Bab. 7 Antara Kehidupan

47 11 0
                                    

Bab. 7 Antara Kehidupan

 
Di kehidupan sebelumnya.

Zhou Liyi yang telah dua tahun berperang mati-matian di perbatasan selatan, akhirnya kembali. Langkah tertatih oleh luka yang belum kering, dia memasuki gerbang keluarga Zhou tanpa ekspresi.

Kabar penyerangan kelompok Gagak Hitam  sudah dua tahun lamanya, namun dia berharap ada orang yang masih selamat.
Tempat itu kosong,  tanpa suara, bangunan yang mulai dihuni laba-laba dan tumpukan debu yang tebal.

Langkahnya perlahan mengecil, melihat kamarnya dan Ru Yuan. Dia mendorongnya perlahan, derit pintu membuat harapannya buyar.

Sudah tidak ada yang tersisa, tidak ada tanda-kehidupan, dia masuk melewati ambang pintu, tubuhnya tak mampu lagi menopang harapannya, sehingga dia jatuh terduduk di tanah.

Pikirannya terombang-ambing seperti kapal dalam lautan berbadai, digulung dan tersapu ombak. Melihat sisa kamar yang berdebu dan rapuh.

Tidak tahu sejak kapan seorang wanita menatapnya dari belakang, dan danannya tebal dengan pakaian kain satin warna biru yang mencolok, memperlihatkan kemewahan dan kuasa.

“Zhou Liyi,” panggil wanita itu lembut.

Seketika Zhou Liyi tersentak mendengar suara itu, dia segera memutar badannya.
Perlahan tatapannya yang gelap menjadi terang, sosok wanita yang dicintainya masih hidup. Dengan menyeret kaki, dia berjalan ke arah Ru Yuan kemudian memeluknya erat.

“Kau masih hidup? Ada kau sudah cukup.”
Liyi tidak bisa menahan air matanya, dia sangat bersyukur Ru Yuan masih hidup. Namun dia tidak mengetahui kenyataan bahwa gadis yang dipeluknya, salah seorang yang terlibat dalam pembantaian keluarga Zhou.

Ru Yuan tidak bergerak dengan wajah datarnya berkata, “apa kau lapar? Aku akan memasak untukmu.”

Liyi melepas dekapannya meraih pundak Ru Yuan, menyatukan dahi mereka.
“Syukurlah kau baik-baik saja, aku sangat takut tidak bisa melihatmu lagi.”

Tanpa ekspresi Ru Yuan menggenggam tangan Zhou Liyi kemudian menariknya membimbingnya ke ruangan dekat dapur.

“Tunggulah di sini,” pinta  Ru Yuan lembut.

Ruangan itu cukup bersih dibanding ruangan lain. Ada meja rendah di tengah. Dia duduk bersila menunggu Ru Yuan dengan masakannya.

Setelah waktu satu dupa Ru Yuan kembali, membawa nampan berisa nasi, tumis daging dan sayuran, kemudian meletakkannya ke atas meja.
“Tunggu sebentar aku akan mengambil sup.”

Setelah semua hidangan tersedia, Ru Yuan duduk di samping Zhou Liyi. Pria itu tidak curiga dengan apa yang dihidangkan oleh istrinya tersebut, walaupun sedikit aneh dengan raut wajah wanitanya.

“Makanlah yang kenyang.”

Tanpa berpikir lama, Liyi menyantap masakan Ru Yuan dengan suka cita.

“Enak?”

“Enak.”

“Apa kau tidak takut jika aku meracunimu?”

“Sudah aku katakan sebelumnya, apa pun yang kau hidangkan akan aku makan, meski racun sekalipun.”

“Kau ini bodoh atau apa?”

Zhou Liyi memutar badannya, menatap Wang Ru Yuan kemudian menggenggam kedua tangannya.

“Ru Yuan ayo kita pergi.”

“?”

Wanita itu masih tanpa ekspresi hanya menaikkan bulu mata menatap Liyi sejenak, kemudian menurunkannya kembali.

Mengulang Waktu Ru YuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang