"Lion" Panggil Zara, sedangkan Lion yang fokus pada ponselnya hanya berdehem.
"Gue sama Axel mau balik ke Spanyol" Ucap Zara tiba-tiba
Lion membelakkan matanya kaget "Gue juga sama kangen, tapi gue harus selesaikan mission dulu. Kalo kalian mau pulang sekarang, silahkan" Ujar Lion
Axel dan Zara segera menyiapkan keperluannya, dan setelah mereka berdua siap, Lion segera mengantar mereka ke Bandara Soekarno-Hatta. Tak bisa di pungkiri Lion hanya diam namun bagaimanapun juga kedua adiknya merindukan sang ayah.
Setelah mengantarkan kedua adiknya, Lion langsung pulang.
Keesokan harinya
"Sepi banget" Keluh Lion
"Ya udahlah mending gue ke sekolah aja, eh tapi kayaknya harus bikin surat izin dulu dah, biar Axel sama Zara gak Alfa" Monolognya
Lion langsung mengambil dua lembar kertas lalu menulis dua surat izin untuk Axel dan Zara. Setelah selesai dia langsung beranjak ke sekolah menggunakan motornya tanpa sarapan pagi.
Di Sekolah
"Agavin tunggu!" Teriak Lion saat melihat Agavin yang berjalan di koridor sekolah, dan sontak saja langsung membalikkan badannya
"Kenapa Li?" Tanya Agavin
"Lo kelas B kan? Gue nitip surat ya, Axel izin" Ucap Lion sambil memberikan suratnya
"Yaudah gue..." Belum sempat selesai, tiba-tiba ada seorang cewek yang memanggil Agavin sambil berlarian dan di kejar oleh seorang cowok
"Kenapa kamu? Di kejar maling ya?" Tanya Lion
Cewek itu menggeleng. "Aku ngidam!" Ucapnya
"Ngidam?" Beo Lion
"Eh gue baru liat, Lo murid ya? Kenalin gue Javier dan yang cewek itu Rea dia istri gue" Ucapnya
"Apa?! Istri lu hamil jangan bilang?" Kaget Lion. "Oh iya lupa, gue Lion" Ucapnya
"Enggak, gue sama Rea di jodohin tapi ya sebelumnya juga kita udah pacaran" Jelas Javier
"Oh, eh iya lu kelas C kan ya? Nitip surat dong, Zara izin" Kata Lion sambil memberikan suratnya dan diangguki olehnya
"Tadi lu ngidam apaan?" Tanya Agavin pada Rea
"Gue ngidam liat Agavin botak kayak Ipin" Lirih Rhea
"Apa?!" Kaget Agavin
"Re, kalo Agavin jadi Ipin terus yang jadi Upin nya siapa?" Tanya Lion
Tak langsung menjawab dirinya langsung mendekati Javier lalu membuka topinya "My husband Upinnya" Ucapnya riang sedangkan sang empu tertekan
Ketawa Lion pecah, memanglah pesona ibu hamil diatas segalanya, mau nolak nanti anaknya ileran, mau setuju tapi malu nantinya.
"Gue pergi ke kelas duluan ya" Ujar Lion meninggalkan mereka bertiga.
Ruang musik
Entah kenapa tiba-tiba saja perasaan Lion mendadak tidak karuan. Untuk menghilangkan rasa ketidak karuannya Lion memainkan piano dengan dentuman keras.
"Woi bisa pelan-pelan gak kalo main piano itu. Berisik banget!" Kesal Elizabeth sambil teriak
"Astaga Mak lampir" Gumam Lion
"Ngomong apa lo?!" Sewotnya
"Kaga, gue cuma ngomong kalo lo itu cantik" Ucap Lion memaksakan senyum
"Ya jelas gue cantik" Ucap Elizabeth dengan percaya diri bahkan dirinya mengibaskan rambutnya
"Perasaan gue gak enak" Kata Lion
"Gak nanya sih" Ketus Elizabeth
"Sialan" Umpatnya sedangkan Elizabeth hanya tertawa lalu pergi meninggalkan Lion seorang diri.
****
"Lion gue cariin juga ya" Kata Ophelia
"Kenapa? Kangen?" Tanya Lion dengan percaya diri
Ophelia memasang ekspresi yang pura-pura ingin muntah
"Lo udah liat berita belum di ponsel?" Tanyanya
Lion menggeleng. "Emangnya ada apa sama berita itu?" Tanya Lion bingung
Ophelia menghela nafasnya. "Kalian berdua jelasin aja dah" Seru Ophelia pada Agavin dan Javier
"Biar gue aja yang jelasin" Ucap Agavin.
"Tadi pagi lo bilang kan kalo Axel sama Zara izin? Dan itu mereka pergi ke Spanyol?" Tanya Agavin dan di angguki oleh Lion. "Gue tadi liat berita di ponsel kalo pesawat yang menuju ke Spanyol mengalami kecelakaan, dan ada korban yang bernama Axelion Meptipelson dan Queenzara Maddison" JelasnyaDeg!
Pantas saja perasaannya tidak enak ternyata ini masalahnya, tapi Lion menangkis semua itu, dia yakin bahwa kedua adiknya akan baik-baik saja.
"Lo kalo ngomong yang bener sialan! jangan sumpahin adik-adik gue celaka!" Pekik Lion matanya memancarkan kekecewaan
"Gue gak nyumpahin Li! Tapi gue ngomong fakta!" Geram Agavin lalu mengeluarkan ponselnya. "Ok kalo lu gak percaya, ini lu bisa liat sendiri" Ujarnya sambil memberikan ponselnya pada Lion
Lion melihat berita itu dengan teliti, tanpa terasa tetesan air mata keluar membasahi pipinya. Ternyata benar apa yang di katakan Agavin, dengan kesal Lion membanting ponsel Agavin sampai tak terbentuk, lalu pergi begitu saja
"Ponsel gue!!" Teriak Agavin frustasi
Sedangkan yang lain menatap Agavin meringis, ponsel yang harganya puluhan juta di rusak oleh Lion dengan sekejap mata.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unbreakable Bond
Teen Fiction"The Unbreakable Bond" mengisahkan tentang tiga anak kembar, namun ironisnya dua di antara mereka telah meninggal dunia. Sisa satu anak kembar harus menjalani misi berbahaya yang harus diselesaikan untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi kematia...