Ibu Rafael?

10 2 10
                                    

"Kenapa gue kesal liat mereka berduaan?" Batin Aldrich

"Lu cemburu kali, makanya kalo suka itu sat set ntar keduluan lagi" Sindir Lion

"Lo ngomong sama gue?" Tanyanya

"Engga! Gue ngomong sama gajah terbang. Udah tau pake nanya lagi" Ketus Lion

"Tapi kan gue dari tadi diem aja. Tau dari mana lo?" Tanya Aldrich penuh selidik

"Ya jelas taulah! gue kan bisa denger suara hati orang" Ceplos Lion

"Apa?!" Kagetnya

Lion yang sadar karena baru saja keceplosan dia langsung menghipnotis Aldrich untuk melupakannya dan kembali ke kelas.

Tiba-tiba ada telepon masuk, dan Lion langsung mengangkatnya

"Iya saya sendiri"

"....."

"Mau nipu ya?" Tuduh Lion

"......"

"Fine!" Lion menutup telepon sepihak

"Ada ada aja masa iya ngaku-ngaku. Cih" Gerutu Lion.

Di tepi lapangan Mileta duduk menyendiri sembari memperhatikan sekitar, tetapi mata dia fokus pada para cowok yang sedang bermain bola basket.

"Tumben lo nonton basket?" Tanya Antara sambil duduk disebelahnya

"Jelas gue tonton, soalnya ini ada berondong gue" Jawab Mileta

"Tobat lu Mil, cari berondong mulu. Dari pada nyari berondong mending nyari duda" Sesat Antara

"Anjir! Boleh juga dah nyari berondong sama duda" Celetuk Mileta

Dengan heboh mereka berloncatan sambil berpegangan tangan dan berputar-putar

"Hidup Berondong! Hidup Duda!" Teriak keduanya

"Woi berisik banget!" Teriak Javier

"Heh suka suka kita dong! Lagian ini kita lagi semangatin kalian" Sewot Mileta

"Lo berdua bukan semangatin kita, malah semangatin Duda sama berondong" Kesal Agavin sedangkan mereka berdua hanya cengengesan

"Udahlah mending lo berdua pergi aja sana, ganggu tau gak!" Usir Saga

"Dih lo siapa main usir kita aja?!" Sewot Antara

"Ya udahlah mending kita aja yang pergi, ini juga udah mau sore, biarin aja mereka berdua di ganggu sama hantu di sekolah ini" Ucap Cadfael menakuti sambil pergi meninggalkan lapangan dan di ikuti semua temannya meninggalkan Antara dan Mileta yang kebingungan.

Setelah satu menit mereka kebingungan akhirnya mereka tersadar juga

"Lah kan ini waktunya kita balik" Teriak keduanya sambil berlari

****

Sehabis pulang sekolah Lion menemui seseorang

"Dimana anakku?" Tanyanya

"Anak? Apa kau seorang penculik yang mengaku sebagai ibu dari anak ini?" Tuding Lion

"Tidak! Itu tidak benar. Saya memang ibu dari balita yang ada di sosial mediamu"Jelasnya

"Maaf tante, saya tidak percaya karena polisi sudah mengatakan kalau orang tua dari balita ini sudah meninggal dunia dan tidak ada kerabat lain, lalu saya memberi nama dia Rafael" Tegas Lion

Wanita yang mengaku sebagai ibu Rafael menjelaskan semuanya tanpa ada yang ditutupi, dirinya sempat dikira meninggal namun sahabatnya membawa dia ke rumah sakit sedangkan suaminya melarikan diri sambil membawa anaknya

Lion yang tetap tidak percaya langsung menghipnotis wanita itu, namun lagi dan lagi wanita itu menjelaskan yang sama.

"Baiklah kalau begitu ikut saya"

Sesampai di rumah, Lion langsung membawa Rafael ke ruang tamu

"Ibu" Panggil Rafael berontak dari gendongan Lion meminta diturunkan

"Anakku" Lirihnya menangis lalu memeluk Rafael

"Terimakasih sudah menjaga anak saya" Ucapnya

"Sama-sama Tante" Kata Lion

"Timakacih tata" Ucap Rafael lucu

"Alhamdulillah akhirnya manggil kakak juga" Syukur Lion
"Sama-sama sayang, nanti kita main lagi ya kapan-kapan" Lanjutnya

Mereka berdua pergi dari rumah Lion 

"Sebenarnya gue harus cepat-cepat nemuin orang itu, tapi gue mau main-main dulu" Monolog

Beruntung dirinya mencari tahu terlebih dahulu, jika tidak dia akan salah sasaran.

To be continued

The Unbreakable Bond Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang