Lima Belas

1.2K 301 53
                                    

Bayu akhirnya nekat pulang ke Jakarta. Dia memang kakak yang paling dekat dengan Vidia dan Dio. "Lo kok maksain diri sih, Bay?" tegur Kay.

Siang hari memang Kay yang kebagian menunggu Vidia di rumah sakit. Gadis itu sudah mengeluarkan gas dan diperbolehkan makan. Tapi dokter menyarankan untuk memulai dengan makanan lembek seperti bubur, juga sebaiknya Vidia  menghindari makanan yang berbumbu tajam.

"Gue kan nggak tenang kalo Vidia kenapa- napa, Mbak." ujar Bayu setengah menggerutu. Dia datang langsung dari Depok tidak pakai balik ke Kembangan dulu. Dalam balutan varsity jacket abu- abu dan celana kargo warna krem serta ransel yang tersandang di punggungnya, cowok jangkung itu tampak begitu khawatir begitu memasuki ruang rawat inap Vidia.

"Kok elo yang jaga?" tanya Bayu.

"Abang lo lagi ada meeting di kantor. Mas Saga juga sama. Siapa lagi yang harus jaga?" ucap Kay lirih.

"Dio?"

"Gue udah kasih pengertian sama dia kok. Dan dia fine- fine saja. Bagi dia yang terpenting Mbak Vidianya cepat sembuh." Ungkap gadis itu. "Eh lo udah makan?"

"Udah tadi. Sebelum berangkat gue sarapan bubur ayam di depan kosan." Jawab Bayu. "Lo sendiri gimana? Udah makan?"

"Sama. " Gumam Kay lirih. "Tadi gue juga udah sarapan roti sama Nutella."

***

Agha: Kay?

Agha: sibuk gak sih ?

Mendengar ponsel yang ia simpan dalam tasnya berdenting ketika menunggu makaroni panggang pesanannya, Kay mengaduk tas selempangnya. Menemukan benda itu menyala terang dengan notifikasi pesan dari Nakula Aghastya alias Agha.

Membaca pesan-pesan itu membuat dada Kay serta-merta bergetar. Jantungnya berdegup tak karuan. Itu hanya pesan pendek via WhatsApp, tapi rasanya sudah seperti melihat Agha sedang berdiri di hadapannya sambil menyunggingkan senyumnya yang menawan.

Kayana: hai, Gha. Gue lagi di RS.

Agha: RS? Lo sakit?

Kayana: bukan gue sih yang sakit. Kakaknya anak asuh gue .

Agha: oh kirain.

Agha: jadi gimana Kay, jadi nggak Sabtu kita ke luar?

Kayana: aduh, Gha. Liat nanti ya. Gue hubungin elo deh.

Agha: okeee. Sip.

Kayana gelisah. Merasa tidak enak hati. Apa yang harus dia lakukan? Saat ini semuanya serba tidak pasti. Siapa tahu dengan perubahan kondisi yang terjadi, dirinya diminta untuk menunda libur. Meski sekarang sudah ada Bayu yang bela- belain balik dari Depok demi bisa menjaga adik perempuannya. Ya walau pun dirinya punya hak dan jatah untuk libur seminggu sekali.

Lagi pula menolak ajakan Agha sama dengan menolak rezeki. Pergi bersama Agha bisa jadi kesempatan bagus. Siapa tahu cowok itu mau nembak dia. Kalau menolak ajakan Agha, jangan- jangan cowok itu menilai Kay jual mahal. Sengaja bersikap hard to get ke Agha, yang mana hal itu tidak mungkin sama sekali. Apa sih yang mau dikejar dari seorang Kayana Amandhira? Dia cuma seperti cewek kebanyakan. Seorang Nakula Aghastya pasti punya penggemar lebih dari satu orang kan?

Dan kalau Kay jual mahal, belum tentu Agha mau beli.

Yah, sebagai seorang gadis, Kay masih memikirkan hal- hal dangkal semacam itu. Dia sudah lama jatuh cinta pada Agha. Cowok itu tidak pecicilan, dewasa dan bertanggungjawab. Tahun ini kemungkinan dia juga akan wisuda bareng Karyn dan Julian. Dia bakalan menjadi pengacara muda. Calon orang sukses.

 Sweet HomeWhere stories live. Discover now