys maaf yaa kalo kata-katanya kurang nyenggol hati mungil kalian, aku tuh nggak jago Words Of Affirmation bisanya Act Of Service, cuakkss
***Happy reading!!
***
Naya berdiri di depan kaca mematutkan dirinya agar terlihat rapi. Ia menyisir rambut baru nya itu. Hari ini ia akan pergi menjemput medali emas nya dan juga voucher full time seminggu. Gerakan sisirnya terhenti saat ketukan pintu terdengar nyaring. Ayah?. Batinnya. Pasalnya sudah lama sekali pria itu tidak pulang ke rumah, jadi wajar saja jika Naya langsung tertuju pada pria itu.
Tangannya sedikit bergetar. Dadanya naik turun dengan cepat. Beberapa saat tidak ada ketukan lagi terdengar. Naya merilekskan napasnya. Ia berpikir entah sudah berapa kali jantungnya berdebar kencang seperti ini. Jika terus menerus akan sering seperti ini, ia tidak menjamin waktunya akan ada tiga bulan.
Kakinya melangkah kearah pintu utama. Naya masih berjalan kearah pintu itu, namun ketukan terdengar lagi. "Siapa?" panggilnya, tidak ada yang menjawab.
Tangan kirinya sudah memegang engsel pintu dan "Nay," panggilan dari lelaki yang sudah berdiri di depannya.
"Ih, ngeselin banget sih. Jantung gue kalau tiba-tiba berhenti, gimana?" Naya memukul dada lelaki itu.
Lelaki itu langsung menangkis tangan Naya dan merangkum kedua pipi Naya. "Rivany yang buat rambut lo kaya gini?" Naya tidak menjawab.
"Harusnya lo laporin ke bimbingan konseling, Nay," ucap lelaki itu lagi.
Naya memegang kedua tangan lelaki itu di pipinya. "Nggak papa, Bar. Ini juga salah gue yang tiba-tiba ambil posisi dia."
"Posis dia? Itu udah jelas putusan dari kepala sekolah langsung, lo kok bisa sih sesabar ini, hm?" Bara sudah berdecak heran dengan perempuan di depannya ini.
"Udah nggak papa, nih buktinya gue baik-baik aja," Naya memutar tubuhnya untuk memperlihatkan kepada Bara bahwa ia tidak terluka akibat perseteruan itu. Namun, tatapan yang dipancarkan perempuan itu berbeda dengan yang dikatakannya.
"Gue takut lo kehilangan semangat juang," ucap Bara.
"Hampir, kalau ada satu orang lagi yang ngajak gue gelut. Bisa jadi gue putus semangat. Tapi, untungnya itu cuma Rivany," tutur Naya.
Bara tersenyum mendengar tuturan perempuan di depannya ini. Begitu sabar meskipun banyak orang yang ingin menjatuhkannya. Lelaki itu memajukan langkahnya. "Nggak bisa, gue mau ngisi ulang energi lo supaya nggak kehabisan baterai di sana." Bara menarik Naya masuk ke dalam pelukannya. Perempuan itu membeku tidak lama ia membalas pelukan hangat itu tak kalah erat. Embun pagi saja belum sempat menempel pada permukaan dedaunan tapi kedua insan itu tertempel seakan tidak ingin lepas.
"Gue sayang lo, Nay," lirih Bara yang tertangkap oleh gendang telinga Naya. Pupil mata perempuan itu melebar. Apa katanya?. Pikirnya.
"Lo nggak salah dengar. Lo tau itukan?" tanya Bara.
Naya terkekeh kecil. "Gue bukan cuma mahir dalam pelajaran di sekolah. Hal kaya gini, masa iya gue nggak peka, sih?"
Bara mengayunkan pelukan itu ke kanan dan kiri. Lima menit berlalu, Naya menepuk ringan pundak Bara. "Udah, ah. Gue mau berangkat ke bandara," ucap Naya.
"Bentar lagi, yaa," bujuk lelaki itu. Seminggu tidak direcoki Naya adalah hari terburuk baginya.
Naya langsung mendorong tubuh Bara. "Nggak bisa, sayang. Gue juga maunya lamaan lagi, tapi jam enam nanti gue udah flight," jelasnya.
Air muka Bara terlihat murung, tak mau berpisah. "Gue pastiin yang bawa pulang juara utamanya gue. Nanti kita bisa full time seminggu," bujuk Naya.
"Masa bodo, full time seminggu. Gue mau full time selamanya, gimana, hm?" lelaki itu melempar senyum merekah kearah Naya.
"Yee, kemarin aja nggak mau deket-deket gue. Sekarang baru mau cabut lima hari, nggak mau lepas," ejek perempuan rambut pendek itu. Tapi perempuan itu ikut salah tingkah saat Bara masih melemparkan senyumnya yang menawan itu.
***
"Kalian nggak perlu cemas. Saling percaya sesama partner itu lebih berpeluang untuk menang. Meskipun kalian tidak pernah belajar bersama, ibu harap kalian tetap mengandalkan diri sendiri. Memang olimpiade kali ini di Thailand, tapi anggap aja kalian sedang bertarung di rumah sendiri," ibu Linda memberi semangat kepada Naya dan Raka. Ya, mereka akan bertarung berdua di negara orang. Dari awal Naya tidak di beri tahu jika olimpiade ini memiliki partner, sama dengan partnernya juga tidak tahu. Olimpiade kali ini tidak di umumkan secara langsung di sekolah. Sekolah tahu yang mengikuti olimpiade hanya Naya seorang, tiba-tiba di malam sebelum hari ini ia di beritahu jika memiliki partner untuk bertarung di negara tetangga.
Hal ini terjadi karena pihak sekolah ingin peserta yang ikut bertarung bisa mengandalkan diri sendiri, sehingga tidak bergantung pada partnernya. Naya mengangguk paham dengan apa yang di jelaskan oleh ibu Linda. Baginya ikut berkompetisi dengan siswa hebat dari negara lain baginya merupakan pengalaman yang sangat berharga. Jika boleh jujur ia tidak berharap besar membawa juara utama, tapi dengan itu ia merasakan sedikit harapan bisa bertahan lebih lama berada di sekitar orang yang di sayangnya.
"Semangatt, percaya kita bisa!" seru ibu Linda saat anak muridnya mulai masuk ke area pertandingan. Beberapa peserta juga sudah masuk. Kini hanya hitung menit pertandingan akan dimulai.
"Time is running out, so the international Olympic games in Bangkok, Thailand will start," ucap salah satu panitia.
Naya dan Raka sudah duduk berdampingan dengan peserta lainnya fokus mengerjakan soal-soal yang di bacakan oleh panitia. Selama kurang lebih dua jam, semua peserta yang tenggelam dalam puluhan soal tampak begitu lihai menjawab pertanyaan-pertanyaan dari panitia. Naya meremas kuat dada kirinya, jangan sekarang. Gumamnya. Ia meninggalkan inhaler dalam kamar hotelnya. Napasnya memburu sama sekali tidak bisa diatur. Keringat dingin mulai tercetak jelas di dahi perempuan itu.
Saat soal ke 93 masih dibacakan, Naya ambruk tak sadarkan diri. Tidak ada yang menyentuhnya sampai tim medis datang memberi bantuan cpr kepada Naya.
"Ambulance," teriak salah satu tim medis.
***
Yaelahhh, Nay, malah turu ck, ck, ck.
Katanya mau full time bareng Bara, gimana ciii??Hii sobat manizzz, vote dan komen, yaaa 🫵🏻🫶🏻
Honestly, ini pertama kali aku update tengah malam, soalnya lagi ngejar deadline huhu😭😭
Jadi kalian harus tinggalkan jejak, gamau tauuu 🫵🏻😠
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali? [PROSES TERBIT]
Novela Juvenil"Yang bertemu kelak akan berpisah, yang pergi pasti juga belum tentu kembali" ••• Sebelum Bara begitu dingin kepada Naya, mereka adalah sepasang kekasih yang berpisah karena konflik antara kedua nya. Namun, konflik itu tidak bisa untuk didiskusika...