Hong Changing merupakan pemuda yang berpikir sederhana, kemarin dia menatap Ru Yuan seolah ingin menerkamnya, tapi hari ini tatapannya bersinar tanpa beban.
“Nona Ru Yuan, silakan,” ucap Changing lembut dengan senyum ramah.
Pemuda itu mencondongkan badan ke depan, mempersilakan Ru Yuan masuk ke dalam kereta yang sudah disiapkan, gadis itu menaiki tangga setelah mengangguk, meski canggung, tidak ada alasan baginya untuk membenci pemuda itu.
Ru Yuan masuk ke dalam kereta kemudian duduk dengan tenang, tubuhnya bergoyang mengikuti irama gerakan kereta kuda, matanya menatap padang pasir yang tertimbun salju, warna putih yang tebal telah menyelimuti kota.
Memerlukan waktu yang cukup lama untuk sampai ke kota, dia diantar oleh beberapa prajurit dan Zhou Liyi di belakang, kudanya cukup pelan yang biasanya, dia dapat melewati hanya dalam waktu setengah jam, kini mungkin bisa satu jam, agar Ru Yuan nyaman di dalam, Zhou Liyi sengaja memerintahkan kusir untuk berjalan lambat.
Zhou Liyi memperlakukan Ru Yuan dengan lembut, perlahan dia mendekati kereta dan kudanya berjalan di samping jendela.
“Nona Ru Yuan, apa ada sesuatu yang kau butuh kan?”
Ru Yuan menaikkan bulu matannya dan menatap pria dengan wajah dingin. namun, senyum hangat yang terlepas di antara pipinya yang terangkat.
“Aku baik-baik saja, em, Jenderal Zhou, apa tidak ada yang ingin kau tanyakan?”
“Tanya apa?”
Ru Yuan menunduk sesaat kemudian menatap Liyi kembali. “Maksudku jika ada yang hal yang membuatmu penasaran, tanyakanlah, tentang kejadian semalam contohnya.”
Pria itu berpikir dan mendengung, memang benar normalnya informan akan ditanya tentang detail informasi yang ada tapi tidak dengan Liyi, dia sepenuhnya mempercayai Ru Yuan.
“Tidak ada, tidak ada yang perlu aku tanyakan. Katakanlah apa yang membuatmu tidak nyaman, aku tidak akan mengorek informasi lebih jauh darimu.”
Ru Yuan mengangguk mengerti, dia tahu persis Liyi lebih tahu darinya. Kemudian tidak ada percakapan lagi setelahnya, hanya beberapa kali mata mereka saling bertemu dan tersenyum.
Sampai setengah perjalanan menuju kota, suara hentakan kaki kuda mendekat, mereka dihadang oleh kelompok bandit berkuda, penampilan berantakan, membawa panah dan tombak, kuda mereka berhenti tepat di depannya, berbaris membentuk dinding.
Kuda yang dikemudi kusir kereta panik, mereka berhenti mendadak, membuat guncangan kejut, Ru Yuan tersentak dan tangannya langsung berpegangan erat pada kursi.
“Apa yang terjadi?” gumamnya.
“Nona Ru Yuan, kau baik-baik saja?”
“Iya, aku tidak terluka.”Setelah memastikan keadaan Ru Yuan, Zhou Liyi menarik kendali kuda, menuju ke depan.
Meski penampilan mereka seperti bandit Liyi tahu betul mereka adalah pasukan pemberontak, ada satu orang yang tidak asing di antaranya, Mo Anran.
Prajurit yang dibawa Zhou Liyi perlahan memucat, tanpa aba-aba pasukan bandit menyerang. Mereka segera menarik pedangnya, meski jumlah yang mereka hadapi empat kali dari jumlah prajurit tidak ada kata mundur atau gentar, karena tahu jenderal terhebat ada di sana.
Dalam waktu singkat bandit yang menghadapi Zhou Liyi telah tumbang. Namun, jumlah di pihak Liyi pun tidak dapat berkutik.
Ru Yuan melihat pertarungan dari jendela kereta, kelompok itu dengan beringas membantai prajurit dan mengepung Zhou Liyi.
Mo Anran memanfaatkan waktu dia mendekati kereta tempat Ru Yuan berada, kusir kuda turun dari kereta, dia menghadang kuda yang mendekat. Belum sampai kusir itu menarik pedang sebuah panah melesat ke jantungnya, darah mengalir membasahi baju dan dia pun jatuh terkapar tanpa perlawanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengulang Waktu Ru Yuan
Roman d'amourBukan terjemahan! Wang Ru Yuan dijuluki wanita iblis berhati es, setelah menjadi istri Zhou Liyi kemudian balas dendam dengan meracuni satu persatu keluarga zhou, sampai terakhir dia meracuni suaminya yang mencintainya dengan tulus. Dia telah jatuh...