20 | Ujian

192 38 9
                                    

Nadin pulang ke messnya cukup malam. Rapat dihari terakhir berkantor bersama Elang, benar-benar hectic.

Bosnya itu juga misuh-misuh seperti bebannya tengah berton-ton ditanggungnya. Sayangnya Nadin memang tak bisa lagi bekerja disana karena kesalahan Elang dimasa lalu mereka.

Untungnya driver travel mengabarinya kalau jadwal dijemputnya adalah yang terakhir sekitar jam 11 karena macetnya ibukota. Nadin bersyukur dia masih ada waktu untuk bersih-bersih dan merapikan beberapa pakaian yang hendak dibawa.

Beberapa kali ponselnya berbunyi tapi Nadin masih sibuk dengan kegiatannya.

Hingga setelah beres, Nadin  baru mengecek ponselnya dan mendapat pesan dari driver travelnya yang akan menunggu di ujung jalan besar karena mobilnya gak bisa masuk ke gang kosannya.

Usai membalasnya, Nadin gegas mengunci pintu kosannya dan berjalan keluar menuju jalan besar yang dimaksud driver. Ia hanya membawa ransel yang biasa ia bawa jika mudik. Tak banyak baju dibawa karena di kampung juga banyak.

Sampai di jalanan besar yang sudah terlihat lengang, Nadin melihat mobil elf besar warna putih yang sudah menunggunya di dekat sebuah warung 24 jam.

Gegas Nadin berjalan menuju kendaraan tersebut dengan cepat. Tak enak rasanya membuat mereka menunggu terlalu lama.

Sayangnya tiba-tiba saja Nadin merasa seperti di dorong dengan cepat oleh sebuah motor yang entah datang dari mana dan membuatnya terlempar cukup jauh.

"Agggrhhhhh"

Pandangannya langsung terasa gelap dan membuat ia tak sadarkan diri kemudian

🍀

Elang baru saja tiba di apartemen dengan pikiran suntuk. Betapa banyak hal yang membuat ia bete belakangan ini.

Belum lagi urusan tender2nya yang belakangan ini sulit goal. Kalaupun goal, mereka banyak menuntut segala hal yang diluar nalarnya. Benar-benar menguji kesabarannya saat ini.

Malam ini ia bahkan malas makan karena padatnya aktifitas dikantor hingga jam 9 tadi. Nadin staf asistennya saja sampai pulang larut mengikuti jam kerjanya.

Ah gadis itu, kenapa sangat membebani pikirannya yang sedang kalut? Tak adakah cinta dihatinya untuknya?

Selama ini Elang seperti bertepuk sebelah tangan menghadapi gadis imut dari masalalunya.

Ia yakin Nadin jodohnya. Karena sejak pertama kali bertemu dulu saat sekolah, cuma gadis itu yang bisa membuatnya tersenyum gila sendirian. Love at the first sight itu betul banget untuknya.

Jurus gombal yang ia sampaikan selama ini juga bukan gombalan biasa. Itu murni dari dalam hatinya yang merasa bahwa gadis itu beneran candunya.

Sayangnya sejak taruhan itu terbongkar, gadis itu seperti makin  susah untuk dijangkau. Bahkan, ia minta kembali bekerja di resto sebagai bentuk penebusan dosanya.

Malam ini saja, Elang ingin sekali mengantarnya pulang ke kampungnya tapi tak diizinkan. Ia hanya cemas saja kalau dijalan kenapa-napa. Aggrh, Elang kesal luar biasa. Keras kepala banget sih calon ibu anak-anaknya itu.

Sudah jam 11. Elang sulit sekali memejamkan mata. Padahal otak dan fisiknya sudah amat lelah luar biasa. Duh, kenapa sih?

Ia lalu bangun dan berniat membuat teh chamomile agar bisa lekas tidur. Mungkin bisa membantunya mengistirahkan otaknya juga.

Sambil merebus air panas, Elang memainkan ponselnya. Pesannya tadi belum dibalas Nadin sama sekali. Anak itu, klo dekat pengen ia terkam saja dibuatnya.

Tak lama teko kecilnya sudah berbunyi dan Elang gegas mematikan sumber listriknya.

Entah melamun atau apa, air panas yang ia kucurkan dari teko malah mengaliri tangan kirinya dan membuat ia berteriak kaget dibuatnya.

Ya ammpun, loe sembrono banget sih Lang! Kutuknya sambil meniupi tangan kirinya yang kepanasan tiada tara. Ia lalu menyiramkan air kran pada tangannya yang mulai kesakitan itu.

Tak mau ambil resiko lebih jauh, ia langsung meraih jaketnya dan mengambil kunci mobil untuk gegas ke IGD yang tak jauh dari lokasi tinggalnya.

Meski perih, Elang berusaha menyetir dengan baik saat berangkat menuju IGD. Tangannay adalah asset pentingnya, jangan sampai kenapa-kenapa nantinya.

Untunglah hanya berkendara 5 menit, ia sudah sampai di parkiran IGD dan bergegas menuju ruangan gawat darurat setengah berlari.

"Toloooong, tangan saya kena air panas. Tolong ditindak"

Elang setengah berteriak ketika tiba di IGD dan hanya ada 1 suster saja yang berdiri standby di dekat gorden bagian dalam.

"Ya, kenapa Pak?"

"Tangan saya kena air panas, tolong.."

"Oh sebentar Pak, silakan bapak ke ruangan sebelah sini. Soalnya sedang ada  pasien gawat darurat disebelah, ditabrak"

Netra Elang melotot. Ia langsung duduk diranjang yang ditunjuk barusan

"Ditabrak?"

"Iya, identitasny sudah ada cuma ponselnya dikunci susah  menghubungi keluarganya. Untung supir travel mau tanggung jawab karena kenal sama keluarganya katanya"

Deg, jantung Elang terasa mau meledak

"Supir travel? Ditabrak travel apa gimana?"

Suster yang tadi melayaninya langsung mengecek tangan Elang yang sudah memerah saking panasnya.

"Ditabrak motor saat nyebrang. Motornya kabur katanya.."

Mendadak Elang langsung berdiri dan menghampiri kesibukan disebelahnya yang tengah mengerumi pasien.

Elang susah payah mendekati wajah sang pasien. Ada banyak darah menutupi sebagian wajahnya yang terluka parah.

Lagi-lagi jantung Elang terasa berhenti berdetak saat mengenali wajah pucat paci yang tengah ditangani itu.

Badannya lemah lunglai saat menghadapi kenyataan didepannya kali ini

"Nadiiinn..."

🍀






Bebs aku kangen diramein sm komeng2 kelean

Ditunggu lho😘

Berhenti DikamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang