08

7.7K 422 8
                                    

"Lihat hasil ide bodoh mu Pak tua" ucap Arsen.

"Diam lah! Rion, periksa kucing kecil ini" titah Barra dengan tegas.

Kenapa Rion? Dan kenapa tak memanggil dokter? Apa keluarga Greyson telah bangkrut dan tak punya uang untuk sekedar memanggil dokter? Nyata nya tak begitu.

Rion menempuh banyak pendidikan spesialis kedokteran dan inilah hasilnya. Orion Raka Greyson dokter terkenal dinegara ini. Ia memiliki banyak cabang rumah sakit dan salah satunya adalah yang terbesar di Dunia.

Itulah mengapa Barra tidak memanggil dokter lain. Tidak akan Barra biarkan hama Dunia menyentuh walau sedikit kulit Liel yang lembut itu.

Rion dengan sigap mengambil Liel dari pelukan Arsen dengan lembut dan kembali menidurkannya ke kasur tempat Liel semula. Ia memeriksa Liel dengan penuh kelembutan.

Dirasa tak ada yang begitu serius, Rion selesai memeriksa Liel, ia membenarkan selimut yang semula tak beraturan untuk kembali menutup tubuh si kecil. Raut wajah khawatir nya berubah menjadi raut wajah dingin.

"Kesayangan ku tidak apa-apa, dia hanya terlalu takut akan suara itu. Kemungkinan buruk nya dia akan sakit" perjelas Rion setelah melihat keadaan Liel.

"Jika itu parah, maka itu adalah salah kau" bentak Arsen menunjuk ke arah Barra.

"Tenanglah iblis kecil" ucap dingin Barra menepis Jari telunjuk Arsen yang ditunjukkan kepadanya.

"Sudah, kalian pergilah! Malam ini aku yang akan tidur dengan adikku" usir Satria jengah melihat keributan yang terjadi.

"Bagaimana bisa begitu!?" Tanya Arsen dengan Nada membentak.

"Ini adalah kamarku" protes Barra tak setuju.

"Bisa saja." Jawab Satria kepada Arsen.

"Dan untuk pernyataan mu, anggap ini sebagai hukuman karena telah membuat rencana yang begitu buruk" lanjut nya menjawab pertanyaan Barra.

Akhirnya semua mengalah. Mereka membiarkan Satria untuk tidur dengan Liel malam ini. Hanya malam ini, ingat itu.

••••

Matahari belum juga nampak di langit. Bulan masih bersinar dengan sangat Terang, ada yang suka dan ada yang tak suka.

Terlihat seorang pemuda bergerak gelisah dalam tidur nya, seperti sedang bermimpi buruk. Nafas nya tak beraturan dan keringat sebesar biji jagung mulai turun dari pelipis nya.

"No Liel tidak mau, jangan paksa Liel!" tangis Liel dalam tidurnya.

"No! Engh, cukup!" Racau Liel terus menerus dengan air Mata yang keluar dari matanya.

Merasa ada pergerakan acak disampingnya, Satria perlahan membuka Mata karena terganggu.

"Kitten ada apa?" Tanya panik Satria melihat Liel yang menangis namun dengan Mata tertutup.

Dengan cepat Satria menghidupkan lampu kamar yang semula redup menjadi Terang benderang, untuk melihat apa yang terjadi.

"Sayang, bangun kitten" perintah Satria menggoyang-goyangkan badan Liel untuk membangunkannya.

"Jangan buat abang khawatir Liel" pinta Satria yang tak lama meneteskan setetes air Mata nya.

Apa ini? Seseorang yang terkenal dingin dan kejam diluar sana tiba-tiba khawatir hingga menangis? Benar kata Arsen "kenapa tiba-tiba?", Liel ternyata banyak mengubah suasana dan pribadi penghuni mansion besar ini.

Setelah Satria berusaha membangunkan Liel dari bunga tidur nya, usaha itu membuahkan hasil. Mata Liel perlahan membuka menyesuaikan cahaya.

"Ugh, a-abang! Abang Liel takut" adu Liel merangung-raung menangis karena merasa keadaan nya tak Aman.

Liel memeluk erat dan sesekali mencakar Satria untuk meng-ekspresi kan Rasa takut yang luar biasa dirasanya itu.

"Tak apa sayang, abang disini. Liel tak sendiri" begitu terus menerus diucapkan Satria untuk menenangkan Liel.

"Abang, Liel takut. Dia disini, dia akan membunuh Liel! dia ada, dia disini" begitulah yang diucapkan Liel dengan terisak mengingat apa yang ia lihat tadi.

"Sayang, dengar" ucap Satria memegang kedua bahu Liel yang bergetar hebat.

"Yang Liel tadi lihat hanya bunga mimpi, jangan khawatir sayang "dia" yang Liel maksud tidak akan datang. Kalaupun dia datang, dia harus berhadapan dengan keluarga Greyson terlebih dahulu" jelas Satria panjang lebar menjelaskan agar Liel kembali tenang.

Demi tuhan, Satria tidak pernah suka jika miliknya diganggu bahkan dalam mimpi sekali pun. Satria akan mencari tau siapa yang dimaksud Liel, siapa "dia" dalam bunga tidur yang sayangnya berbau bangkai itu. Sungguh, Satria akan segera membunuhnya jika dia benar-benar ada.

"Kitten, kamu Aman. Liel Aman jika bersama keluarga Greyson" ucap Satria lagi dengan ada maksud tersembunyi di balik kalimat itu.

"A-abang bagaimana jika-"

"Tidak sayang, tidak akan. Abang akan memenggal kepala siapa pun yang berani menyentuh kesayangan abang ini" jelas Satria merengkuh Liel kembali kepelukannya.

"Kitten, sesungguhnya kau Aman jika bersama kami" lanjut Satria masih dengan maksud yang sama.

Ah nampaknya mereka memang benar-benar memanfaatkan kelemahan Liel untuk membuat Liel masuk ke dalam kuasa keluarga Greyson.

Liel yang begitu lemah memang seharusnya di jaga banyak serigala buas bukan?

"Kitten, apakah sudah tenang?" Tanya Satria setelah tidak mendengar isakan yang keluar dari bibir merah muda Liel.

"Takut, Liel akan selalu takut~" ucap Liel dengan lemah.

"Semua baik-baik saja, jadi ayo istirahat lagi kitten" ucap Satria setelah memegang kening Liel.

"Panas sekali, ini semua karena Pak tua itu" ucap Satria membatin didalam hati.

"Abang, dingin~" adu Liel tak sadar, dengan suara yang mendayu manja.

Muka memelas dan dengan dengan Mata yang sayu, indah. Perlahan pipi tirus Satria berubah warna menjadi merah samar, sungguh Liel sangat manis dengan wajah itu. Apa lagi saat dibawa- ah tidak! Pikiran itu terlalu Kotor untuk Liel yang begitu suci.

"Bagaimana kau memikirkan itu bajingan!" Bentak Satria dalam hati sadar dengan kesalahan berfikir nya.

"Abang, peluk~" lagi-lagi Liel melakukan nya.

Diam Liel kau akan diterkam oleh seekor singa buas jika terus-terus seperti itu. Lihat lah Satria yang sedang menahan sesuatu di bawah Sana. Apa? Aku tak perlu mengatakannya kan? Seharusnya kau tau apa itu.

"Masuk ke sini sayang" ajak Satria setelah melepaskan baju nya.

Kau berfikir apa? Itu tidak akan. Satria melakukan suatu cara yang pernah ia baca di salah satu buku kedokteran milik Rion, abangnya. Skin to skin.

Skin to skin adalah metode transfer panas yang dilakukan dengan sentuhan kulit.

"Liel sayang abang" ucap terakhir Liel sebelum benar-benar masuk ke dalam Alam bawah Sadar nya.

"Abang lebih jika kau ingin tau, kitten" ucap Satria yang tak Akan didengar oleh Liel.

To be continued 👋

B'BIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang