Pagi buta Ru Yuan sudah bangun untuk mempersiapkan dagangannya. Rumahnya masih gelap hanya diterangi sebuah lilin di atas meja.
Rumah itu mulai rapuh, bangunannya mulai terkoyak oleh embusan angin. Jauh dari pemukiman penduduk di tepi gunung.
Mula-mula dia menyiapkan tepung dan air yang sudah dicampur pengembang, menambahkan gula dan sedikit garam. Menggunakan tepung berprotein rendah agar seratnya lembut, kemudian dia mengulemi semua bahan tersebut di atas meja sampai terbentuk adonan yang kalis.
Kemudian adonan diletakkan ke dalam baskom dan menutupinya dengan Kain basah agar tidak kering. Membutuhkan waktu satu jam agar adonan mengembang.
Sambil menunggu adonan mengembang, dia keluar rumah di sana ada kayu yang menumpuk, dia mengambil golok dan mulai membelah kayu tersebut.
Cahaya bulan cukup terang menemani kegiatannya pagi itu, dalam kehidupan sebelumnya maupun sekarang hanya bulan yang setia menemaninya.
Ketika Zhou Liyi bertugas Ru Yuan akan sendirian di kamarnya, menatap bulan dari jendela, hari-hari seperti di neraka dimulai.
Brakkk!
Suara pintu yang membuyarkan lamunan Ru Yuan, dia segera berbalik melihat siapa yang datang.
“Dasar pemalas, kau belum bangun juga,” bentak ibu mertuanya yang selalu membencinya, bukan hanya benci padanya tapi juga pada keluarga Li.
“Ibu.”
“Baguslah kalau sudah bangun, cuci semua pakaian ini dan juga yang ada di samping sumur,” titah ibunya tidak bisa ditolak.
Dia melempar pakaian ke lantai, mendengus jengkel.
“Jangan pikir karena anakku menyukaimu, kau bisa santai, kau sudah menganggur dua bulan. Sekarang kerjakan pekerjaanmu.”Ru Yuan masih bisa sabar dengan perlakuan ibunya, dia tidak punya tempat untuk dituju, dia bukan siapa pun bagi keluarga Li, dia hanya gadis yang menggantikan putri mereka dan keluarga Wang yang hancur tidak menjadi pilihan untuknya.
Dengan patuh dia memungut baju itu, ketika bangkit tiba-tiba sebuah tamparan keras mendarat di pipinya.
“Kenapa ibu selalu membenciku.”
“Kenapa? kau ingin melaporkan pada Liyi, dia tidak akan percaya padamu.”
Ru Yuan hanya menunduk dengan wajah iba.
“Cepat cuci pakaian, kalau tidak kau tidak akan mendapat jatah sarapan,” tambahnya.
“Dasar anak keluarga Li sialan, kalau tidak karena dekret kaisar, aku tidak akan menikahkan anakku denganmu.”
Ru Yuan tidak punya pilihan lain jika tidak menurut mereka akan memperlakukannya lebih buruk.
Cuaca mulai dingin karena sudah akhir bulan 10, dia menghela nafas sebelum melempar timba ke dalam sumur kemudian menariknya kembali.Dia menimba air sampai baju di ember terendam semua.
Saat itu pun hanya sinar bulan yang selalu menemani sampai terbit fajar.Keadaan yang perlahan membuatnya membenci keluarga Zhou, sampai dia bergabung dengan pembalas dendam yang dipimpin Wang Hou Yu.
Di kehidupan kali ini Ru Yuan tidak ingin lagi berurusan dengan keluarga Zhou, meski dia harus menikam rasa rindunya dengan beribu belati.
Menempatkan Zhou Liyi di kehidupan sebelumnya, dia tidak ingin mengulangi dosa yang membuatnya menyesal seumur hidup.Ibu Ru Yuan memiliki sedikit gangguan kejiwaan sejak lima tahun lalu, tepatnya setelah peristiwa pelenyapan keluarga wang. Setiap pagi hingga malam dia hanya duduk atau berdiri depan jendela untuk waktu yang lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengulang Waktu Ru Yuan
RomanceBukan terjemahan! Wang Ru Yuan dijuluki wanita iblis berhati es, setelah menjadi istri Zhou Liyi kemudian balas dendam dengan meracuni satu persatu keluarga zhou, sampai terakhir dia meracuni suaminya yang mencintainya dengan tulus. Dia telah jatuh...