Pelajaran pertama dan kedua berlangsung di mulai, semuanya fokus mendengar penjelasan dari guru, akan tetapi tidak dengan ketiga anak baru yang diam-diam mengambil ponsel lalu memainkannya di bawah meja.
Lalu membuka aplikasi hijau yang ada di ponselnya dan mengirim pesan di grup khusus bertiga "LiXeZa"
Lion : Ingat! Fokus pada tujuan kita. Untuk mencari putra dari Arga. Kita akan mengancam Arga melalui putranya
Zara : Siap! Nanti gue cari tau di kelas ini
Axel : Gue juga.
Setelah itu mereka kembali fokus pada pelajaran, meskipun berbeda kelas tapi itu sangat menguntungkan bagi mereka. Karena bisa mencari siapa Putra dari Arga.
Bel istirahat berbunyi semua murid berhamburan ke luar kelas.
Di kantin
Lion, Axel, dan Zara berada di kantin yang sama setelah memesan makanan dan minuman mereka langsung mencari tempat duduk yang ada di pojok dekat jendela.
"Pindah!" Usir seseorang
"Lo siapa? Pemilik sekolah ini?" Ketus Lion
"Gue Galtero anak pemilik dari sekolah ini" Ujar Galtero
Bukannya takut ketiga anak baru itu hanya tertawa melihat kebodohan dari seorang Galtero. Alvaden memang pemilik sekolah tetapi dirinya belum menikah sama sekali.
"Gak usah halu" Cetus Axel dan membuat Galtero naik pitam
"Sialan lo! Beraninya sama gue?!" Emosi Galtero
"Udah! Lo buta apa gimana? ini masih ada yang kosong, lu tinggal duduk aja" Bentak Lion. Pada akhirnya Galtero mengalah dan duduk di sebelah Axel
Tiba-tiba ada beberapa murid yang menghampiri mereka
"Berani banget mereka bertiga duduk di tempat kita" Kesal seseorang
"Emang lo pemilik sekolah ini?" ketus Zara
"Udah! Gak dia gak lo pada buta ya?! Bisa liatkan? Ini masih banyak yang kosong, jadi kalo kalian mau duduk tinggal duduk aja!" Sindir Lion
Pada akhirnya beberapa murid itu duduk bersama ketiga anak baru lalu saling berkenalan dan mulai berteman. Meski awalnya sempat terjadi adu mulut.
"Cantik banget Meisha" Batin seseorang sambil memandangi meja sebelah depan.
"Suara hati siapa itu?" Batin Lion bertanya. Lalu memandang sekeliling dan ternyata suara hati itu berasal dari Aldrich
"Gosah di liatin terus, samperin sana" Bisik Lion membuat Aldrich terkejut sekaligus bingung.
"Gila!" Bisiknya pelan, sedangkan Lion hanya tertawa membuat yang lain kebingungan
"Lo kenapa Li? Kesurupan ya?" Tanya Azello
"Kayaknya Lion kesurupan dah. Eh Cristian sini" Panggil Agavin pada seseorang yang langsung di hampiri. "Coba lu ruqyah Lion" Suruh Agavin
"Gak bisa" Tolak Cristian
"Bisa!" Keukeh Agavin
"Gak bisa"
"Bisa!"
"Gak bisa Vin, gue non muslim!" Ucap Christian kesal lalu meninggalkan mereka.
Lion segera meredakan tawanya. "Gue kaga kesurupan" Ujarnya.
"Eh iya tadi kok banyak kursi yang kosong ya di kelas A, kenapa pada gak sekolah?" Tanya Lion
"Iya di kelas B juga kenapa?" Tanya Axel
"Terus di kelas C juga kenapa?" Tanya Zara ikut-ikutan
"Ada yang sakit, izin, dan ada juga yang menjadi perwakilan olimpiade matematika dan Sains" Jawab Aldrich
"Siapa yang ikut olimpiade?" Tanya Zara
"Alvaro sama Javier" Jawabnya
Ketiganya hanya ber-oh ria setelah mendapatkan jawaban.
Lion membuka ponselnya dan mengirim pesan di aplikasi hijau pada Charlie
Lion : "Paman, bisakah paman membantu Lion untuk mencari semua anggota keluarga Arga"
Namun, sayangnya pesannya hanya tercentang satu, mungkin karena sinyal yang kurang stabil atau gangguan teknis lainnya.
Akankah mereka menemukan putra dari Arga dengan waktu yang cepat atau waktu yang lama?
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unbreakable Bond
Novela Juvenil"The Unbreakable Bond" mengisahkan tentang tiga anak kembar, namun ironisnya dua di antara mereka telah meninggal dunia. Sisa satu anak kembar harus menjalani misi berbahaya yang harus diselesaikan untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi kematia...