Bab. 10 Bayangan yang Samar
Kemilau langit berubah jingga keemasan, Ru Yuan duduk di atas batu, memandang danau yang indah oleh pantulan bias langit.Kelompok saudagar telah mendirikan tenda istirahat, sebagian menyiapkan dapur dadakan untuk memasak, begitu pula prajurit yang mengikuti. Namun kelompok Zhou Liyi belum juga kembali membuat Ru Yuan cemas, dia menghela napas berkali-kali, meyakini tidak akan ada hal buruk terjadi.
Beberapa waktu kemudian Hong Changing mendekat.
“Nona Ru Yuan, mau bergabung dengan kami?” ajaknya.Ru Yuan melihat sekilas rombongan prajurit sebelum menjawab, “tidak, terima kasih.”
“Jangan sungkan, kami mendapat buruan babi hutan yang besar.”
“Kalian saja, jangan khawatirkan aku.”
Ru Yuan tersenyum kemudian menunduk, dia melihat jari dan memalitnya. Changing melihat wajah cemas Ru Yuan yang menekuk.Dia duduk berjongkok, melihat danau, kemudian melempar kerikil dari arah samping yang menyebabkan pantulan, dan suara sebelum tenggelam.
“Kau khawatir dengan Jenderal? Dia akan baik-baik saja. Kami sudah sering menghadapi puluhan orang di medan perang.”
“Aku tahu itu, aku cemas bukan karena itu, aku-“ Ru Yuan menghentikan gerak bibir.
Dia hampir mengatakan hal yang tidak masuk akal, ketakutan di kehidupan sebelumnya masih tertancap jelas di benaknya. Wajah biru yang berangsur pucat, dingin, dan kaku di pangkuannya.
Yang paling dia takutkan adalah kenangan dari kehidupan lalu, terulang kembali, dia pergi dari Liyi berharap tidak menjadi bencana bagi keluarga Zhou maupun Liyi.
Akhirnya pasukan yang dibawa Hua Chang Fan kembali, Liyi tak sadarkan diri, berbaring di atas gerobak yang digeret kuda.
Hong Changing beranjak dari duduknya berlari ke arah mereka, para pasukan yang lesu karena obat tidur, mereka berjalan saling merangkul.
Ru Yuan mengikuti dengan langkah pelan di belakang, dia akan tenang setelah melihat Liyi baik-baik saja.
“Apa yang terjadi?” Changing membantu salah seorang prajurit.
“Mana Liyi,” tanya Changing.
Mereka diam, menjawab dengan putaran kepala ke arah Zhou Liyi yang berbaring.Pria itu terbaring dengan wajah pucat, bibir membiru dan keringat yang mengalir di wajah.
“Liyi?” tangan Changing menyentuh dahi Liyi, memeriksanya. Badan Liyi dingin seperti es membuatnya terkejut.
“Apa yang kalian lakukan? Cepat panggil tim medis,” teriaknya panik.
“Kami sudah memeriksanya tapi kami tidak tahu racun yang mereka pakai, jadi kami-“ Mereka gemetar untuk melanjutkan yang langsung disahut oleh Changing.
“Jadi kalian akan membiarkannya mati? Cari di antara kelompok saudagar mungkin ada tabib.”
“Baik,” jawab beberapa prajurit, mereka segera bertanya keliling di antara rombongan saudagar.
Ru Yuan merasa sedikit aneh, dia perlahan mendekat karena tidak melihat Liyi di antara mereka.
“Panglima Hong, apa yang terjadi?”
“Nona Ru Yuan, jangan kemari, di sini tidak aman.”
“?”
Ru Yuan melihat Liyi yang tak sadarkan diri dengan wajah pucat, berkeringat, menahan sakit. Gadis itu membeku, tangannya bergetar, seolah luka yang mengering dirobek kembali. Kakinya melangkah berat menuju Zhou Liyi berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengulang Waktu Ru Yuan
RomanceBukan terjemahan! Wang Ru Yuan dijuluki wanita iblis berhati es, setelah menjadi istri Zhou Liyi kemudian balas dendam dengan meracuni satu persatu keluarga zhou, sampai terakhir dia meracuni suaminya yang mencintainya dengan tulus. Dia telah jatuh...