Pirasat buruk

170 121 163
                                    

Seperti biasa, setelah bel pulang berbunyi, Raden tak pulang terlebih dahulu. Ia sengaja menunggu Astamita yang belum kunjung turun dan pulang dari kegiatan nya. Padahal, sudah terhitung satu jam setelah bel pulang berbunyi Raden menunggu gadis itu keluar dan ingin mengajaknya untuk pulang bersama.

Raden menghela nafasnya, ia reflek menoleh ke belakang ketika ada suara langkah kaki yang terdengar. Wajah datarnya tercipta saat ia melihat siapa pemilik dari suara langkah kaki itu.

"Kenapa belum pulang?" tanya seorang gadis cantik dengan cempolan rambut yang sempurna. Bibir yang tebal, bulu mata yang lentik, hidung yang mancung dan juga alis yang sedikit tebal membuat gadis itu terlihat sangat cantik.

"Wah" Raden melongo ketika ia melihat gadis itu. Gadis yang bisa ia kenal sebagai Salsa. Ketika ia melihat sebuah nametag yang di pakai oleh nya.

Salsa yang sadar jika Raden hanya terdiam ia pun menjentikkan jarinya tepat di depan wajah Raden.

"Heh!" Raden menggelengkan kepalanya, ia tersadar jika dirinya terlalu memperhatikan Salsa dengan kecantikan nya yang membuat matanya tak bisa berkedip.

"Eh" Raden menggaruk kepalanya yang tak gatal. Lalu, ia tersenyum kepada Salsa, "Lagi nungguin Teh—" Raden menjeda ucapannya untuk berfikir kata apa yang harus ia katakan.

Apakah ia harus jujur jika ia sedang menunggu Astamita?

Atau

Apakah ia tak perlu mengatakan jika ia sedang menunggu Astamita?

"Teteh" Setelah bergulat dengan pikirannya, akhirnya mulut Raden melanjutkan kata kata. Ia tersenyum lebar kepada Salsa.

Salsa yang mendengar itu langsung tertawa kecil, ia juga membalas senyuman dari Raden. "Kenapa nungguin aku?" tanya Salsa.

"Mau ngajak pulang bareng teh" ajak Raden to the point dan melupakan apa alasan ia masih ada di sini.

Salsa terdiam sejenak, matanya menelisik ke seluruh perawakan Raden. "Lumayan juga ini anak" kata monolognya.

"Bisa aku jadiin cadangan kalau aku ga bisa dapetin Faisal..." Senyum Salsa semakin terukir ketika ia merasa bangga jika dirinya di sukai oleh seseorang. Tanpa berfikir panjang lagi, Salsa mengangguk

"Boleh! ayo kita pulang bareng"

***

Raden R.
Teh
Tetehhh
Maaf ya aku pulang duluann
Aku ada urusan teh
Teteh tong marahnyaa
Ke besok aku nungguin teteh
Kita pulang bareng besok teh
Loveyou 🥰

Astamita menghentikan langkahnya ketika ia mendengar banyak sekali notifikasi masuk di ponselnya. Cewek itu mengambil ponselnya lalu tersenyum kecil ketika ia melihat siapa yang mengirimkan nya banyak notifikasi.

"Ini sebenernya geli. Tapi, kok aku senyum senyum sendiri?" ujarnya ketika ia sadar jika dirinya tersenyum hanya karena pesan menggelikan yang di kirim oleh Raden.

Astamita
Iya
Pantesan kamu ga ada
di depan gerbang

Raden R.
Hehehe
Teteh nyari aku teh?

Astamita
Pede amat
Ga nyari juga


Raden R.
Hehehehe
Maaf ya teteh
Besok aja kita pulang
bareng nya

Astamita
Iya

Astamita menghela nafasnya saat ia membalas pesan terakhir dari Raden. Jujur saja, ia sedikit kecewa karena hari ini Raden tak melakukan gebrakan apapun untuk hati nya.

14 DAYS LOVING YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang