16

3.4K 304 4
                                    

Sepeda motor arsen membelah angin malam dengan cepat. Jaket yang digunakan Arsen terbawa angin dan itu menambah ketampanan seorang Greyson.

"Kau datang" ucap basa-basi salah satu teman Arsen melihat kedatangan yang bersangkutan.

Arsen berdehem untuk menanggapi basa-basi itu dan kembali bertanya kepada temannya.

"Siapa" tanya Arsen sesingkat mungkin.

Memakai ilmu apa teman Arsen itu hingga mengerti apa yang ditanyakan oleh Arsen.

"Dia-" belum sempat menyelesaikannya jawabannya yang akan dia berikan kepada Arsen perkataannya dipotong seseorang.

"Dat ben ik" ucap orang itu datang ke arah segerombolan teman-teman Arsen.

"Dat ben ik" adalah bahasa Belanda yang jika diterjemahkan dalam bahasa kita maka artinya "itu aku".

Arsen yang melihat siapa yang datang terkejut namun tetap menampakan raut wajah muka datarnya.

"Waarom daag je mij uit, Aidil?" Tanya Arsan masih dengan raut andalannya.

Aidil Aldez Graham, seseorang bermarga Graham keturunan Indonesia dan Belanda dengan perawakan mata biru dan kulit coklatnya, dia begitu sempurna dengan semua yang dimilikinya.

"Ayo buat perjanjian, jika kau menang maka akan kuberikan dua buah koper penuh uang Dan jika kau kalah maka berikan aku satu kucing manis" jawab Aidil memberi penawaran yang lumayan menarik.

"Kucing manis?" Pertanyaan keluar dari mulut Arsen karena tak mengira hanya itu yang dibutuhkan seorang Graham.

"Orang yang sebentar lagi akan menjadi adikku itu, Gabriel" Jawab Aidil tersenyum penuh arti menjelaskan kucing apa yang ia maksud.

"Bagaimana kau tahu tentang adik kecilku" ucap Arsen ketika mulai mengerti apa yang dimaksud Aidil.

"Aku telah lama mengenalnya jauh sebelum kau" ucap Aidil memberitahu Arsen.

"Ganti penawarannya aku takkan menjadikan adik kecilku sebagai bahan taruhan yang tak berguna" ucap Arsen menolak tawaran menarik yang diberikan Aidil kepadanya.

"Pengecut" kata-kata terakhir yang diberikan Aidil sebelum ia berjalan menjauhi Arsen dengan wajah tersenyum mengejek.

Arsen yang mendengar sontak naik pitam dan kembali menaiki motornya untuk menyampaikan sepeda motornya di hadapan garis start.

Aidil yang merasa caranya berhasil hanya tersenyum manis dan bergumam pelan "tunggu aku kucing manis"

Setelah kedua orang itu siap akan mengikuti pertandingan, terlihat wanita dengan pakaian minim mengibarkan bendera dan berdiri di tengah-tengah jalanan yang akan dilalui keduanya.

Wanita itu menghitung mundur sebagai permulaan pertandingan itu akan dimulai

3!
2!

Saat hitungan terakhir akan diucapkan Arsen dan Aidil sama-sama menatap Dan tersenyum simrik di belakang helm yang mereka gunakan.

1!

Hitungan terakhir diucapkan wanita itu. Mereka berdua sama-sama melesat dengan cepat dan sontak teriakan orang memberi semangat terdengar.

Di saat terdapat tikungan curam Aidil melambat agar tidak terjadi kecelakaan yang menimpa dirinya namun di sanalah Arsen mengambil kesempatan untuk menyalip sepeda motor kepunyaan Aidil.

"Bajingan" umpatan Aidil berikan kepada Arsen karena tak menduga cara yang digunakan Arsen kepadanya sangat lah beresiko.

Di jalan yang lurus mereka berdua dengan sepeda motor mereka berada di jarak yang sama. Aidil melakukan kecurangan dengan cara menendang-nendang sepeda motor yang digunakan Arsen bertujuan untuk menjatuhkan orang yang mengendarainya.

B'BIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang