Selamat membaca
-
-
-
-Keesokan harinya
"Ugss,ess sakit banget,a-aku dimana?"bingung valdo Baru saja sadar dri komanya.
"Syukur sayang,kamu udh sadar"datang fiony
"Kak kenapa mata aku buram ka"ucap valdo ingin menangis.
Valdo berusaha untuk mengucak matanya namun tidak bisa melihat ,karna penglihatan mata kirinya.
"KAK AKU KENAPA?"teriak valdo.
"KAK JAWAB, KENAPA MATA AKU BUREM!!? DAN KENAPA KAKI KANAN AKU GA BISA GERAK?"teriak valdo.
Fiony pun tidak bisa menjawab pertanyaan sedih si Valdo. Ia malah menangis melihat Valdo.
Valdo pun tak percaya bahwa dirinya tidak bisa bergerak. Ia ingin turun dri kasur rumah sakit.
"Valdo nanti kamu jatoh dek,udh jangan dipaksain ini takdir tuhan"tangis fiony.
"Ka.. kaki Valdo patah ka.." Tangis Valdo yang kemudian berduduk dilantai.
Saat Valdo terduduk. Ada Gito yang datang dan melihat Valdo terduduk di lantai tersebut.
"Astaga Fiony! Kamu memperlihatkan adik kamu seperti ini hah?." Kesal Valdo sambil mengangkat Valdo ke kasurnya.
"Pah.. Valdo cacat pah," ucapnya dengan nada lemas, mata yang layu, dan badan yang bergetar.
"Kamu yang sabar yah nak,tuhan selalu memberikan yng terbaik,ini hanya takdir tuhan nak,yng sabar yah putra papah tersayang"ucap Gito menenangkan putra kesayangannya.
Valdo pun memeluk Gito. Gito pun membalas pelukan tersebut dengan lembut.
Lalu para Lazio pun datang, untuk menjenguk valdo tersebut. Setelah mereka menunggu keadaan Valdo di penginapan sebelah rumah sakit.
Kedatangan mereka tidak disambut meriah oleh Valdo. Wajah valdo yang datar, dan tatapan kosong ke arah depan. Ia menghiraukan kedatangan sahabatnya tersebut.
"Valdo?.. lo gapapa kan?." Tanya Daniel yang sedikit bingung, karna valdo tidak menjawab salam mereka.
Valdo hanya terdiam. Dan ia juga tidak begitu mendengar karna ada permasalah di telinganya.
"Sayang dia kenapa?"tanya Ferrell kepada fiony.
Fiony hanya menggelengkan kepalanya, ia tak bisa menjelaskan karna tangisnya itu.
Ferrell pun peka, ia menghampiri Fiony dan memeluk Fiony yang tengah bersedih tersebut.
"Om, boleh kami nanya. Valdo kenapa om?." Tanya Gracio.
Gito pun menghela nafasnya sebelum menjawab pertanyaan Cio. "Dia mengetahui bahwa dirinya mempunyai banyak kekurangan setelah tabrakan. Ada permasalahan ditelinganya, mata kirinya yang bermasalah sehingga tak bisa melihat dengan jelas, dan kakinya yang patah. Ia sangat kecewa karna ia cacat." Jawabnya.
Mereka pun mengangguk, dan mereka menghampiri Valdo yang masih menatap lurus dengan tatapan kosong.
"Do Lo ga-."
"Tinggalin gua, gua cacat. Gua adalah manusia yang ga pantas untuk berteman sama kalian. Dan ketua yang tidak becus, Tidak mungkin ada ketua geng yang cacat. Kalian bisa ninggalin gua." Ucap Valdo yang memotong pembicaraan mereka. Dan berbicara seolah untuk menjauhi dirinya yang cacat.
"Revaldo Azarian Revisan. Lo ga boleh ngomong gitu do. Kita ini sahabat lo, yang dulu berjanji tidak boleh berpisah dan saling menjauhi. Mana mungkin kami ninggalin Lo gitu aja, not my style. Seburuk buruknya lo, sebagaimana nya elo. Kami tetap menemani lo sampe lo bener bener sembuh." Ucap febri panjang lebar untuk Valdo. Karena mereka sangat setia kepada teman teman termasuk Valdo.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Aku [End]
Romance(End) "Cinta itu seperti angin, kamu tidak bisa melihatnya tapi kamu bisa merasakannya."