13 | Konfrontasi kosong

435 90 26
                                    

Elang menatap Nadin tajam dengan alis berkerut-kerut.

"Loe pacaran sama si Aa ?"

Nadin menggeleng kecil. Ternyata Elang datang dengan wajah kusut dan tak dapat dibaca.

Makanan mie goreng yang disajikannya, belum disentuhnya sejak ia datang setengah jam lalu.

"Kenapa jadi deket sama kakak gw Nad? Loe cheating ma dia? Seriusan? Kagak ada cowok laen apa? Kenapa musti kakak gw? Loe lupa kalo gw suka sama loe?"

Nadin hanya diam saja menatap Elang yang tengah mengeluarkan unek-uneknya.

"Emang cakepan dia ama gw? Tajiran dia ama gw? Jawab dong jangan diem aja. Loe bisu?"

Ya ampun, Nadin mengerjap datar.

"Baru ditinggal semingguan, loe dah cheating aja. Cckkk bingung gw Nad. Mau loe apa sih? Loe masih raguin perasaan gw? Berapa tahun coba gw nahan ini dan sekarang gw rasa waktu yang tepat buat wujudin asa gw. Loe maunya gimana?"

Nadin terlihat menarik nafas panjang lalu menatap Elang agak kesal.

"Memang saya sudah setuju dengan niat baik mas Elang? Mas gak pernah diskusi apapun sama saya apakah saya menerima niat baik Mas. Mas gak pernah tanya hati saya bagaimana, apakah memiliki perasaan yang sama dengan Mas? Apakah Mas pernah mendengar apa  jawaban saya? Tidak kan? Lalu saya selingkuhnya dari mana? Jujur saya terganggu dengan sikap Mas Elang juga mas Paundra yang seenaknya saja memperlakukan saya seolah-olah saya milik kalian. Saya punya hati Mas, punya perasaan juga, punya sikap. Jadi tolong, tolong hormati saya.."

Wajah Elang tampak mengetat.

"Atau karena saya hanya seorang pegawai direstoran ini, yang notabene milik keluarga Mas, saya bebas diklaim sepihak seperti itu? Begitu?"

Kini wajah Elang memerah.

"Saya tidak merasa terikat oleh salah satu dari kalian, baik Mas Elang atau mas Paundra. Jadi jangan seenaknya saja merasa saya milik Mas atau yang satunya. Saya cuma ingin kerja dengan tenang Mas, saya cuma ingin fokus menafkahi keluarga saya. Tolong, tolong jangan begini. Saya lelah, capek, mengikuti maunya kalian. Apa permintaan saya berlebihan?"

Elang menatap Nadin tak berkedip. Apakah gadis ini tidak ada sedikitpun hati untuknya?

"Loe gak mau jadi istri gw? Loe gak menerima gw?"

Nadin menarik nafas panjang lalu menatap langit senja yang mulai menggelap. Mereka tengah ada di rooftop kali ini dengan pemandangan alam jingga diatas sana.

"Saat ini saya cuma mau fokus dengan pekerjaan saya. Belum fokus dengan yang satu itu, pacaran apalagi menikah. Maaf"

Elang berdecak kesal lalu meremas rambutnya kasar.

"Gw dah yakin sama loe Nad, berapa tahun gw selalu memantau loe dari jauh? Gw tiap tahun berkunjung ke rumah loe dikampung secara diam-diam. Kurang apa pengorbanan gw Nad? Gw dah gak bisa lebih lama lagi. Gw pengen nikahin loe dan ngiket loe selamanya. Loe gak ngerti perasaan gw Nad?"

Mata Nadin membola mendengar penuturan lelaki didepannya itu. Setiap tahun dia berkunjung ke rumahnya? Masa sih?

"Loe mungkin gak percaya, tapi gw gak pernah absen tiap abis lebaran kesana. Minimal udah liat loe, gw dah senang dan langsung balik lagi. Sumpah Nad, gw beneran kehilangan loe dan susah move on"

Nadin sampai kehilangan kata-kata mengetahui fakta yang satu ini. Ya Tuhan, apakah hatinya mulai meleleh karenanya?

"Ya udah loe boleh berpikir lagi. Tapi gw gak akan mundur dan nyerah denger penolakan loe tadi sampe loe bilang Yess sama gw. Sekarang gw ke rumah sakit dulu, nengokin Aa. Loe istirahat yang bener, katanya loe semaleman nungguin Aa di IGD. Muka loe keliatan banget lelahnya. Ok, Thanks anyway ya Nad"

Elang berdiri lalu menyambar tas ransel yang ada disamping meja.

"Oh iya, ada oleh-oleh buat loe, Semoga loe suka. Kaos couple dari gw tolong disimpen, someday kita foto prewed pake itu. Pamit ya.."

Nadin berdiri dan menerima tas goodie bag yang dihiasi pita cantik berwarna peach. Foto prewed? Nadin merasa bergetar mendengarnya.

"Makasih Mas.." balas Nadin pelan.

Elang hanya mengangguk lalu berbalik berjalan menuju pintu utama. Tapi tak lama sosok itu kembali dan mendekati Nadin dengan jarak amat pendek. Jelas saja Nadin kaget dibuatnya.

"Andai kita udah halal, gw bakal bawa loe kemanapun gw pergi. Gak akan gw biarin loe jauh-jauh dari gw. Gw cium dikit pipi loe boleh gak Nad? Peluk dikit juga.. gw kangen.."

Kontan saja tangan Nadin terangkat hendak menggeplak bahu sosok didepannya itu keras. Sayangnya tangan Elang langsung menyambarnya dan menahan tangan Nadin di udara.

"Loe cantik banget kalo lagi galak mode on gitu Nad. Hehe.. ya udah ya gw beneran pergi. Jaga hati loe buat gw. Love U Nad!"

Tangan Nadin terlepas dan Elang langsung berbalik pergi dengan kekehannya yang terdengar merdu di telinga Nadin.

Duh, jantung Nadin langsung akrobat setelahnya. Kelakuaan, bikin salting anak orang aja !!!

🌷

"Kenapa Di? Kamu disuruh ke Jakarta?" Nadin tersentak kaget saat ia menelfon Adi karena adiknya itu mengirimi kabar teraneh menurutnya.

"Iya, kata Mas Paundra katanya teteh mau nikah sama dia. Beneran?"

Kepala Nadin langsung berputar karenanya. Nikah ? Siapa yang mau nikah?

"Itu hoax Di, teteh mana mungkin nikah gak bilang-bilang. Udah gak usah ke sini kalau bukan teteh yang minta. Lagian kamu kan lagi sibuk juga jaga counter sambil ngasuh adik-adik. Ibu udah sibuk di warungnya lagi Kan?"

"Tapi kata Mas Paundra, kudu ke rumah sakit hari ini juga. Disewain mobil segala ini teh, kumaha atuh?"

Kepala Nadin langsung berputar-putar. Maksudnya apa coba itu kakaknya Elang? Sepihak gitu menyuruh adiknya ke sini karena mau menikahkan mereka. Siapa dia seenaknya aja?

"Gak Usah Di, biar nanti teteh yang bicara sama dia. Nanti teteh ke rumah sakit nemuin. Kamu gak usah layanin dia, cuekin aja. Dah ya teteh tutup dulu."

Klik

Nadin menarik nafas panjang. Jujur ia lelah dengan apa yang gadis itu alami akhir-akhir ini. Apa hikmah Tuhan untuknya kali ini? Kenapa ia terseret dalam urusan para anak bujang keluarga ini?

Ingin ia teriak tapi pasti akan sangat memalukan. Aaggrh, semoga ini hanya sesaat saja, semoga ke depannya semuanya lekas hilang.

Nadin membersihkan diri usai pesanan terakhir sudah ia selesaikan. Ia lelah, ingin segera istirahat di biliknya. Ponsel akan ia matikan malam ini agar tidak ada lagi yang akan mengganggunya.

Tak Nadin ketahui ketika terjadi kehebohan di rumah sakit. Paundra mendadak drop dan membuat keluarganya cemas bukan kepalang. Ia mendadak tak bisa dibangunkan walaupun nadinya masih berdetak. Matanya terpejam tapi dengan nafas teratur yang seperti orang pulas tidur saja.

Ada apa dengan lelaki itu?

🌷

Hai bebs, maafkan ya baru update lagi. Sehat2 semuanya 🤩😘





Berhenti DikamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang