Di ambang keraguan

121 89 22
                                    

"Aku bukan menuduh. Aku hanya berlindung. Aku takut kamu kayak masalaluku."

***

Setibanya Astamita di rumah, Astamita langsung menuju ke kamarnya. Tanpa menganti terlebih dahulu pakaiannya, perempuan itu langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk kesayangan nya. Tak lama ia merebahkan tubuhnya, ia mengerjap di atas kasur. Kedua tangan nya memegang bantal dengan geregetan.

"AAAAAAAAAA, KOK BISA HARI INI SALTING BANGET?!?!? AKU GA MUNGKIN BENERAN SUKA SAMA DIA KAN?!?!? INI BARU DUA HARI AKU KENAL SAMA DIAAAAAAAAA. AKU GA MUNGKIN JATUH CINTAA SAMAA DIAAAAA" ujarnya sembari meremas remas bantal dan memukul kasur untuk melampiaskan perasaan nya.

"TAPI, DIA LUCU BANGETTTTT" senyum gemasnya terukir ketika ia membayangkan semua tingkah Raden yang membuatnya tersenyum.

"Aku baru ngerasain lagi rasanya jatuh cinta sama laki-laki setelah aku gagal moveone dari Cahya tiga tahun lalu" ujarnya, ia merasa kasian kepada dirinya sendiri. Namun, setelah itu ia tersenyum, "Tapi, sekarang akhirnya aku bisa ngerasain rasanya jatuh cinta"

***

Di sebuah kamar yang gelap, Raden mencari sebuah saklar untuk menerangi kamar nya. Dan setelah kamarnya terang benderang, ia menghela nafas berat.

"Perasaan tadi pagi kamar gue rapih deh. Tapi, kok sekarang malah berantakan gini?" ujar Raden penuh dengan teka teki. Raden menghela nafas, ketika ia mengetahui siapa yang membuat kamarnya berantakan.

"Ini kalau ga ade gue pasti ibu sih" hembusan nafas berat terhembuskan lagi dan lagi. Raden hanya bisa pasrah, ia mau tak mau harus membereskan kamar nya terlebih dahulu untuk bisa segera membaringkan tubuhnya yang lelah karena aktifitas hari ini yang cukup berat.

Hari mulai larut malam dan Raden baru saja menyelesaikan pekerjaan nya untuk membereskan kamar nya yang berantakan. Ia kemudian duduk di pinggir ranjang tidurnya untuk memeriksa ponselnya karena ia melihat ada beberapa notif yang muncul di ponselnya.

Senyum Raden mulai terukir ketika ia melihat ada sebuah notifikasi pesan dari Astamita. Rasa lelahnya sekejap menghilang ketika membaca sebuah pesan kecil dari Astamita.

Teh Mita ketos
Kalau udah sampe kabarin
Udah sampe belum?
Jangan sampe kamu pulang malem
lagi kayak kemarin
Kalau kena marah bilang

Raden dengan cepat menekan pesan itu dan langsung membalas ketika ia melihat tanda jika Astamita sedang online. Sembari mencari posisi yang enak, Raden mengetik

Raden R.
Udah
Udah dari tadi teteh
Aku ga pulang malem kok teh
Ga kena marah juga
Amannn

Teh Mita Ketos
Bagus kalau gitu

Raden R.
Makasih ya teteh udah
khawatirin aku 🥰

Teh Mita Ketos
Alay

Raden R.
Kampret teh
Teteh mah sok kitu

Teh Mita Ketos
Wkwkwk

Raden R.
Teh
Tadi cerita aku belum selesai
Mau di lanjut ga teh

Teh Mita Ketos
Sok

14 DAYS LOVING YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang