Sesudah melaporkan Lion langsung membeli semua perlengkapan bayi yang terbaik, lalu pulang ke rumahnya.
"Makasih ya mbak udah jagain tuyul" Ucap Lion
"Hush masa anak sekecil ini di panggil tuyul" Kekeh Sarah
"Hehe aku gak tau nama dia mbak, jadi aku panggil aja tuyul" Kata Lion polos
"Gimana kalo di namain Rafael?" Usul Sarah
"Rafael? Nama yang bagus! Boleh mbak. Makasih ya" Ucap Lion
Lion langsung mengambil alih gendongan Rafael dari Sarah, dan membawanya ke Kamar. Sedangkan Sarah melanjutkan pekerjaannya
"Papa" Panggil Rafael
"Aku bukan papa mu, nanti kita cari orang tua kamu ya? Selagi menunggu kabar dari pihak kepolisian namamu sementara waktu Rafael ya?" Ujar Lion mengelus pipi balita itu. Seperti paham dengan apa yang Lion katakan Rafael tersenyum lalu tidur siang.
"Lucu banget sih kamu, Pipinya kayak squishy" Kekeh Lion sambil mencium pipi Rafael
****
Keesokan harinya, Lion bangun di pagi hari dan mengecek kalender apakah hari ini libur atau sekolah, dan ternyata sekolah.
Sesudah sarapan pagi, Lion langsung berangkat ke sekolah sedangkan Rafael di titipkan pada Sarah.
Pembelajaran pertama dimulai, semuanya fokus pada penjelasan guru, tiba-tiba ada beberapa OSIS yang masuk ke kelas A
"Permisi Pak, saya izin memberi pengumuman" Ucap Agavin
"Oh iya silahkan" Ujar Wiley
"Pagi, jadi disini saya dan rekan-rekan saya mau minta iuran buat lomba Agustusan besok lusa pada kalian, seikhlasnya aja, tapi kalau bisa sejuta perorang. Dua puluh ribu buat iuran, sisanya buat jajan" Kata Aldrich
"Orang gila!" Umpat Azello pelan
Beberapa OSIS itu keliling bangku dengan menyodorkan sebuah dus untuk memasukkan uang, semuanya memberi iuran dengan seadanya
Lion memasukkan uang dua puluh ribu lalu berkata "Kembaliannya buat kalian aja"
"Duit lu pas-pas an, dikira kita hidup jaman purba apa ya?" Kesal Javier dengan mantap Lion menganggukkan kepalanya
Istirahat tiba, semuanya berhamburan keluar kelas, dan hanya menyisakan beberapa orang termasuk Lion, tiba-tiba dering telepon dari ponsel Lion berbunyi, dan ada kabar dari pihak kepolisian.
"Selamat pagi pak"
"......."
"Oh baiklah nanti sepulang sekolah saya ke sana" Lion menutup telponnya.
"Semoga aja ketemu orang tuanya Rafael" Doa Lion lalu keluar kelas
"Gue denger-denger bakal ada murid baru lagi"
"Siapa?"
"Cowok apa cewek? Di kelas mana?"
"Katanya sih cowok tapi gak tau kelas mana"
Lion yang mendengar gosip dari para siswi langsung menghampirinya
"Murid barunya sekolah hari ini gak?" Tanyanya"Katanya besok Li, tapi gak tau juga" Jawab dari salah satu mereka lalu melanjutkan aktivitas masing-masing sedangkan Lion duduk lesehan, malas gerak ke kursi yang jaraknya hanya tiga langkah.
"Lo ngapain duduk disitu? Udah kayak gembel aja" Tanya Ghevira
"Gue lagi ngemis nih Ghe" Ketusnya
"Tak ada kabar, tak ada berita
hingga diriku ingin untuk mencarinya Ku bertanya kepada siapa? Ke mana aku mencari?" Imbuh Lion menyanyi"Sorry gak punya receh. Emang lu nyari siapa dah?" Tanya Ghevira
"Gue nyari seseorang" Ucapnya sambil berdiri lalu membuka ponselnya dan menunjukkan gambar pada Ghevira
"Itu kan...?!" Ghevira tersentak kaget
Lion mengangkat sebelah alisnya. "Katakan!" Ucap Lion dingin
"Gue mau ke perpustakaan" Ujar Ghevira sambil berlari
"Why? Why was she so scared?" Kata Lion pelan
To be continued

KAMU SEDANG MEMBACA
The Unbreakable Bond
Teen Fiction"The Unbreakable Bond" mengisahkan tentang tiga anak kembar, namun ironisnya dua di antara mereka telah meninggal dunia. Sisa satu anak kembar harus menjalani misi berbahaya yang harus diselesaikan untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi kematia...