part 37

353 25 6
                                    

Selamat membaca...
#semoganaikkembali/banyakpembaca
-

-

-

6 tahun pun sudah berlalu. Kini Raivaro sudah berumur 15 tahun. Ia sudah menduduki SMA kelas 1. Begitupun dengan Jeane. Ia sudah berumur 13 tahun dan sudah menduduki SMP kelas 2.

SMA dan SMP nya itu adalah milik valdo keduanya, Namun walaupun keduanya itu milik papahnya, mereka tetap belajar rajin, tidak sombong, mereka selalu rendah hati kepada teman temannya sendiri.

..

Pagi buta, disaat azan subuh. Rai pun terbangun karena mendengar azan subuh tiba. Ia bangun mencuci wajahnya dan menyikat giginya, kemudian ia pun berwudhu.

Selesai berwudhu Rai tak lupa membangunkan adiknya agar adik kecilnya itu sholat subuh berjamaah dengan seluruh rumahnya itu.

Mereka pun memasuki musholla pribadi yang ada dirumahnya itu. Flora dan valdo pun datang kemusholla untuk sholat subuh berjamaah.

"Siapa jadi imam." Tanya valdo yang selesai berwudhu itu.

"Papah aja lah." Jawab Rai yang membenarkan sarungnya itu.

"Rai aja nak. Biar belajar menjadi imam." Balas valdo yang tersenyum.

Rai pun pasrah dengan perintah papahnya itu. Ia tak berani membantah apa yang diperintahkan oleh papahnya itu.

"Allah huakbar."

..
Selesai sholat subuh, Rai pun mandi dan bersiap siap ingin pergi ke sekolah.

"Nak makan dulu sebelum berangkat sekolah." Ajak lembut seorang ibu yaitu flora.

"IYA MAHH." Jawab mereka yang teriak itu.

Mereka pun langsung menuju meja makan untuk sarapan.

Ditengah-tengah hening, Valdo pun membuka suara.

"Inget mau gimana pun kelakuan kalian, tetap jaga adab kalian kesiapa pun. Mau yang muda atau yang tua okey." Pesan Valdo kepada anak anaknya itu.

"Siap laksanakan pah, apapun perintah papah akan Aban laksanakan pah." Jawab Rai yang selalu menuruti perintah papahnya itu.

"OKEYY papah, apasih yang gak buat papah untuk jede." Jawab Jeane yang memasang wajah imut itu.

-

"Mah pah, aban sama jede berangkat dulu yah. Minta doa dan restunya yah mah pah. Agar ilmu yang guru berikan bisa masuk keotak kami." Pamit Rai dan meminta doa dan restu kepada orang tuanya. Ia selalu begitu ketika ingin berangkat sekolah. Ia anak yang rajin, seringkali mendapatkan rangking.

"ABANN RAIII." Teriak adik kecilnya yaitu Jeane.

"Iyaa jede? Kenapa toh? Teriak teriak Mulu." Jawab lembut Rai kepada adiknya itu.

"Aban liat gelang jede gak? Kayaknya berceceran disini deh. Liat gak ban? Plis liat dong." Tanya Jeane yang panik itu.

Rai pun bingung apa yang dimaksud adiknya itu. "Apa itu gelang jede? Aban gak tau gelang." Tanyanya balik kepada Jeane itu. Ia tak tau apa itu gelang, karena dia adalah anak yang polos dan tidak tau apa apa.

"Aishh Aban nih, yang buat di pergelangan tangan itu loh ban, yaudah deh biarin aja." Pasrah Jeane sambil memasang kaos kakinya itu.

Rai pun tersenyum melihat tingkah laku adiknya itu. Mengapa ia memanggil Jeane itu jede? Karena itu singkatan dari Jeane Dede.

"Udah siap jede?." Tanyanya yang didepan pintu itu.

"Udah ban, eh bentar? Dasi Aban kok berantakan gitu, sini jede benerin ah. Aban ini sama seperti papah, gak bisa pasang dasi." Ucap Jeane sambil merapikan dasi Raivaro itu.

Pilihan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang