Banyak moment

64 38 62
                                    

Raden tersenyum sumringah ketika ia melihat Astamita yang memegang kelompok nya. Sebenernya, ia memiliki firasat jika Astamita yang ingin memegang kelompok nya sendiri. Maksudnya, ini permintaan dirinya sendiri bukan karena tuntutan tugas nya.

"Kenapa den senyum senyum sendiri gitu?" tanya Afrizal ketika ia merasa ngeri melihat Raden tersenyum sendiri

Raden menggelengkan kepalanya, senyumnya masih belum ia tarik. "Gapapa, zal. Lagi bahagia aja"

***

"Teh! menurut teteh ini bagus pake warna apa?" tanya Raden sembari memperlihatkan beberapa warna cat kepada Astamita yang duduk di depan nya.

"Gatau. Kamu tanya temen kelompok kamu jangan tanya aku" jawab Astamita.

Raden menghela nafas, ia sebenernya sedikit malas dengan balasan yang tak sesuai harapan nya. Memang, Astamita itu tidak bisa di tebak.

"Udah ah! Bagian melongken weh abi mah" katanya.

"Pundung" Astamita menyudutkan senyumannya ketika ia melihat Raden yang terlihat kecewa kepadanya. Raden yang mendengar Astamita itu tak menjawab apapun.

"Kerjain Raden..." Tegur Astamita

"Ga mau"

"Kok gamau?"

"Males ah teh. Mau nya Painting date sama teteh"

Astamita menelan ludahnya ketika ia mendengar kata kata sakral dari Raden yang bisa membuat hati nya dag dig dug. Sebelum, harga dirinya jatuh. Astamita mengalihkan pandangan nya.

"Aku ga bisa ngelukis. Jadi, sok aja kerjain" balas Astamita.

"Aku ajarin teh" Kata Raden sembari mengambil kuas dan menarik lengan Astamita.

Astamita yang merasa lengan nya tertarik hanya terdiam, ia tak bisa berkutik apa apa ketika Raden memberikannya kuas dengan cat yang sudah anak itu tumpahkan dalam wadah.

"Kayak gini teh" Raden mulai mengerakkan tangan Astamita untuk melukis di pot tanaman yang seharusnya di lukis oleh dirinya dan kelompok nya. Namun, ini ia lakukan malah dengan Astamita?

"Khm!" Marsya selaku teman kelompok Raden dengan sengaja batuk membuat Astamita menoleh kepadanya dan reflek membuang kuas yang kemudian tak sengaja terkena ke tangan Raden.

"Astaghfirullah, tetehhhhh" Ia menunjukkan tangan nya yang terkena cat kepada Astamita. Astamita yang merasa bersalah langsung menumpahkan air ke tangan Raden dan mencoba untuk mencuci cat yang menempel di tangan nya.

"Aduh, maaf maaf" ucap Astamita.

"Maaf maaf aja ga cukup teh" balas Raden. Raden menatap Astamita secara dekat.

"Maksud kamu?" Astamita menatap balik Raden. Kini keduanya saling tatap tatapan dengan jarak yang terhitung jengkal.

"Jadi pacarku yuk teh?"

Astamita terdiam sejenak, kemudian matanya beralih ke arah lain. "Gila kali" dan langsung beranjak berdiri menghampiri Sera dan Sekala yang terlihat sudah menyelesaikan pekerjaan mereka.

"SERA!!!" Astamita langsung berlari ke arah Sera dan Juga Sekala tanpa menjawab ucapan celetukan dari Raden. Raden yang melihat jika Astamita menghindari kata katanya hanya tersenyum kecil. "Liat teh, suatu saat aku bakalan bisa buat teteh jatuh cinta sama aku"

14 DAYS LOVING YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang