Buih buih jatuh cinta

154 111 79
                                    

"Perihal aku yang jatuh cinta sama kamu. Itu tak perlu di tanyakan lagi. Sebab, jawabannya masih tetap sama.

***

"TEH!" panggil Raden dengan nada yang sedikit berteriak karena jarak dirinya dengan Astamita lumayan jauh.

Astamita yang merasa terpanggil itu reflek menolehkan kepalanya. Langkahnya terhenti ketika ia sadar jika Raden akan menghampiri dirinya.

"Mau ngobrol sama tetehh" katanya ketika ia sudah berada di samping Astamita.

"Ngobrol apa?" tanya Astamita sembari melangkahkan kakinya untuk melanjutkan perjalanan nya sembari mengobrol dengan Raden.

"Bukan ngobrol sih. Lebih ke minta maaf" ujarnya. Astamita reflek menoleh ke samping menatap Raden dengan tatapan heran.

"Minta maaf buat apa?" kedua alis Astamita terangkat penuh dengan pertanyaan kepada Raden yang ada di samping nya

Raden menarik nafasnya sesaat. Kemudian, ia menghela nafas nya sebelum menjawab. "Buat tadi teh." Raden menjeda ucapannya, "Tadi sebenernya itu aku nyanyiin itu buat teteh. Bukan buat teh Hiraya"

Astamita terdiam sejenak, pandangannya fokus memperhatikan ke arah lapang dengan pikiran nya yang sedang memikirkan kejadian tadi. Senyum kecil milik Astamita terukir, ia langsung menolehkan lagi kepalanya kepada Raden dengan tatapan mata yang menatap teduh kepada laki laki itu.

"Emang kenapa kalau kamu nyanyiin itu buat Hiraya?" wajah Astamita mengerut, perempuan itu menjeda ucapannya. "Ada yang salah?"

"Ada" sahut Raden to the point.

"Salahnya mereka ngira kalau gua naksir Teh Hiraya. Padahal mah...Gua naksirnya teteh, teh" monolog Raden bergeming sembari menatap Astamita yang juga sama, tengah menatap nya.

"Apa salahnya?" Astamita masih dalam pertanyaan yang belum ketemu jawabannya.

"Aku takut di kira main main teh. Aku kan Jatuh cinta nya sama teteh. Masa aku mau nge baperin Teh Hiraya?" kini kedua alis Raden yang terangkat. Ekspresi nya sangat lucu ketika ia mengatakan kalimat ini.

"Emang kamu pikir Hiraya baper sama kamu?" tanya Astamita. Dari tadi ia hanya memiliki pertanyaan kepada Raden yang selalu saja memiliki alasan untuk segala pertanyaan Astamita.

"Takutnya tetehhhh" balas Raden.

"Ga bakalan. Hiraya ga bakalan baper kalau cuman di gituin. Dia juga tadi keliatan kalau cuman main main" ujar Astamita. Ia menjeda ucapannya, "Pemain ketemu pemain" senyum kecil nya kembali terukir ketika merasa jika ini adalah kejadian yang paling lucu.

"Maksud teteh?" Raden mendongakkan kepalanya ke depan. Kedua tangan nya memegang tangan Astamita.

Astamita menahan nafasnya ketika ia tak sengaja melihat dan kedua bola matanya berpapasan dengan dengan kedua mata Raden.

Setelah lima belas detik, Astamita memalingkan wajahnya, ia sedikit mundur untuk memberi jarak dengan Raden. Namun, sayangnya Raden malah semakin mendekatkan diri.

Cowok itu mengikuti Astamita dan berdiri di samping Astamita tanpa jarak apapun. Astamita hanya bisa pasrah. Semua tingkah laku Raden seolah olah tidak bisa ia tolak.

"Maksud teteh apa teh? Raden bertanya kembali kepada Astamita. Laki laki itu menjeda ucapannya. "Teteh kira aku pemain teh??"

Astamita menatap Raden sejenak. Kemudian ia membuang wajahnya ketika Raden sama sama sedang menatapnya. 

"Keliatan sih..." balas Astamita

Raden menghela nafas heran.

Dirinya? terlihat seperti pemain?
Ini kekonyolan yang sering ia dengar.
Bagaimana dirinya bisa di claim sebagai pemain disaat dirinya sering menjadi korban main? dirinya sering di selingkuhi oleh pacarnya? apa dirinya pantas di sebut seorang pemain????

14 DAYS LOVING YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang