Pulang bareng.

77 60 40
                                    

"SAL" Salsa reflek menoleh ke belakang ketika namanya di panggil oleh seseorang yang ia kenal.

"Kenapa, Na?" Salsa langsung menghampiri Anna yang memanggil dirinya.

"Ga pulang bareng lagi?" Anna bertanya kepada Salsa yang terlihat sendiri tak seperti sebelumnya.

"Si Raden nya kemana?" tanya Anna lagi dan lagi.

"Dia pulang duluan" Salsa menjawab dengan lemas. Jujur saja walaupun Raden incaran nya yang kedua, tapi ia kecewa ketika Raden menolak ajakannya lagi.

"Biasa, ada urusan katanya" lanjut Salsa. Sudah pasti ia berbohong.

Anna mengangguk angguk mengerti.

"Kalian itu lagi deket atau gimana?" dan lanjut bertanya mengenai Salsa dengan Raden.

Salsa mengangguk dengan cepat walaupun di dalam hati nya penuh dengan keraguan. Ia walaupun sering di ajak pulang bersama dengan Raden. Sebenernya, tidak pernah sedikitpun mendapatkan sebuah pesan whatsapp dari Raden. Ia hanya bisa menerima service Raden secara nyata. Tidak dengan pesan manis atau perilaku lebih.  

"Iya, Na. Aku sama Raden lagi deket deketnya. Dia kayaknya mau nembak aku deh besok"

"WAH IYAA???"

***

"Pake helm teh" ucap Raden sembari akan memasangkan sebuah helm ke kepala Astamita yang ternyata tak cukup tinggi dari dirinya.

"Aku bisa pake sendiri" balas Astamita menolak untuk di pakaikan helm oleh Raden.

"Ga mau" Raden menjauhkan helm yang ia pegang ketika Astamita akan hendak mengambil alih helm yang ia pegang. Wajahnya sedikit menekuk karena sulit sekali membuat Astamita salah tingkah oleh Love language yang ia miliki.

"Masa dia anti aos lagi sih? cewek mana yang bisa nolak cowok aos?" monolog Raden tak habis pikir.

Astamita menarik nafasnya. Lalu, tak lama ia menghela nafasnya itu. Jujur saja, sudah terlalu lama Astamita sendiri. Ia jadi lupa bagaimana caranya untuk mengekpresikan posisinya saat ini. Perasaan nya benar benar sudah mati ketika ia mendapatkan perilaku manis dari seseorang. Walaupun kini seseorang itu adalah Raden Rigo Pratama.

"Yaudah kalau gitu" ujar Astamita. Ia kemudian sedikit menekuk lututnya dan mendongakkan kepalanya, "Pakein"

Raden reflek tersenyum sumringah. Ia dengan senangnya langsung memakaikan helm ke kepala Astamita dan tak lupa ia juga mengikatkan tali helm agar terpakai dengan sempurna.

"Ga usah nekuk lutut juga teh. Teteh udah pendek soalnya" beo Raden

Astamita yang sudah menggunakan helm dengan baik itu reflek menyudutkan senyumannya, "NGEJEK BANGET?!?"

Raden tertawa kecil melihat ekspresi wajah Astamita. "Bukan ngejek teh. Tapi, emang kenyataan" Raden menjeda ucapannya. Ia beranjak berdiri di samping Astamita untuk mengukur tinggi nya dengan Astamita yang hanya berbeda beberapa cm itu.

Tangan Raden di layangkan di udara saat kepalanya lebih tinggi dari kepala Astamita. Astamita yang sadar jika dirinya lebih pendek dari Raden langsung mengjinjitkan kakinya sehingga kini ia yang lebih tinggi.

Raden menoleh ke bawah, ia melihat Astamita yang berjinjit lalu tertawa sangat keras. Perutnya seperti di gelitiki  oleh ratusan orang. "HAHAHAHAHAHA, JANGAN JENGKE ATUH TEHHHH"

14 DAYS LOVING YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang