Bab. 15 Hadiah

24 9 0
                                    

Bab. 16 Hadiah
 
Ru Yuan bekerja seperti biasa, membantu menyiapkan dagangan, meski pikirannya kusut dan belum menemukan jalan keluar, dia tetap harus menjalani hidupnya. Terlebih pada keluarga yang telah menerimanya, dia harus membantu dengan sepenuh hati sebagai tanda terima kasihnya.
 
Tangannya bergetar mengingat perkataan pamannya, sebisa mungkin dia menenangkan pikiran.
 
Pagi itu Liyi sudah ke sana membawa guqin bersamanya, gadis itu bersembunyi di kamarnya ketika mendengar suara kuda Zhou Liyi datang.
 
Liu Anhe menyambut Liyi dan berkata Ru Yuan sedang keluar.
 
“Benarkah? Aneh sekali, tumben Nona Ru Yuan sudah keluar di cuaca sedingin ini.”
 
“Dia bilang ada kepentingan, jika ada yang ingin kau sampaikan katakanlah, aku akan menyampaikannya ketika dia kembali.”
 
“Tidak, aku hanya ingin memberikan ini padanya.”
 
Liyi meletakkan guqin di atas meja. “Aku ingin memberikan ini padanya.”
 
“Baiklah, aku akan memberikan padanya.”
 
Setelah memberikannya, Liyi pulang dengan sedikit kecewa karena tidak bisa melihat wajah Ru Yuan. Gadis itu turun dari kamar setelah melihat kuda Liyi pergi dari rumah makan.
 
“Apa ada yang disampaikan Jenderal Zhou?”
 
“Iya dia memberikan hadiah untukmu.”  Liu Anhe menunjuk guqin di atas meja. “Apa kalian bertengkar? Kenapa kau tidak ingin menemuinya.”
 
“Tidak, kami tidak bertengkar.”
 
“Sepasang pria wanita yang menjalin hubungan akan ada masanya bertengkar, kau jangan hanya memendamnya sendiri.”
 
“Kami tidak punya hubungan seperti itu, Anda salah paham.”
 
“Kalian sudah begitu dekat dan kau bilang tidak punya hubungan, kau jangan membohongi perasaanmu sendiri. Dia juga menyukaimu pasti dia percaya padamu.”
 
“Benarkah? Apa dia akan percaya padaku?”
 
“Tentu saja, Lihatlah dia selalu datang mengunjungimu dan hari ini dia memberikan hadiah untukmu. Dia sangat menyayangimu, dia pasti mempercayaimu.”
 
Ru Yuan menyadari beberapa hal bahwa selama ini, Liyi selalu mempercayainya di kehidupan ini maupun kehidupan sebelumnya. Gadis itu meminta izin keluar kemudian dia berlari.
 
Langkahnya lebar berlari kencang menuju benteng  untuk menemui Zhou Liyi. Meski banyak keraguan di hatinya.
 
Apakah dia akan percaya dengan apa yang aku katakan?
 
Apakah dia akan mempercayaiku?
 
Ru Yuan memperlambat langkahnya, matanya memandang  hamparan tanah luas, rencana pasukan pemberontak akan dilakukan malam ini, jika sampai Walikota mati dan Zhou Liyi dikambinghitamkan, kejadian masa lalu akan terulang kembali meski tanpa campur tangan Ru Yuan.
 
Kebohongan akan memperburuk keadaan, Ru Yuan berlari kembali sekuat tenaga, sampai tak sengaja terpeleset kerikil membuatnya terjerembap ke depan.
 
Lutut dan sikunya perih tergores batu tajam, dia berusaha berdiri kemudian menepuk debu pada tangannya.  Setelah berdiri dia berjalan tertatih sampai benteng.
 
Hong Changing sedang mengamati keadaan dengan teropong dari atas benteng. Meski amarahnya belum reda dia mencoba tenang melihat gadis yang dicurigai menjadi mata-mata itu.
 
 Ketika melihat Ru Yuan datang dengan menyeret kaki, dia merasa iba, tangannya menyerahkan teropong yang dipakainya pada penjaga di sampingnya, dia menuruni tangga dengan berlari.
 
Wajahnya mulai gelap sebelum menghadang gadis itu, dia menarik napas dalam takut tidak bisa mengendalikan diri.
 
Dia tersenyum lebar seperti biasa, menghadang Ru Yuan.  “Nona Ru Yuan, ada keperluan apa kau ke sini?”
 
“Changing, kebetulan kau di sini, aku ingin bertemu dengan jenderal Zhou, ada hal yang ingin aku bicarakan.”
 
“Kalau boleh tahu masalah apa?”
 
“Ini sangat penting, aku-“ sebelum Ru Yuan menyelesaikan ucapannya, Changing menarik pedang kemudian menodongkan pedangnya pada leher Ru Yuan.
 
 “Katakan, apa yang ingin kau sampaikan jika tidak aku tidak akan segan untuk melukaimu.”
 
“Panglima, kau salah paham, aku tidak mempunyai niat buruk.”
 
“Katakan apa yang ingin kau sampaikan, aku yang akan menyampaikannya.” Raut wajah Changing berubah.
 
Ru Yuan hanya menelan ludah dan berusaha menceritakan apa yang dia dengar dari pamannya. “Jadi tujuan mereka adalah mengambil plakat dari Kaisar yang diberikan kepada Walikota dan memulai perang. Jika mereka mempunyai plakat itu akan mudah untuk menyingkirkan pasukanmu karena itu kalian harus segera bertindak.”
 
“Tidak ada jaminan jika Perkataanmu itu benar.”
 
“Untuk kali ini saja percayalah padaku.”
 
“Bagaimana bisa kami percaya padamu, kau adalah keluarga Wang dan kau mendekati  Liyi pasti ada maksud tertentu, bukan?”
 
“Kami hanya tidak sengaja bertemu, aku juga tidak mengira pasukan Jenderal Zhou akan dikirim ke utara.”
 
“Munafik, tahan dia,” perintahnya pada prajurit.
 
Dua prajurit meraih tangan Ru Yuan. “Changing dengarkan aku.”
“Bawa dia ke penjara.”
 
Ru Yuan tidak punya kesempatan untuk berbicara pada Liyi, dia tidak melawan ketika dimasukkan ke penjara, karena itu akan membuatnya lebih seperti seorang penjahat, dia dimasukkan ke dalam penjara yang gelap dan kotor.
 
Menunggu kedatangan Zhou Liyi adalah hal yang sia-sia tapi setidaknya dia telah menceritakan pada Changing, pemuda itu pasti tidak akan diam saja.
 
Zhou Liyi merenung di ruangannya meski dengan segala bukti, dia tidak ingin mempercayai Changing dengan tuduhan kepada Ru Yuan.
 
Meski tidak tahu kenapa dia ingin mempercayai gadis itu, apakah dia cinta buta tanpa mempertimbangkan situasi. Banyak pertimbangan yang berkecamuk dalam dirinya, karena ketika melihat Ru Yuan dia merasakan kerinduan yang dalam, perasaan ingin melindungi, ingin memiliki dan ingin bersama gadis itu.
 
Changing membuka pintu dengan kasar, membuat lamunan Liyi hilang. “ Ada apa? Mau mengajakku  berdebat lagi.”
 
“Lupakan  itu, ada hal penting yang ingin aku katakan, kelompok pemberontak ingin mengincar nyawa Walikota.”
 
“Dari mana kau tahu itu?”
 
“Mata-mata yang  kita tangkap telah berbicara.” Changing tak pandai berbohong wajahnya sedikit berbeda membuat Liyi menekannya.
 
 “Jangan bohong, siapa yang mengatakannya?”
 
Changing kekeh dengan pendiriannya, tidak akan mengatakan yang sebenarnya.
 
“Katakan apa yang dia ucapkan?” Liyi tidak bisa mendesak Changing.
 
 “Mereka akan melancarkan aksinya malam ini, Kita juga harus bertindak.”
 
Liyi diam sebentar sebelum berkata, “siapkan para elit, aku tidak mau banyak korban atau kerusuhan membesar.”
 
“Ya aku mengerti.”
 
Zhou Liyi beranjak, mengambil pedangnya. “Aku pergi dulu, kita berjumpa di kediaman Walikota.”
 
“Kau mau ke mana?”
 
“Aku mau menemui seseorang.”
 
Changing tahu Liyi pasti akan menemui Ru Yuan namun dia tidak mengatakan apa pun, dia menyembunyikan keberadaan gadis itu, jika sampai Liyi tahu dia pasti akan menerima kemarahan yang besar. Demi keluarganya dia tidak peduli itu.
 
Liyi kembali ke rumah makan tempat keluarga Liu, kebetulan mereka akan tutup cepat karena ada kepentingan. Mereka melihat Zhou Liyi mendekat dan mengikat kudanya.
 
“Jenderal Zhou, apa ada yang kau butuh kan?” tanya Liu Ren De, pria paruh baya itu juga tahu kedekatannya dengan Ru Yuan.
 
“Aku ingin menemui Ru Yuan.”
 
“Oh, Ru Yuan belum kembali,” sahut Liu Anhe.
 
“Belum kembali sampai sekarang? Ke mana dia pergi?” Liyi menduga ada hal yang tidak beres, apakah Ru Yuan terlibat dengan aksi pemberontak malam ini, dia ingin menepisnya tapi tidak punya bukti.
 
“Dia bilang ingin menemuimu, dia agak aneh hari ini, dia bilang akankah kau mempercayainya atau tidak, aku tidak mengerti apa yang ingin dia sampaikan. Setelahnya dia buru-buru mencarimu.”
 
Liyi mengernyitkan dahi, sedikit terkejut karena dia tidak bertemu dengan Ru Yuan dan kecurigaan terhadap kebohongan Changing membesar.
 
 Apa yang dia sembunyikan dariku?

Mengulang Waktu Ru YuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang